Dalam agama Buddha diketahui, Maitreya adalah panggilan Buddha yang digunakan ketika 'Raja dari segala Raja' turun dari tingkat atas ke bawah pada akhir zaman. Raja Sakral Falun adalah sebutan Dharma yang digunakan 'Raja dari segala Raja' ketika turun ke dunia (dalam dunia manusia disebut Raja Sakral Zhuan Lun). Oleh sebab itu Buddha Sakyamuni mengatakan kepada murid-muridnya: "Raja Sakral Falun juga dikenal sebagai Maitreya."
Belas kasih, kecemerlangan dan harapan adalah makna spirit Buddha Maitreya masa depan. Beberapa patung Buddha di kuil Labuleng suku Tibet yang terletak di Gannan kabupaten Xiahe, Provinsi Gansu, mengungkapkan misteri Maitreya turun ke dunia menyelamatkan mahluk hidup.
Kuil Labuleng dibangun pada masa pemerintahan Kangxi Tiongkok (1709). Ia merupakan salah satu dari enam kuil utama sekte Gelug agama Buddha Tibet (Sekte Kuning). Nama asli kuil Labuleng adalah panjang, namun telah disingkat menjadi 'Zhaxi Qi Temple,' yang berarti 'kuil berputar menguntungkan.' (Falun yang berputar menandakan keberuntungan)
Karena penanggung jawab kuil generasi I dan II yang membangun kuil adalah Buddha hidup yang mengetahui rahasia secara mendalam, maka Patung Buddha yang diciptakan di kuil Labuleng juga memiliki misteri yang mendalam. Terutama dua patung Buddha Besar Maitreya di kuil tersebut juga memiliki makna yang sangat mendalam.
Di sebelah Barat, samping aula kuil disembah patung perunggu emas besar Buddha Maitreya dalam posisi semi-jongkok. Kedua tangannya diletakkan di depan dada sambil melakukan gerakan isyarat.
Menurut pemandu wisata Lama ketika menjawab pertanyaan tentang gerakan isyarat tangan Buddha, mengatakan: "Buddha Maitreya sedang memutar Falun ke dunia manusia! Beliau setengah jongkok, mengindikasikan Buddha akan membawa Falun datang ke dunia menyelamatkan manusia."
Patung besar Buddha Maitreya yang disembah di aula Da Jin Wa, secara khusus dibuat oleh penanggung jawab biara periode II pada 200 tahun yang lalu. Dia mengundang pengrajin pengecoran emas perunggu dari Nepal, tingginya 10 meter.
Di bagian depan bawah patung Buddha Maitreya di letakkan sebuah patung kecil Buddha Sakyamuni yang terbuat dari perunggu. Kedua patung Buddha yang diletakkan di depan altar yang disusun satu di depan satu di belakang, satu besar satu kecil, satu tinggi satu rendah, tata letak seperti itu sangat jarang.
Menurut penjelasan pemandu wisata Lama kepada pengunjung: "Patung Buddha kecil yang diletakkan di depan adalah patung Buddha Sakyamuni dan pengikutnya, yang di belakang adalah Buddha Maitreya, tangannya memegang Falun. Ia adalah Tathagata dalam alam semesta yang memiliki kekuatan supranatural paling besar. Ia akan membawa Falun turun ke dunia manusia untuk menyelamatkan makhluk hidup, dan adalah satu-satunya Sang penyelamat semua makhluk dalam alam semesta."
Sangat jelas, sorot mata patung Buddha memperlihatkan tingkat Buddha Maitreya (Raja Sakral Zhuan Lun) sangat tinggi, kekuatan supernaturalnya sangat besar, dan juga maha belas kasihnya menyelamatkan seluruh umat manusia juga tercermin secara penuh dalam perbandingan ukuran yang kontras antara patung Buddha Sakyamuni.
Kuil yang dipakai untuk menyembah Buddha Sakyamuni disebut sebagai kuil Jin Wa kecil, sedang kuil Buddha Maitreya disebut Kuil Jin Wa besar. [bersambung]
[Mobile Upload by: Chen Mei Ing]