Diantara orang ramai ini, ada seorang bapak-bapak yang separuh baya, dia adalah seorang guru di sebuah sekolah dasar, dia sangat menghormati Bunda Maria. Ditengah jalan dia melihat ada seorang nenek tua. Nenek tua tersebut bajunya compang camping, tidak tahu apa sebabnya, mungkin karena terlalu lapar atau alasan yang lain, tergeletak ditepi jalan. Kelihatannya sudah banyak orang yang mengetahui keadaan nenek malang tersebut, karena didekatnya terdapat uang dan makanan yang menumpuk. Tetapi tidak ada seorangpun berhenti bertanya kepadanya bagaimana keadaannya? tidak ada seorangpun yang berusaha menolong nenek yang malang ini, karena mereka semua sibuk melanjutkan perjalanan ingin bertemu dengan Bunda Maria.
Hanya bapak paruh baya ini, melihat keadaan bahaya yang menimpa nenek malang ini, dia berhenti lalu memapah nenek ini sambil mengambil mantelnya dipakai ke tubuh nenek malang ini. Kemudian dia bertanya kepada orang yang lewat sebentar, dan memikul nenek tersebut melalui sebuah jalan kecil didesa ini menuju ke puskesmas mencari pengobatan untuk nenek malang ini.
Sambil memangkul nenek ini dia berjalan dijalan yang tidak rata , berusaha dengan cepat melewati jalan salju yang tebal dengan susah payah, pada saat ini dia sama sekali tidak ingat tujuan sebenarnya ingin bertemu ke Bunda Maria. Dia hanya ingin dengan cepat menyelamatkan nenek ini, akhirnya dia berjalan disebuah jalan yang sepi, nenek ini tiba-tiba berkata, “Anak baik, berhenti disini saja, tolong turunkan saya, sekarang saya merasa sudah baikan!”.
Dengan hati-hati dia menurunkan nenek ini dari punggungnya sambil membalikkan badannya melihat keadaan nenek ini, dia menjadi tertegun- nenek yang tadinya bajunya compang camping kelihatannya tua, lemah dan sakit-sakitan, pada saat ini kelihatan wajah yang anggun dan welas asih. Seketika itu dia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun, tetapi didalam hatinya segera mengerti keadaan yang terjadi di depan matanya… Terakhir Bunda Maria berkata kepadanya, orang yang benar-benar ingin bertemu dengan saya bukan dengan perkataan atau gerakan mereka, tetapi adalah orang yang seperti kamu dengan hati yang berbelas kasih, cinta kasih dan tulus hati yang benar-benar keluar dari hati nuraninya.
Siapapun tidak menyangka, selain pria paruh baya ini yang dengan susah payah tanpa memperdulikankan keadaannya menyelamatkan seorang nenek yang tidak dikenal yang akhirnya hanya dia sendiri yang benar-benar bertemu dengan Bunda Maria sedangkan mereka semua yang bergegas pergi ingin bertemu dengan Bunda Maria akhirnya mereka sama sekali tidak bertemu dengan Bunda Maria yang sebenarnya. [Eddy Tantoro]