KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 02 September 2011

KITA TELAH TERLENA DALAM KENYAMANAN HIDUP

Bhiksu tua dan muridnya sedang melakukan perjalanan dengan jalan kaki, walaupun melalui jalan hutan dan naik gunung, bhiksu tua berjalan dengan santai di depan dan muridnya memikul bekal mereka yang berat dengan terseret-seret mengikuti dibelakang gurunya.

Bhiksu kecil  sambil berjalan berpikir, didalam kehidupan manusia yang singkat ini, selalu harus melalui siklus dilahirkan, sakit, tua dan meninggal,  begitu banyak penderitaan, tetapi setelah memilih jalan kultivasi, maka harus seperti Sang Sadar harus cepat menyelamatkan orang, tidak boleh kendur, harus gigih maju.

Setelah berpikir sampai disana, bhiksu tua yang berjalan didepannya menghentikan langkah kakinya, membalikkan badannya dengan wajah tersenyum berkata, "Mari, biar saya yang memikul bekal itu, kamu yang jalan didepan saya." Bhiksu kecil merasa heran, tetapi sesuai dengan instruksi gurunya, dia memberikan bekal kepada gurunya dan dia berjalan didepan gurunya.

Setelah berjalan beberapa saat, bhiksu kecil ini merasa sangat bebas dan santai, sambil  berpikir didalam kitab suci dikatakan, Sang Sadar menyelamatkan mahluk hidup," Ini terlalu sulit! Begitu banyak mahluk hidup sampai kapan bisa menyelamatkan semuanya? Lebih enak tidak usah kultivasi, lebih nyaman hidup santai dan bebas saja!"

Setelah niat pikiran ini timbul, dia mendengar gurunya bhiksu tua dengan suara serius membentaknya, "Anda segera berhenti!" Bhiksu kecil membalikkan badannya, dia melihat wajah bhiksu tua dengan serius memandangnya, dia sangat terkejut, bhiksu tua sambil melemparkan bekal dari pikulannya berkata, "Bawa bekal ini, sekarang ikuti saya!"

Bhiksu kecil berpikir lagi, sangat susah menjadi manusia! beberapa saat yang lalu masih dalam keadaan gembira, sekejap mata sudah berubah menjadi susah, suasana hati manusia sungguh gampang berubah dan tidak stabil, "Hati manusia biasa gampang berubah, lebih bagus berkultivasi  mencapai kesempurnaan, dengan demikian saya dapat menyelamatkan manusia dan mengurangi kesusahan hidup  manusia"

Setelah timbul niat tersebut, gurunya yang berjalan didepannya membalikkan badannya dan tersenyum mengambil bebannya dan berjalan dibelakangnya.

Kejadian ini berulang kali  terjadi bhiksu kecil ini hatinya tidak stabil antara ingin berkultivasi dan ingin bebas, ketika ketiga kalinya timbul niat ingin bebas, bhiksu tua dengan suara keras dan wajah serius menghadapinya.  Bhiksu kecil akhirnya tidak dapat menahan perasaan penasaran didalam hatinya, lalu bertanya kepada gurunya kenapa hari ini gurunya bersikap bolak balik demikian, pada suatu saat baik dan di lain saat berubah menjadi keras "Guru, kenapa hari ini engkau sebentar menginginkan saya mengikuti belakangmu, tetapi dalam sekejap ingin saya berjalan didepan, kenapa hal ini terjadi berulang kali?"

Bhiksu tua berkata, "Walaupun engkau mempunyai niat untuk berkultivasi, tetapi hati kultivasimu sangat labil, ketika merasa terharu timbul niatmu berkultivasi, tetapi sebentar lagi sudah berubah, jika demikian terus maju mundur, sampai kapan engkau bisa mencapai buah status?."

Setelah mendapat teguran dari gurunya, bhiksu kecil merasa sangat menyesal, maka timbul kembali niat pikiran untuk tetap berkultivasi, pada saat ini gurunya ingin dia berjalan didepan, tetapi dia menolak dan berkata, "Guru, mulai saat ini saya bertekad dengan niat pikiran yang bulat saya akan berkultivasi seperti mendirikan sebuah menara yang tinggi, yang dimulai dari bawah, setahap demi setahap mencapai puncak saya juga akan berjalan selangkah demi selangkah."

Setelah mendengar perkataannya bhiksu tua sangat gembira, didalam hatinya sangat kagum kepada murid kecilnya, mereka berdua meneruskan berjalan sambil bercanda dan sepanjang jalan saling membantu.

Banyak orang tahu apa itu kultivasi? Dan timbul tekad untuk berkultivasi, timbul niat pikiran sangat gampang tetapi dapat bertahan berkultivasi terus bukanlah suatu hal yang gampang. [Yolanda Li, Banjarmasin, Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA