Pemimpin kedua tentara Tiongkok dan AS telah membahas sejumlah masalah sensitif, antara lain peningkatan hubungan tentara kedua negara, penjualan senjata AS ke Taiwan, masalah Laut Tiongkok Selatan, keamanan jaringan internet dan perkembangan kekuatan militer Tiongkok. Kedua pihak telah mencapai beberapa kesepahaman untuk meningkatkan pertukaran Tiongkok-AS. Tujuh program pertukaran telah dijadwalkan dalam rencana pertukaran kedua pihak pada tahun ini.
Berdasarkan kondisi nyata sekarang ini, pemimpin tentara Tiongkok telah beberapa kali menekankan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan militer kedua negara, dan mengingatkan AS untuk jangan sengaja membuat masalah yang mengganggu perkembangan hubungan tentara kedua negara.
Dalam pembicaraan itu, kedua pihak berkomitmen akan membentuk prinsip yang menguntungkan bagi perkembangan tentara kedua negara, dan ditegaskan kembali bahwa pertukaran dan dialog tingkat tinggi antara kedua negara sangat penting.
Untuk itu, kedua pihak hendaknya menciptakan suasana positif. Dalam jumpa pers bersama, Kepala Staf Umum Tiongkok Jenderal Cheng Bingde telah menekankan pentingnya perkembangan hubungan tentara kedua negara, dan juga mengakui sejumlah hambatan yang dihadapi kedua pihak. Dikatakannya:
"Kunjungan timbal balik tingkat tinggi kedua pihak menunjukkan kepentingan tingkat hubungan tentara kedua negara. Dalam proses meningkatkan perkembangan hubungan tentara kedua negara, tentu saja Tiongkok-AS menghadapi banyak peluang sekaligus kesulitan dan hambatan. Masalah yang sudah ada belum dipecahkan, namun masalah yang baru terus bermunculan.
Sementera pertikaian dan masalah yang baru tentu saja cukup mengkhawatirkan umum. Maka kami harus mengambil tindakan yang positif dan menangani secara layak di atas dasar prinsip yang saling menghormati, saling percaya, sederajat dan saling menguntungkan. Dengan demikian, baru dapat mendorong perkembangan hubungan tentara kedua negara.
Dalam persengketaan Laut Tiongkok Selatan, intervensi AS dalam masalah itu telah mengeluarkan sinyal yang tidak baik. Sebelum tjba di Tiongkok, Mike Mullen secara terbuka mengumumkan, AS akan menjaga eksistensi militer untuk jangka panjang di Laut Tiongkok Selatan. Sedangkan eksistensi militer akan direalisasi dalam bentuk apa dan apakah AS akan membangun pangkalan militer yang baru di Laut Tiongkok Selatan, sejauh ini belum diberi jawaban jelas. Mengenai hal itu, Mike Mullen menjelaskan, eksistensi militer AS hanya berupa latihan dan manuver militer dalam skala tidak terlalu besar.
Sehubungan dengan hal itu, Chen Bingde menyatakan, sangat tidak pantas diadakan manuver militer AS pada saat terjadinya persengketaan antara Tiongkok, Filipina dan Vietnam. Chen Bingde berharap, eksistensi militer AS di kawasan ini hanya bertujuan mendatangkan kesenangan bagi negara-negara di kawasan ini. [Yolanda Li, Banjarmasin, Tionghoanews]
** Anda bebas kirim artikel di atas kepada teman-teman atau ajak gabung dalam email group http://asia.groups.yahoo.com/group/tionghoanews dan http://www.facebook.com/chinese.indo **