Pengamat Pembangunan Infrastruktur dan Perumahan Jehan Siregar mengatakan kalau dibandingkan dengan proyek jembatan sepanjang 42,4 km yang baru saja diresmikan di China, terlihat proyek jembatan Selat Sunda menjadi supermahal dengan panjang bentangan justru lebih pendek atau cuma 30 km.
"Dari mana hitungannya proyek jembatan Selat Sunda sepanjang 30 km bernilai Rp.150 triliun, sedangkan jembatan di China sepanjang 42 km bernilai Rp.13,7 triliun. Ini harus ada klarifikasinya, termasuk klarifikasi soal bentuk kelembagaan pembangunannya, dan skema kerja sama PPP yang perlu dikoreksi," ujarnya, hari ini.
Dia menambahkan proyek itu harus dikaji lagi karena secara kasat mata terlihat pengelembungan biaya proyek kalau menggunakan proyek jembatan di China sebagai pembandingnya. Hal itu, lanjutnya, perlu dilakukan karena penetapan nilai investasi akan berdampak pada tarif yang harus ditanggung rakyat serta lamanya konsesi yang diberikan kepada investor.
"Ada juga potensi penghamburan APBN karena dianggap kecil dibandingkan dengan anggaran yang sudah digelembungkan itu," ujarnya.
Pemerintah China baru saja meresmikan penggunaan jembatan dengan panjang total 42,4 km yang menghubungkan kota pelabuhan di China Timur, Qingdao, dengan Pulau Huangdao. Jembatan yang lebarnya 33,5 meter ini menelan biaya satu miliar poundsterling atau sekitar Rp.13,7 triliun. [Mariati Ong, Tangerang, Tionghoanews]
Teman-teman yang mau terima artikel-artikel baru dari kami melalui email, bisa gabung saja disini http://asia.groups.yahoo.com/group/tionghoanews