KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 16 Januari 2012

RAJA YANG MEREDAM KEKACAUAN

Kita sering terheran dengan simbol-simbol mitologi China karena di mana pun di dunia, raja dari segala binatang adalah singa, bukan macan. Konon, menurut legenda China pada zaman dahulu kala, singa termasuk salah satu shio dari 12 binatang dalam kepercayaan masyarakat China. Tidak ada macan.

Karena singa itu terlalu kejam, Dewa Utama mau menyingkirkan singa dari struktur shio. Tetapi Dewa Utama tidak bisa begitu saja melakukannya karena singa adalah raja dari segala raja binatang. Kalau singa mau disingkirkan, perlu binatang baru untuk mengontrol binatang-binatang yang ada. Dia teringat sama macan.

Macan sendiri adalah makhluk yang tidak penting di dunia manusia, lanjut legenda yang ada. Namun, ketika macan belajar keahlian bertarung dari kucing, sang macan menjadi ksatria gagah berani. Semua binatang yang menantang dia akan mati atau luka parah sekali. Macan yang selalu menang dalam perkelahian menjadi terkenal karena keahliannya.

Karena macan menjadi sangat terkenal, Dewa Utama memanggilnya ke kahyangan. Setibanya di sana, macan pun berhasil mengalahkan semua ksatria Dewa Utama. Setelah memenangkan semua pertempuran, macan pun menjadi salah satu ksatria penting Dewa Utama.

Namun, setelah macan menjadi salah satu ksatria penting Dewa Utama, binatang-binatang di dunia mulai menyerang manusia karena kurangnya pengawasan. Berbagai kejadian telah menarik perhatian Dewa Utama, dan kemudian memerintahkan turun ke bumi untuk melindungi umat manusia.

Macan kemudian meminta persyaratan untuk setiap perkelahian yang dimenangkan, ia ingin mendapat penghargaan. Permintaannya dikabulkan oleh Dewa Utama. Setelah tiba di bumi, macan mempelajari kalau singa, beruang, dan kuda adalah binatang paling kuat. Macan menantang semua dan menang.

Ketika berbagai makhluk jahat mendengar kemenangan macan, semua bersembunyi di hutan yang tidak berpenghuni dan tidak pernah terlihat lagi. Seluruh umat manusia berterima kasih kepada macan karena mengalahkan makhluk-makhluk jahat.

Macan pun kembali ke kahyangan. Karena macan telah menang tiga kali, Dewa Utama menempatkan tiga garis utama di kening sang macan. Lewat beberapa waktu, dunia kembali dikacaukan oleh seekor kura-kura yang memiliki kekuatan magis jahat. Bumi dibanjiri air bah oleh kura-kura tersebut.

Macan kembali dikirim ke bumi dan membunuh kura-kura jahat tersebut. Dewa Utama kemudian memberikan penghargaan dengan menambah garis horizontal di tengah tiga garis yang dihadiahkan di kening macan. Penambahan garis ini membentuk aksara China "wang" yang berarti raja. Aksara kanji "wang" ini sampai sekarang masih terlihat di kening macan.

Ketika Dewa Utama mendengar kebrutalan singa di dunia, diputuskan status shio singa dicopot dan macan dipilih untuk menggantikan singa dalam strata shio kepercayaan China. Selain memiliki status shio, macan pun dinobatkan sebagai raja dari segala binatang. Macan dalam legenda China disimbolkan sebagai peredam kekacauan yang terjadi di bumi. [Selvia Zheng / Gorontalo]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA