"Kau bisa," kata orangtua Kent Cullers. "Kau dapat melakukan apa saja."
Mereka mendorongnya di setiap langkah, dan Kent belajar untuk percaya pada mereka. Dia memanjat pohon (bertahan agar tidak jatuh) dan naik sepeda (bertahan agar tidak bertabrakan). Dia juga mendengarkan cerita ayahnya yang membacakan buku tentang luar angkasa. Melalui pelajaran sains ia mulai "melihat" masa kegelapannya sendiri dan mulai membangun karier dalam bidang fisika dan astronomi.
Untuk NASA, ia menciptakan algoritma komputer canggih yang bisa mendeteksi sinyal terus menerus dan berdenyut yang berasal dari jauh, yang mirip planet Bumi. Bagi kita, ia membuktikan bahwa selalu ada cahaya dan suara bagi mereka yang dengan pikiran – dan dukungan penuh kasih dari orang lain – untuk "melihat" keberadaan mereka dalam karyanya.
Masihkah kita mengeluh jika diberi kesempurnaan anggota badan? Bercerminlah kepada Kent Cullers. [Kelly Chang / Jogjakarta] Sumber: Story