KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 18 Mei 2013

KISAH CINTA SEPASANG CICAK

Kisah yang diambil dari buku cerita di Jepang ini mengajarkan kepada kita soal cinta yang tak kenal kata menyerah.

Seorang bapak berniat merenovasi rumahnya. Untuk itu ia merontokkan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap di antara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat.

Bapak itu merasa kasihan sekaligus penasaran. Ketika ia mengecek surat itu, terkejutlah dia karena surat tersebut telah ada sejak 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun. Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

Bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya? Bapak itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu. Apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Tidak tahu darimana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya! Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun.

Sungguh ini sebuah cinta. Cinta yang indah. Sebuah bukti bahwa cinta bisa membuat keajaiban. Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan, bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, akses kita untuk mendapatkan informasi berkembang sangat cepat. Jarak menjadi bukan persoalan. Namun, tak peduli sejauh apa jarak di antara kita, berusahalah untuk tetap dekat dengan orang-orang yang kita kasihi. [Irene Ang / Malang]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
Selanjutnya ->

Rabu, 15 Mei 2013

KELEMAHAN ATAU KEKUATAN ?

Terkadang kelemahan terbesar kita bisa menjadi kekuatan terbesar kita. Kisah berikut ini mungkin bisa menjadi contoh.

Seorang anak berumur 10 tahun memutuskan untuk mempelajari judo, meskipun ia baru saja kehilangan lengan kirinya karena kecelakaan mobil. Anak itu mulai mempelajari judo. Ia merasa baik-baik saja, namun ia tidak mengerti mengapa setelah tiga bulan pelatihan gurunya hanya mengajarkan satu langkah.

"Sensei (Pelatih)," akhirnya anak itu bertanya, "Bukankah aku akan mempelajari lebih banyak gerak?"

"Ini adalah satu-satunya langkah yang kau tahu, tapi ini juga satu-satunya langkah yang rasanya harus kau ketahui," jawab Sensei itu.

Tidak cukup memahami maksudnya, tapi karena percaya pada gurunya, anak itu terus berlatih.

Beberapa bulan kemudian, Sensei membawa anak itu ke turnamen pertamanya. Mengejutkan. Anak itu dengan mudah memenangkan dua pertandingan pertamanya. Pertandingan ketiga ternyata lebih sulit, tapi setelah beberapa waktu, lawannya menjadi tidak sabar dan merasa punya beban, maka anak itu pun dengan cekatan menggunakan satu gerakan untuk memenangkan pertandingan. Masih terkagum dengan kesuksesannya, anak itu sekarang berada di final pertandingan.

Kali ini, lawannya lebih besar, lebih kuat, dan lebih berpengalaman. Untuk sementara, anak itu tampaknya kewalahan. Khawatir anak itu mungkin terluka, wasit memberikan istirahat. Ia hendak menghentikan pertandingan ketika sensei ikut turun tangan.

"Tidak," Sensei bersikeras, "Biarkan ia melanjutkan."

Segera setelah pertandingan dilanjutkan kembali, lawannya melakukan kesalahan penting: ia menurunkan pertahanannya. Seketika, anak itu menggunakan langkahnya untuk menjepitnya. Anak itu memenangkan pertandingan dan juga turnamen pertamanya. Ia menjadi juara.

Dalam perjalanan pulang, anak laki-laki itu dan Sensei membahas setiap gerakan dalam setiap pertandingan. Anak itu pun memberanikan diri menanyakan apa yang sebenarnya ada di pikiran Sensei.

"Sensei, bagaimana aku bisa memenangkan turnamen hanya dengan satu langkah?"

"Kau menang karena dua alasan," jawab Sensei. "Pertama, kau hampir menguasai salah satu teknik paling sulit dalam judo. Dan kedua, pertahanan yang dikenal lawan hanya langkah untuk meraih lengan kirimu."

Rupanya kelemahan anak itu telah menjadi kekuatan terbesarnya. [Lena Lim / Kisaran]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

Selanjutnya ->

BERBUAT BAIKLAH TANPA HARUS MENUNGGU

Ada dua orang ibu masuk ke toko pakaian dan ingin membeli baju. Ternyata pemilik toko sedang dalam kondisi yang tidak ramah. Ia melayani dengan muka cemberut dan cenderung tidak sopan.

Ibu yang pertama jengkel dengan pelayanan seperti itu. Namun berbeda dengan ibu yang kedua. Ibu ini tetap riang dan malah bersikap sopan terhadap penjualnya.

Ibu pertama bertanya, "Mengapa Ibu bersikap demikian sopan pada penjual yang menyebalkan itu?"

"Kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah penentu atas hidup kita, bukan org lain," jawab Ibu kedua.

"Tapi ia melayani kita dengan buruk sekali," bantah Ibu pertama.

"Itu masalah dia. Kalau dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan sebagainya, toh tidak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan menentukan hidup kita. Padahal kita yang bertanggung jawab atas diri kita," jelas Ibu kedua.

Apa yang dilakukan oleh Ibu pertama memang sering kita alami. Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain. Kalau orang lain memperlakukan kita buruk, kita akan membalasnya dengan tindakan yang juga buruk. Begitu juga sebaliknya.

Kalau direnungkan, sebenarnya betapa tidak arifnya tindakan kita. Kenapa untuk berbuat baik saja harus menunggu orang lain baik dulu? Jagalah suasana hati kita sendiri, jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak! Kita yang bertanggung jawab atas hidup kita, bukan orang lain.

Pemenang kehidupan adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yg sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, dan yang tetap tenang di tengah badai yang paling hebat. [Diana Chuang / Kendari]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
Selanjutnya ->

JANGAN ASAL MENGKRITIK

Seorang pengusaha sangat kritis terhadap kaca etalase pesaingnya. "Kenapa kaca ini kotor sekali. Ini benar-benar etalase paling kotor di kota ini," katanya. Teman-teman sesama bisnisnya bosan mendengar kritik yang terus-menerus dikeluarkan oleh pria itu tentang kaca etalase.

Suatu hari sambil minum kopi, pengusaha itu berencana melakukan perjalanan jauh. Sebelum berangkat, seorang pemilik toko temannya menyarankan pria itu membersihkan kaca etalasenya sendiri. Ia mengikuti saran temannya.

Hari berikutnya saat minum kopi, ia berseru," Sulit dipercaya. Segera setelah saya membersihkan kaca etalase saya, pesaing saya juga melakukannya. Dan kau harus melihat etalase itu benar-benar bersih."

Konfusius pernah mengatakan, "Jangan mengeluh tentang salju di atas tetangga Anda, saat depan pintu Anda sendiri tidak bersih." [Elisabeth Wang / Banda Aceh]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
Selanjutnya ->

BAHAGIA SOAL PILIHAN!

Seorang motivator ketika acara tanya jawab dalam sebuah seminar ditanya tentang apakah pasangannya membuat ia bahagia?

Jawaban mengejutkan keluar dari motivator itu. "Tidak!"

Sontak seluruh pendengar saling pandang mengingat pasangan sang motivator itu duduk di barisan terdepan dan sebelumnya diperkenalkan oleh sang motivator. Dari gerik badannya, pasangan motivator tersebut seperti malu dan ingin pergi selekasnya dari ruangan itu.

"Tidak," tegasnya sekali lagi, "Pasanganku tidak bisa membuatku bahagia. Memang, ia seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, atau selingkuh. Ia setia dan memenuhi semua kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tak bisa membuatku bahagia."

Sebuah suara bertanya, "Mengapa?"

"Karena tak seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri," kata motivator itu.

Dengan kata lain, tidak ada orang yang bisa membuat kita bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuat kita bahagia, karena yang bisa membuat diri kita bahagia adalah kita sendiri. Kita bertanggung jawab atas diri sendiri. Jika kita merasa berkecukupan, tidak merasa minder, selalu percaya diri, kita tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.

Kebahagiaan adalah masalah pilihan. Maka, berbahagialah. Hidup pun akan menjadi indah. Saya lalu teringat dengan omongan seorang pemimpin agama, "Bukan karena hari ini indah kita bahagia, namun karena kita bahagia maka hari ini indah." [Anita Li / Jayapura]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
Selanjutnya ->

Sabtu, 11 Mei 2013

LANGKAH JADI RINGAN

Gadget akan beroperasi ringan dan lincah manakala kartu memorinya dikurangi isinya. Semakin banyak yang dikeluarkan semakin ringan dan cepat kerjanya.

Terkadang hidup ini seperti demikian. Bila langkah hidup ini ingin menjadi riang dan ringan, harus ada kerelaan untuk membersihkan memori dari segala hal yang sesungguhnya tidak diperlukan namun sering masih dianggap perlu, dan digeret kemana diri melangkah.

Ingin langkah hidup ini membahagiakan? Salah satunya adalah rela membuang isi memori yang tidak penting. Tidak sedikit orang yang mampu melakukan dan memiliki kerelaan ini.

Kosongkan saja memori kita dari segala hal yang tidak diperlukan lagi, dan biarkan Tuhan mengisinya kembali dengan aneka berkat baru yang membahagiakan hidup. [Linda Lim / Denpasar]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
Selanjutnya ->

KISAH SEORANG RESEPSIONIS HOTEL

Suatu malam saat badai melanda, seorang pria tua dan istrinya memasuki lobi sebuah hotel kecil di Philadelphia, Amerika Serikat. Mencoba selamat dari badai, pasangan ini mendekati meja resepsionis agar dapat bermalam.

"Bisakah Anda memberikan kami sebuah kamar?" tanya sang suami.

Petugas resepsionis, seorang pria ramah, dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota itu. "Semua kamar terpakai," kata resepsionis. "Tapi aku tidak mungkin membiarkan Anda, pasangan yang baik ini menebus hujan pada pukul satu pagi. Mungkin Anda mau tidur di kamar saya? Memang bukan kamar suite, tapi cukup baik untuk membuat Anda tidur dengan nyaman malam ini."

Ketika pasangan itu terlihat bingung, pemuda itu berkata, "Jangan khawatir tentang saya, saya tidak akan berada di kamar itu."

Akhirnya pasangan itu setuju.

Saat ia membayar tagihan keesokan harinya, pria tua itu berkata kepada resepsionis, "Kamu seorang manajer yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik ini. Mungkin suatu hari nanti aku akan membangun satu untuk Anda."

Resepsionis itu memandang mereka dan tersenyum. Mereka bertiga malahan tertawa. Ketika  mereka pergi, pasangan tua ini selalu mengingat resepsionis itu sangat membantu dan luar biasa, bagaikan menemukan orang-orang ramah di tengah orang yang tidak mudah membantu.

Dua tahun berlalu. Resepsionis itu sudah hampir melupakan kejadian malam itu ketika ia menerima surat dari orang tua itu. Ini mengingatkannya pada malam hujan badai. Surat itu juga disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta pemuda itu mengunjungi mereka.

Orang tua itu bertemu dengannya di New York, membawanya ke sebuah sudut jalan. Orang tua itu menunjuk ke sebuah bangunan besar baru di sana, batu kemerahan pucat, dengan menara dan menara pengawas yang menjulang.

"Itu," kata pria tua itu, "adalah hotel yang baru saja dibangun untuk Anda kelola."

"Ah, Anda bercanda," kata pemuda itu.

"Saya bisa meyakinkanmu kalau saya tidak bercanda," kata pria tua itu sambil tersenyum.

Nama pria tua itu adalah William Waldorf-Aster, dan bangunan megah itu adalah Waldorf-Astoria Hotel. Petugas muda yang menjadi manajer pertama itu adalah George C. Boldt. Petugas muda ini pernah mengatakan bahwa suatu saat ia akan menjadi manajer salah satu hotel paling glamor di dunia.

Pesan moral dari kisah ini, jangan takut untuk mencapai dan menyentuh hidup seseorang. Kita tidak pernah tahu hati siapa yang mungkin akan kita sentuh. [Stella Liu / Jember]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

Selanjutnya ->

Minggu, 14 April 2013

KUPU-KUPU KUNING DAN KEKASIH YANG TERTUNDA

Panggil saja aku Duta (bukan nama asli). Saat itu minggu pagi yang cerah. Berbalut embun dengan hembusan udara yang bersih. Aku habiskan pagi itu dengan berlari santai. Berhentiku sejenak, untuk mengambil nafas. Aku renggangkan kedua tanganku, dan aku lanjutkan lari pagiku kembali.

Saat itu, kuteruskan jalanku ke arah terminal. Untuk menaiki mobil yang melewati rumahku. Cukuplah hari itu aku berlari pagi. Sesampai di terminal udara mulai berubah, banyak asap kendaraan, pandahal saat itu hari minggu. Inilah ibu kota, kota metropolitan yang selalu bergerak. Mobil yang aku tunggu tak kunjung datang, terpaksa aku menunggu. Mataku saat itu hanya tertuju pada ujung jalan, berharap mobil itu lewat.

Selang beberapa saat, mobil itu pun lewat, dan aku langsung menaikinya. Di dalam mobil, aku duduk di ujung belakang mobil. Dan aku arahkan mataku ke arah luar untuk melihat-lihat. Sepintas aku melihat seorang wanita, dengan rambut yang di ikat ke belakang, dengan sapu tangan pink, yang familiar untukku. Aku bertanya-tanya, aku pun coba mengingatnya.

Sampailah aku di rumahku. Aku melihat ibuku ingin keluar dari rumah. Aku pun bertanya padanya hendak kemana? Dia pun menjawabnya, jikalu dia ingin kepasar. Kucium tangan ibuku sebelum melangkah ke pasar. Dan aku pun masuk ke rumahku. Sesampai di dalam rumahku, aku merasa masih ada yang janggal. Aku masih bertanya-tanya? Siapakah sosok wanita yang kulihat tadi?

Entah mengapa, aku masih membayangkan wanita itu? Apa aku mengenalnya? Apa mungkin hanya Dejavu? Saat itu tak kuhiraukan semuanya, dan akupun melanjutkan menonton TV. Ada hal yang aneh saat itu. Saat aku sedang asik menonton TV, tiba-tiba ada kupu-kupu kuning yang cantik. Dia berputar-putar, seolah-olah mengajakku untuk bercanda. Aku jadi teringat kata-kata orang tuaku.

Jikalau ada kupu-kupu hinggap di rumah seseorang, maka rumah itu akan di datanggi tamu istimewa. Aku tak menghiraukan semuanya, karena aku anggap itu hanya kata khiasan saja. Belum sempat ku mengganti saluran TV, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku. Siapa gerangan pagi-pagi sudah bertamu. Aku berjalan ke arah pintu rumahku, betapa kagetnya aku, ketika kau membuka pintu, ku lihat ibuku membawa belanjaan yang sangat banyak. Langsung aku membantu ibuku membawa belanjaanya ke dapur. Selesai semua belanjaan aku tempatkan di dapur, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku lagi.

ibuku memintaku untuk membukakan pintu. Aku berjalan ke arah pintu, dan membukanya. Untuk kedua kalinya aku kaget, sungguh-sungguh aku tak menyangka, ternyata dia wanita yang aku lihat tadi pagi. Dan aku sontak mengingatnya, dia adalah Tini tetangga dekatku yang kini menetap di Jogja. Dulu dia tinggal disini. Keluargaku dan keluarganya sangat dekat. Aku dan dia pernah satu sekolah saat kami sama-sama duduk di bangku SMA.

Ada cerita di antara kami berdua. Dulu saat kami masih SMA aku pernah menyukainya, namun tak pernah aku ungkapkan. Dan aku dengar saat itu pun dia menyukaiku namun aku tak mampu bertanya, aku hanya bisa diam, maklum aku terkenal sebagai anak yang pemalu sejak aku SMP. Kami sering belajar bersama. Sampai suatu hari kami harus terpisah, karna ayahnya harus pindah tugas di luar kota. sunggu berat saat itu ku lewati. Hingga saat ini di menetap di Jogja bersama keluarganya.

Ibuku pun memintanya untuk masuk. Sesampainya di dalam ibu memintaku untuk menemani Tini sebentar, karna ibuku ingin bertemu dengan seseorang. Kami pun akhirnya berduaan saja di ruang tamu. Ada kejadian lucu, saat aku ingin berkata, dia pun ingin berkata, sontak kami berdua pun terdiam. Hal itu terulang hingga tiga kali. Akhirnya aku memintanya unuk berkata terlebih dahulu. Dia pun berkata padaku jikalau aku tak pernah berubah, dari dulu hingga sekarang aku selalu gugup jika di depanya.

Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya. dan kami pun saling bercakap-cakap tentang masa lalu kami saat masih satu sekolah. Saat itu aku berfikir, apakah harus aku ungkapkan perasaanku yang lama terpendam. Keringat membasahi telapak tanganku, dan mengalir di keningku. Tiba-tiba dia mengambil sesuatu dari tasnya. Dan ternyata itu sapu tangan pink, dan dia basuhkan kekeningku. Aku jadi teringat waktu kami sedang lari pagi, waktu dia belum menetap di Jogja. Dia juga pernah menggusapkan sapu tangan yang sama kekeningku sapu tangan berwarna pink, yang aku berikan padanya saat dia ulang tahun. dan aku tersadar, ini bukan Dejavu.

Aku pun bertanya tentang sapu tangan itu. Dia pun menjawab bahwa hanya sapu tangan itu yang dapat menghilangkan rasa rindunya akan saat-saat kami masih SMA. Aku tak menyangka dia masih menyimpanya. Aku beranikan diri untuk mengatakan bahwa 1 tahun lamanya aku memendam rasa padanya. Akhirnya aku meluapkan semua rahasiaku terhadapnya. Ternya dia pun merasakan hal yang sama. Dia pun ternyata menyimpan rasa padaku. Gembiranya hatiku saat aku tahu cintaku tak bertepuk sebelah tangan.

Dan satu hal yang membuatku kaget, dia datang kesini untuk ulang tahunku, yang aku sendiri tak mengingatnya. Tiba-tiba ibuku datang dengan kue ulang tahun, dengan lilin yang berjumlah 20, sama seperti umurku. Ternyata ibuku sudah mempersiapkan semuanya, dengan bantuan dari Tini. Betapa sempurna hari itu, cintaku yang telah jauh kembali lagi.

Ternyata selama dia di Jogja, dia sering menghubungi ibuku. dan dialah yang mempersiapkan kejutan ini. Tini tahu jikalau aku sedang pendidikan, jadi dia tidak ingin membuatku terganggu. dia ingin aku focus untuk masa depanku. Sedangkan dia, selama di Jogja sibuk mengelola usaha ayahnya.

Ternyata, jika memang tali jodoh itu telah mengikat di jari manis masing-masing cucu adam, walaupun lama terpisah, akhirnya pastikan menyatu. Tini, hingga detik ini, dia selalu ada di sampingku, menjadi pendamping hidupku, dan kini telah kupinang dia menjadi istriku. [Merissa Li / Semarang]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

Selanjutnya ->

Sabtu, 13 April 2013

APAKAH BENAR CINTA ITU TAK HARUS MEMILIKI

Aku tidak mengerti, kenapa cinta tidak harus memiliki. Yang aku tahu saat itu, aku sangat mencintai dia. Semua berbeda, bersama waktu yang silih berganti. Panggil saja aku Alif (bukan nama asli). Aku sudah menjalin cinta selama 2 tahun lamanya dengan seorang wanita.
Awal jumpa denganya, hingga jalani 1 tahun kami bersama, perasaanku biasa saja.

Setelah 1 tahun usia hubungan kami, baru aku merasakan cinta dihidupku. Aku adalah mahasiswa di salah satu Universitas Suwasta. Di kampusku, aku terkenal sebagai senior yang tidak mementingkan penampilan, namun aku di sana menjabat sebagai ketua di sebuah organisasi mahasiswa.

Semua temanku bilang, aku orang yang simple, dan aku asik untuk diajak share. Temanku di kampus cukup banyak. Selain mereka menilaiku sebagai peria yang simple, aku juga disebut peria yang setia, maklum saja, selama aku kuliah hanya satu wanita yang aku pacari. Aku tipe peria yang tidak mudah jatuh cinta. Namun ketika aku jatuh cinta maka aku akan memberikan cintaku hanya pada satu wanita, yaitu kekasihku.

Aku mengenal pacarku saat kami sedang share. Kebetulan kami sering satu kelas, dan sering berjalan bersama. Dia wanita yang baik, dan pengertian. Kami sering menghabiskan waktu berdua di rumah kami masing-masing, karna kami sudah saling mengenal keluarga kami satu sama lain.

Indahnya cinta itu kurasa. Awal aku berpacaran denganya tak seromantis ini. Aku kurang memperhatikan dia, walaupun sebenarnya setatus kami adalah berpacaran. Mungkin karna sifatku yang sedikit cuek. Tapi semakin bertambahnya wakt,u dia semakin meyakinkan aku. Tiada hari tanpa telpon darinya, entah menanyakan kabar ataupun menanyakan hal yang lainya. Dia sungguh perhatian kepadaku.

Dia wanita yang biasa saja. Namun dia memberiku rasa nyaman saat ada di sampingnya. Aku sangat dekat dengan orangtuanya, begitupun dia. Sampai suatu ketika aku harus pulang ke kampung halamanku untuk suatu urusan. Sungguh aku takut, saat kami jauh kami akan menghadapi sebuah perpisahan, dan ternyata dia pun berfikiran seperti aku.

Aku pun izin pamit untuk kembali ke kampungku. Dia memegang tanganku dan berkata, bahwa dia sangat mencintai aku. Aku coba tenangkan dirinya yang gunda, dan aku katakan aku tidak akan berpaling darinya. Perpisahan kami diiringi oleh air mata. Dia pun ikut mengantarku ke bandara. Sungguh, dia telah membuatku jatuh cinta padanya.

Sampailah aku di kampung halamanku. Sehari dua hari, rasa rindu sangat membunuhku. Namun semua terobati, saat suaranya terdengar di telingaku. Dia selalu menelponku, sehari mungkin 7 kali dia menelponku. Aku sangat rindu dia, namun urusanku disini belum selesai. Kutahan rasa rindu yang menghujam batinku ini. Aku selalu berdo'a,  semoga dia disana selalu baik-baik saja.

waktu terus berjalan. Tidak terasa, 6 bulan lamanya aku disini. Sore itu ada yang beda, biasanya dia menelponku namun tidak ada telponnya sama sekali, sms pun tidak ada. keadaan itu berjalan 3 hari lamanya. Mungkin dia tidak ada pulsa, aku coba menenangkan hatiku dengan berfikiran baik tentang dia. Namun aku semakin merasa ada yang ganjil, saat aku menelponnya selalu sibuk, bahkan kadang dimatikan. Sungguh kesal hati ini di buatnya.

Apa yang sebenarnya terjadi, akupun tak tahu?. Aku sabar menunggu kepulanganku nanti. Tibala saat dimana aku kembali ke Jakarta. Betapa senangnya hatiku, aku akan bertemu kekasihku yang sangat aku cintai. Aku telphon dia, untuk mengabarkan jikalau aku akan pulang. Sampailah aku di Jakarta, namun tak ada aku lihat kekasihku itu. Hanya teman-teman dekatku dan keluargaku yang berada di bandara. Dengan hati yang kesal, aku telphon dia. Tertahan amarahku ketika dia katakan "sayang" dia tidak bisa datang karna ada urusan, aku pun akhirnya memakluminya.

Kampusku tercinta. Tibala aku disana. Kawan-kawanku menyambutku dengan kejutan. Sungguh bahagia hatiku. Namun ada yang kurasa kurang, tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang. Ternyata dia kekasihku, aku melepas rasa rinduku dengan peluk mesrahku. Kuluapkan semuanya dalam satu pelukanku untuknya.

Aku mengajaknya untuk pergi berjalan-jalan, menghabiskan waktu berdua. Namun dia menolaknya. Dia bilang, dia sedang sibuk mengerjakan tugas akhir semesternya. Aku berinisiatif untuk membantu kekasihku ini. Kubantu dia mengerjakan tugas kuliahnya. Namun ada yang berbeda dari dia, dia tak seperti dulu. Entah kenapa saat aku bicara denganya, kami selalu tidak searah. Ini sangat aneh, di tambah berita miring dari kawan-kawanku tentang dia yang menduakan aku. Namun aku tetap percaya kekasihku, tanpa mendengarkan kata kata dari kawan-kawanku.

Sampai disatu hari, dia meminta bertemu denganku, untuk mengatakan sesuatu.Aku pun menyanggupinya. kami pun bertemu saat istirahat. Aku bertanya padanya, apa yang ingin dia katakan kepadaku. Dia menjawab dengan lugas, bahwa dia ingin putus denganku, aku pun terbatah dan aku tak tahu harus berbuat apa. Dia memberikan alasan padaku, bahwa dia ingin istirahat dulu demi kuliahnya. Sungguh diluar logika buatku, aku merasa tak pernah menghambat kuliahnya, bahkan aku membantunya untuk belajar. Aku coba tetap percaya dia karna aku sayang dia.

Seminggu sudah kujalani semua ini dengan kesendirianku. Kucoba menenagkan diriku dengan berjalan-jalan, bersama kawan-kawanku. Sungguh tidakku sangka, aku melihat mantan kekasihku itu berjalan dengan seseorang peria yang tidak aku kenal. Aku berlari menghampirinya, dan aku memanggilnya. Dia pun akhirnya menghampiriku, sebelumnya dia berbicara dengan peria itu, entah apa yang dia katakan padanya. Dia memegang tanganku, dan dia bawa kau ketempat yang sedikit sepih. Belum sempatku bertanya, dia langsung meminta maaf kepadaku.

Ternyata selama aku pulang kampung, saat aku dan dia tidak ada komunikasi, dia telah memiliki kekasih baru. Sungguh sakitku rasa, dia menghianatiku. Aku hanya terdiam. Aku sangat mencintai dia, kenapa dia tega mengingkari semuanya. apakah benar cinta itu tak harus memiliki. Yang aku tahu, aku ikhlas mencintai dia, bahkan sampai saat ini aku masih mencintai dia. [Teddy Lim / Pontianak]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

Selanjutnya ->

CERMINAN SIKAPNYA, MELULUHKAN AKU ...

Hari-hari berjalan seperti biasa. Mengajar-mengajar dan mengajar. Jenuh tidak kurasa, karena aku bahagia. Panggil saja aku Agis (bukan nama asli). Aku adalah seorang guru TK. 3 tahun lamanya aku sudah mengajar. Suka duka mengajar, banyak sudah kuterima. Namun pekerjaan ini sangat aku cintai.

Aku sejak kecil sudah bercita-cita menjadi guru. Seluruh keluargaku mendukung keinginanku itu. Aku ingin membuat bangga ibuku. karena hanya dia seorang yang membesarkanku setelah ayahku meninggal saat aku masih kecil.

Setiap hari aku melewati jalan panjang untuk sampai ke TK tempatku mengajar. Hari jum'at, aku masih mengingatnya. Kala itu hujan deras, namun tak aku perdulikan. Aku tetap mengajar murid-muridku.

Ada satu muridku yang pintar, Namanya Fajar. Tadinya aku berniat untuk mengantarnya pulang, karna aku ingin mengetahui keseharianya di rumah. Namun ternyata yang mengantarnya bukan ibunya, melainkan laki-laki yang aku sendiri belum pernah melihatnya. Dan baru kuketahui, jikalau dia adalah kakak dari muritku Fajar. Dia pun izin untuk mengantar Fajar pulang bersamanya.

Keesokan harinya, seperti biasa kuantar Fajar. Namun tidak kulihat ada yang menjemputnya. Aku pun berinisiatif untuk  mengantarnya pulang ke rumahnya. Berjalanlah kami, ternyata rumah Fajar cukup jauh. Sesampainya di sana, aku melihat kakaknya yang kemarin mengantar Fajar pulang.

Dia memintaku masuk. Keadaan rumahnya sederhana. Kuliahat dia bersih-bersih, hal yang jarang kulihat dari sosok seorang peria. Di menyuguhkanku teh manis.

Dia memiliki usaha warung sembako, hasil tabungannya selama dia masih berkerja. Dialah yang mengurus adik dan ibunya, karna dia sama seperti aku, ayahnya meninggal saat dia masih SMP.

Pria ini sungguh sopan baik dan murah senyum. Kami berdua berbincang–bincang soal Fajar. Selesainya aku pun berpamitan untuk pulang. Akhirnya aku pun pulang ke rumah.

Pria itu sungguh berbeda, dia mandiri sekali. Semua kebutuhan keluarganya dia yang penuhi. Perawakanya, tingkah lakunya dan tutur katanya yang sopan mencerminkan kepribadiannya yang baik.

Sampai di satu hari saat kuingin pulang, hujan menghentikan langkahku di persimpangan jalan. Sungguh deras dan lama hujan ini turun. Aku harus pulang, karna ibuku sakit. Di rumahku hanya tersisah adikku Ruslan, dia tidak bisa berbuat banyak.

Tiba-tiba Malik berhenti di depanku. Dia menawarkan diri untuk mengantarku pulang. Aku pun tidak berfikir lagi, langsung kuiyakan. Di membuka jas hujannya dan dia berikan padaku, sedangkan dia berhujan-hujanan tanpa perduli akan kesehatanya.

Sampailah kami di rumah, dengan basah kuyup, Malik mengantarku masuk ke rumah. Dan kulihat Ibuku terbaring di kasur tidur. Malik bertanya tentang sakit yang dihadapi ibuku, aku bilang ibuku sakit darah tinggi.

Dengan cepat dia keluar, dia tak mengindahkan hujan. Di pun kembali dengan membawa taksi yang telah dia panggil. Ibuku pun diangkatnya menuju mobil dan jalanlah kami ke rumah sakit. Dia baik sakali, cerminan sikapnya membuatku semakin kagum padanya.

Ibuku harus dirawat 2 minggu lamanya. Maliklah yang menemaniku selama 2 minggu itu. Semua tugasku terasa ringan, karena Malik membantuku menjaga ibuku di rumah sakit. Tibalah hari dimana ibuku diperbolehkan pulang. Ibuku bertanya tentang siapa pria yang menemaniku, dan aku menjawabnya, bahwa namanya Malik.

Ibuku sepertinya menaruh simpati kepada Malik. Mungkin karena kebaikannya. Dia memang baik, tampan dan sopan. Sungguh jarang peria seperti dia. Memiliki kepribadian yang santun. Sejak itulah aku mulai menyimpan rasa untuk dia, yang telah menaklukkan hatiku dengan sikapnya. [Lenny Wu / Bogor]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

Selanjutnya ->
Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA