KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 14 Desember 2011

WOW ! DONGENG SI BERUK TUNGGAL

Kononnya, ada sebuah istana terletak di tebing sebatang sungai. Rajanya mempunyai tujuh orang puteri. Baginda amat sayang kepada Puteri Bungsu.

Di tebing sebelah istana ada sebuah pondok buruk. Penghuninya seorang perempuan setengah umur. Kerjanya bertani.

Perempuan itu sangat inginkan seorang anak. Pada suatu hari, dia minum air di sebuah tempurung. Selepas itu dia mengandung lalu melahirkan seekor beruk. Ia dinamakan Beruk Tunggal.

Setelah besar, Beruk Tunggal menolong ibunya bertani. Tahun itu padi menjadi tetapi diserang tikus. Beruk Tunggal menangkap semua tikus yang menyerang padinya. Kemudian dia mencari Raja Tikus. Apabila bertemu, Raja Tikus itu diberi amaran. Raja Tikus ketakutan kerana ia tahu Beruk Tunggal jelmaan seorang anak raja kayangan.

"Hamba tidak tahu huma ini kepunyaan tuanku," kata Raja Tikus.

"Padi aku sudah habis. Apakah tindakan kamu?" Tanya Beruk Tunggal.

"Hamba akan suruh rakyat hamba mengumpulkan butir emas," kata Raja Tikus.

"Baiklah, aku terima pemberian itu!" kata Beruk Tunggal. Kemudian, segala tikus itu datang membawa butir emas. Banyaklah emas di pondok Beruk Tunggal.

Beruk Tunggal meminta emaknya meminang puteri raja. Emaknya pun pergi ke istana. Raja terkejut mendengar permohonan perempuan itu. Namun raja menyampaikan juga permohonan itu kepada ketujuh-tujuh orang puterinya.

"Kawin dengan beruk?" Tanya Puteri Sulung. Puteri yang lain turut hairan. Hanya Puteri Bungsu yang bersopan-santun sahaja yang sanggup menjadi isteri Beruk Tunggal.

Raja dan permaisuri kasihan kepada Puteri Bungsu. Baginda meminta hantaran sebentuk cincin berlian. Pada fikiran raja, tentulah perempuan miskin itu tidak berdaya menyediakannya.

Beruk Tunggal memohon kepada ayahandanya, Raja Kayangan. Pada malam itu, ayahanda Beruk Tunggal menghantar secupak cincin berlian. Emak Beruk Tunggal pun mempersembahkan cincin berlian yang secupak itu ke istana.

Dia meminta baginda memilih sebentuk cincin yang sesuai. Raja tidak dapat mengelak. Puteri Bungsu pun dikawinkan dengan Beruk Tunggal.

Selepas itu baginda tidak mau mereka tinggal di istana. Puteri Bungsu mengikut Beruk Tunggal tinggal dipondoknya. Pada malam pertama, Puteri Bungsu menemui sarung beruk. Esoknya, Beruk Tunggal tidak bersarung lagi. Dia bertukar menjadi seorang pemuda yang tampan.

"Kekanda sebenarnya putera Raja Kayangan. Bakarlah sarung beruk itu. Taburkan sedikit debunya di luar pondok. Pintalah sesuka hati adinda," kata putera Raja Kayangan.

Puteri Bungsu mengikut suruhan putera raja itu. Sebentar itu juga pondoknya bertukar menjadi istana, lengkap dengan taman yang indah. [Kelly Chang / Jogjakarta / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA