Kemudian diperjalanan mereka timbul hal yang aneh. Setelah Serakah memakan makanan yang diberikan Rendah hati, semakin dimakan nafsu makannya semakin besar, terus ingin makan, akhirnya Rendah hati karena kasihan kepada Serakah, walaupun dirinya tidak makan sampai lemas dia tetap memberikan makanannya kepada Serakah. Akhirnya yang satu orang karena kelaparan lemas tidak bisa berjalan lagi, sedangkan yang satu lagi karena kekenyangan tidak dapat berjalan. Setelah malam hari akhirnya mereka sampai didepan pintu surga.
Di pintu surga mereka dihalangi oleh malaikat penjaga pintu dan tidak boleh masuk kedalam surga.
Serakah bertanya, "Kenapa tidak mengizinkan kami masuk kedalam?"
Malaikat berkata, "Karena engkau terlalu serakah, memakan habis semua makanan temanmu."
Serakah berkata, "Tetapi, itu semua pemberian dari dia."
Malaikat berkata, "Walaupun diberikan secara sukarela, tetapi engkau tidak boleh mengabaikan orang sehingga dia kelaparan sampai lemas tidak bisa berjalan, etika ini saja engkau tidak mengerti, apakah engkau pantas masuk ke surga?".
Rendah hati bertanya, "Lalu saya bagaimana?, demi supaya Serakah bisa makan dengan kenyang, saya memberikan semua makanan saya untuknya."
Malaikat berkata, "Jika kemungkinan kesempatan Serakah masuk surga adalah 1 diantara sepuluh ribu, sedangkan kemungkian kesempatan kamu adalah 1 diantara jutaan juga tidak mungkin. " Rendah hati tidak mengerti makna kata yang disebut malaikat dia terbengong disana. Malaikat kemudian melanjutkan, "Membuat diri sendiri kelaparan seperti itu bukanlah sebuah kebajikan, engkau membuat surga ini bagaikan panggung sandiwara, dan menempatkan Tuhan sebagai penontonnya." [Susi Ng / Balikpapan / Tionghoanews]