Ketika melihat orang banyak mencari dia ke mana-mana dengan obor menyala, si nelayan cepat-cepat melumasi tubuhnya dengan debu dan duduk di bawah pohon, seperti kebiasaan orang-orang suci di India.
Pemilik dengan para perondanya tidak bisa menemukan pencuri, meskipun dicari sampai lama. Yang ditemukan hanya seorang suci, berlumuran debu duduk di bawah pohon tenggelam dalam renungan.
Hari berikutnya tersiar kabar di mana-mana bahwa seorang bijak agung bermaksud tinggal menetap di halaman orang kaya tadi. Orang berdatangan membawa bunga dan buah-buahan dan makanan, dan bahkan banyak uang untuk menyampaikan hormat bakti, karena ada kepercayaan bahwa derma, yang diberikan kepada orang suci, menurunkan berkat Tuhan kepada pemberi.
Si nelayan jadi orang bijaksana, heran akan nasibnya yang baik. "Lebih gampang cari nafkah dari kepercayaan orang-orang ini daripada bekerja tangan," katanya kepada dirinya. Maka ia terus merenung-renung dan tidak ingin kembali bekerja lagi. [Stella Zheng / Jember]