Mengapa menerima pengampunan ternyata begitu sulit? Amatlah berat untuk berkata, "Tanpa pengampunanmu, saya masih terjerat pada apa yang terjadi di antara kita. Hanya engkau yang dapat membebaskan saya." Ini tidak hanya menuntut kita untuk mengakui bahwa kita telah menyakiti hati orang lain, tetapi juga menuntut kerendahan hati untuk mengakui ketergantungan kita pada orang lain. Barulah bila kita dapat menerima pengampunan, kita dapat memberikannya.
Sementara, bagaimana kita dapat mengampuni orang-orang yang tidak ingin diampuni? Kita amat berharap agar pengampunan yang kita tawarkan akan diterima. Memberi dan menerima adalah dua hal yang saling melengkapi, dan inilah yang membuahkan damai dan keserasian. Tetapi kalau syarat kita mau mengampuni adalah kepastian bahwa pengampunan itu akan diterima, amat jarang kita akan mengampuni.
Mengampuni orang lain adalah pertama-tama suatu gerak batin. Tindakan pengampunan itu menyingkirkan rasa marah, rasa pahit, dan nafsu hati untuk membalas serta mengembalikan martabat manusiawi kita. Kita tidak dapat memaksa orang yang ingin kita ampuni untuk menerima pengampunan itu. Mungkin mereka tidak mampu atau tidak mau menerimanya. Bahkan tidak mustahil, mereka tidak tahu dan tidak merasa bahwa mereka telah mulai diri kita.
Kita tidak dapat mengubah orang lain. Kita hanya dapat mengubah diri kita sendiri. Mengampuni orang lain pertama-tama adalah menyembuhkan hati dan diri kita sendiri. [Winda Ong / Bengkulu]
***
HEMAT IMPORT KARGO !!!
Kami melayani import borongan FCL & LCL dari Guangzhou, China ketujuan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang & Bekasi. Kontak "transwaycargo.com" Telp: 021-2626 4750 Fax: 021-2626 4860 Hp: 0812-9855 8800, 0856-755 0123, 0819-0880 2000 Email: pttci@yahoo.co.id
.