Kitab Ramayana menguraikan bahwa mereka adalah makhluk yang diciptakan dari kaki Brahma; di lain kisah, mereka muncul dari Pulastya, atau dari Khasa, atau dari Nirriti dan Nirrita. Dewa BrahmÄ juga dikatakan pernah memberikan berkah kepada rakshasa yang memujanya, seperti misalnya Wibisana, Hiranyaksa, dan Hiranyakasipu. Beberapa rakshasa merupakan inkarnasi dari orang-orang yang berdosa pada kehidupannya yang sebelumnya.
Rakshasa terkenal karena kejahatannya dalam hal mengganggu upacara, menodai makam, mengganggu para pendeta, dan sebagainya. Kuku mereka beracun, dan mereka makan daging manusia atau makanan hasil rampasan. Mereka memiliki ilmu gaib dan mampu mengubah wujud menjadi manusia atau burung besar.
Dalam penggambaran umum, biasanya rakshasa dilukiskan sebagai makhluk bertubuh besar, berwajah sangar dan mengerikan. Namun, tidak selamanya raksasa berwujud seperti itu. Beberapa orang lahir dengan tubuh dan rupa manusia namun memiliki jiwa jahat selayaknya rakshasa, seperti misalnya: Kamsa; Duryodana; Dursasana; Jarasanda; Sisupala. Tokoh-tokoh tersebut muncul dalam kisah Mahabharata.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, kata rakshasa dalam istilah Hindu dan Buddha diadaptasi dan digunakan sebagai kata sifat untuk merujuk kepada sesuatu yang berukuran sangat besar daripada ukuran normal. Rakshasa betina disebut Rakshasi, sedangkan rakshasa dalam wujud manusia disebut Manushya Rakshasa. [Yenny Jie, Palangkaraya, Tionghoanews]
Artikel dalam blog ini dikirim oleh Teman2 Tionghoa dari seluruh Indonesia melalui surel (email) ke alamat email: indonesia.chinese.ngepost@blogger.com dan anda juga bebas ikut mengirim artikel, Xie Xie ...