Berikutnya, dia melihat kedua kakaknya terus menerus meminta kepada kotak musik tersebut, perbuatan tamak dari mereka membuat dia merasa ketakutan. Rambut dari kedua kakaknya sehelai demi sehelai menjadi putih, akhirnya San Mao mengerti, "Rupanya kotak musik ini menyerap sari pati manusia untuk mengabulkan permintaan kita!" Tetapi kedua kakaknya tidak memperhatikan hal tersebut, terus meminta. San Mao melihat rambut kedua kakaknya sudah separuh putih menjadi panik, dia berpikir bagaimana caranya menyelamatkan kedua kakaknya.
Kemudian selintas pikiran membuat dia sadar "Kotak musik ini sumber bencana !" dia langsung berlari ke dalam rumah merebut kotak musik itu lari keluar rumah. Kedua kakaknya melihat dia merebut kotak musik tersebut langsung mengejarnya, tetapi karena kondisi kedua kakaknya yang sudah setengah tua tidak bisa mengejar San Mao yang lari dengan cepat.
Setelah tidak mendengar suara kedua kakaknya San Mao berhenti berlari. Dia berusaha tidak terpengaruh oleh godaan suara musik yang merdu dari kotak musik tersebut. Dengan sekuat tenaganya San Mao menghantam kotak musik ini ke tanah, supaya kotak musik hancur. Tetapi begitu kotak musik ini menyentuh tanah langsung berubah menjadi seekor rubah yang berusaha lari.
Melihat kejadian ini San Mao mengambil batu –batu besar di sekeliling dan melempari rubah tersebut. Akhirnya sebuah batu kena ke kepala rubah tersebut membuat rubah pingsan. Dengan cepat San Mao mengikat rubah ini dengan tali, meletakkan di tanah dan mulai pergi mencari ranting-ranting pohon di sekeliling hutan, dia bermaksud membakar rubah tersebut.
Begitu dia kembali, dia mendengar tangisan seorang gadis.San Mao sangat terkejut setelah mendapati asal suara tersebut, ternyata yang terikat bukan seekor rubah, tetapi seorang gadis cantik.
Gadis ini sambil menangis bercerita, "Tuan, saya datang ke hutan mengambil kayu, saya melihat seekor rubah yang cantik terikat tali karena kasihan saya melepaskan dia. Tetapi dia malahan membalas kebaikan saya dengan kejahatan, dia mengikat saya, Tuan tolong lepaskan tali ini!"
San Mao mendengar cerita gadis tersebut menjadi kasihan bermaksud melepaskan gadis tersebut. Begitu dia mendekat hendak melepas simpul tali dia melihat ikatan tali tersebut adalah ikatan yang dia buat tadi. Dia menjadi sangsi sejenak, kemudian dia teringat cerita Desa Barat kedatangan seorang nenek yang membuat penduduk desa ini lenyap semuanya. Apakah nenek tua itu adalah jelmaan seekor rubah dan gadis ini juga jelmaan seekor rubah? San Mao menghentikan gerakannya melepaskan simpul tali, dia bermaksud menjebak gadis ini.
San Mao berkata dengan keras, "Engkau pasti adalah jelmaan rubah? Benar tidak?" Gadis ini dengan ketakutan berkata, "Tidak mungkin, rubah mempunyai ekor, saya tidak." San Mao berkata lagi, "Engkau berkata tidak ada! Tetapi saya telah melihat ekor kamu!" setelah mendengar perkataannya dengan panik gadis ini membalikan kepalanya melihat ke belakang ekornya.
Ha….haa… San Mao tertawa dengan senang, "Engkau terjebak! Kami manusia tidak akan memeriksa ekor kami karena kami tidak mempunyai ekor!"
Tiba-tiba, gadis ini menjerit dan berubah menjadi rubah kembali, dengan ganas mau menggigit San Mao, untung San Mao dapat menghindar dengan cepat, kemudian San Mao berkata, "Engkau telah terlalu banyak mencelakakan orang, membunuh seluruh penduduk desa ini!"
Rubah segera menyangkal, "Saya tidak mencelakakan mereka, saya hanya mengabulkan permintaan mereka, hanya karena manusia sendiri yang tamak yang membuat mereka harus membayar ketamakannya!"
Dengan marah San Mao berkata, "Engkau masih tidak bertobat, engkau yang menyebabkan mereka kehilangan keremajaannya. Karena kehilangan masa remaja mereka menjadi sengsara dan tua sehingga mereka banyak yang bunuh diri. Jika engkau tidak menggoda mereka, mungkin sekarang penduduknya hidup dengan bahagia!"
Rubah tertawa dengan mengejek, " Sudah terlambat! Kedua kakakmu sudah mendekat, jika sekarang saya berubah kembali menjadi kotak musik, saya masih dapat menggoda mereka!" begitu habis berkata, rubah kembali berubah menjadi kotak musik yang mengeluarkan suara yang merdu sehingga menggoda Ta Mao dan Er Mao yang segera datang mendekat.
San Mao dengan segera berusaha menghidupkan api, dia akan berusaha memusnahkan kotak musik ini sebelum kedatangan kedua kakaknya. Langkah kaki kedua kakaknya terdengar semakin dekat, dengan tergesa-gesa San Mao berusaha menghidupkan api.
Akhirnya usahanya berhasil api sudah hidup dengan segera dia membuang kotak musik ketimbunan kayu yang sedang berkobar. Pada saat itu dia mendengar kedua kakaknya menjerit, "Jangan…jangan memusnahkan kotak musik itu!" keduanya lari ke kobaran api berusaha menyelamatkan kotak musik, San Mao dengan sekuat tenaga mendorong mereka.
Untung kedua kakaknya sudah berubah menjadi tua dan tenaga mereka sudah tidak begitu kuat sehingga San Mao dapat menghalangi mereka. Sambil mendorong mereka San Mao berkata kepada kedua kakaknya, "Kotak musik ini dapat berubah menjadi rubah, dia adalah jelmaan rubah, dia akan mencelakakan kalian!"
Dalam kobaran api kotak musik berubah menjadi seekor rubah yang menjerit kesakitan, hal ini membuat Ta Mao dan Er Mao terpaku ketakutan! Akhirnya ketiga bersaudara ini menatap ke dalam kobaran api, melihat kotak musik yang berubah jadi rubah yang terbakar.
Akhirnya api padam dan rubah sudah terbakar menjadi abu, San Mao lalu menceritakan kepada kedua kakaknya semua kejadian yang menimpa seluruh penduduk desa ini yang lenyap.
Bulan masih menyinari desa ini, tetapi kemilau cahaya emas telah hilang, semua berubah seperti semula kembali, semua permintaan mereka juga turut hilang, karena ini cuma halusinasi dari jelmaan rubah. Tetapi seluruh penduduk desa tidak bisa hidup kembali.
Keremajaan Ta Mao dan Er Mao juga sudah hilang, mereka sudah berubah menjadi setengah tua, dengan perasaan malu Ta Mao dan Er Mao berkata kepada San Mao, "Terima kasih Adikku, engkau telah menyelamati kami, sekarang kami sudah tidak ada muka kembali ke desa kita, engkau pulanglah ke desa kita sambil membawa sisa harta benda pemilik desa ini yang masih tersisa!"
San Mao dengan semangat berkata kepada kedua kakaknya, "Abang-abang ku, kalian jangan terlalu sedih. Jika kita tahu kita berbuat salah kita harus bertobat, itu yang paling penting. Kita bertiga bekerja sama mengurus ladang dan membenahi desa ini sehingga berubah jadi ladang dan desa yang subur makmur. Pada saat itu kita mengundang penduduk Desa Timur ke sini merayakannya!"
Ta Mao dan Er Mao setuju dengan saran adiknya, akhirnya mereka bertiga mulai membenahi keadaan di seluruh desa. Kerangka tengkorak para penduduk desa mereka kuburkan dengan baik-baik. Rumah-rumah penduduk mereka perbaiki, ladang dan sawah mereka tanami dengan padi, gandum dan sayur-sayuran. Atas kerja keras ketiga saudara ini membuat Desa Barat menjadi sebuah desa yang makmur.
Ketiga saudara ini kemudian kembali ke desa mereka yang sudah lama ditinggalkan, perasaan rindu mereka kepada sanak saudara mereka di desa membuat mereka melangkah dengan cepat kembali ke Desa Timur.
Mereka disambut gembira oleh seluruh penduduk desa, ketiga saudara kemudian menceritakan semua kejadian yang menimpa seluruh penduduk Desa Barat. Dan atas usaha kerja keras mereka akhirnya Desa Barat sekarang menjadi subur dan banyak bahan makanan.
Setelah mendengar cerita mereka seluruh penduduk Desa Timur sangat berterima kasih kepada ketiga bersaudara ini, atas jasa mereka Desa Barat jadi berubah.
Kemudian ketiga saudara mengundang seluruh penduduk Desa Timur berkunjung dan tinggal di Desa Barat sehingga kedua desa ini sekarang mempunyai makanan yang melimpah ruah dan seluruh penduduk hidup dengan makmur.
Sejak saat itu, di kedua desa tersebut, tidak akan terdengar lagi cerita yang seram, yang mereka ceritakan adalah kehebatan dan jasa ketiga saudara ini. [Susi Ng / Balikpapan / Tamat]
KLIK MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http:/internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com
.