KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 22 September 2011

BUKU TAGIHAN HUTANG PARA DEWA

Pada dinasti Qing di kota Ming Xian ada seorang pejabat bermarga Wang, selalu memakai penanya menjatuhkan hukuman orang, orangnya picik dan serakah. Tetapi setiap dia melakukan korupsi, maka suatu hal aneh akan terjadi menghabiskan uang yang dikorupsinya.



Pada suatu hari dikuil Ming Xian ada seorang murid pendeta Tao, pada malam hari sedang tertidur di koridor di kuil. Tiba-tiba dia mendengar percakapan antara 2 orang dewa, seperti membahas sebuah masalah, membuka buku tagihan hutang mereka sambil berkata, "Pada tahun ini orang ini terlalu banyak korupsi dan serakah pada harta, dengan cara apakah supaya dia kehilangan harta tersebut?" Dewa yang satu lagi menjawab, "Dengan Cuiyun sudah cukup!, tidak usah memikirkan cara yang lain lagi."



Pendeta Tao kecil ini sudah mengetahui di kuil ini sering terjadi hal-hal yang supranatural, dia sudah tidak heran lagi, tetapi dia tidak tahu dewa menginginkan pejabat Wang kehilangan hartanya dan siapakah Cuiyun itu?"



Tidak lama kemudian dia mendengar desas-desus, "Pejabat Wang mencintai seorang pelacur bernama Cuiyun, menghabiskan banyak hartanya, sekarang sudah hampir bangkrut." Pendeta Tao cilik dengan menjerit "Wah" sekarang  semuanya menjadi jelas "Rupanya demikian!".



Tidak berapa lama kemudian dia mendengar lagi, "Pejabat Wang menderita penyakit ganas, tidak ada uang untuk biaya pengobatan, kehidupannya sangat susah, dia sudah dipecat dari jabatannya." Dia menjadi bahan desas-desus di masyarakat seperti, "Dia telah mencelakai terlalu banyak orang, telah mengkorupsi puluhan ribu emas dan lain sebagainya."



Yang terakhir terdengar bahwa pejabat Wang telah menjadi gila dan mati di jalanan. Tidak ada yang menguburkannya. [Vina Koh / Pangkal Pinang / Bangka / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA