Melihat makan siang yang demikian, sulit dihindari untuk tidak membuat orang bersedih hati, dan kasihan melihat anak-anak. Ketika pemikiran kita hanya berputar pada perasaan hati yang "sengsara dan putus asa", tampaknya tak bisa mengubah apa-apa, namun justru membuat diri kita sendiri tidak dapat lepas dari kabut lingkungan dan keluar dari keadaan sulit ini.
Bila kenyataan tak dapat diubah, mengapa tidak mengatur kembali EQ diri kita. Mungkin dengan mengubah pemikiran, kita akan mendapatkan hasil yang berbeda.
Motivator Dale Carnegie pernah mengatakan, "Daripada terus mengeluh, lebih baik mematut diri sendiri untuk terus meningkatkan kemampuan."
Setiap orang dapat mengubah lingkungan sekitar. Hal tersebut bukan karena siapa yang mempunyai bakat, hanya saja kebanyakan orang tidak memperhatikan kemampuan dirinya untuk "memahami lingkungan". Kemampuan semacam ini bukanlah misterius atau mistik. Asalkan mau berusaha, semua orang pasti bisa melakukan.
* Krisis itu perubahan yang menguntungkan
Seorang manajer dari sebuah perusahaan besar yang sudah berusia 47 tahun ditugaskan keluar selama dua minggu. Ketika kembali dari tugas luar kota dia menemukan bahwa tugas pekerjaannya sudah digantikan orang lain. Ternyata atasan manajer tersebut sudah diganti, wakil CEO yang baru membawa sekelompok orangnya sendiri, manajer tersebut mendapatkan perintah untuk mencari pekerjaan yang lain di perusahaan tersebut dalam waktu enam bulan.
Maka dia beralih ke departemen yang lebih kecil dalam perusahaa. Jabatan posisi barunya itu lebih rendah daripada asalnya, maka dengan sendirinya gaji yang dia terima juga turun. Tetapi belajar bagaimana menangani keadaan yang tidak menguntungkan dalam karier pekerjaan, merupakan sebagian proses dalam memanjat tangga kesuksesan. Dalam kurun waktu hanya 15 bulan, manajer tersebut sudah mengalami kenaikan jabatan dan masuk sebagai salah satu anggota pengelola perusahaan.
Orang yang bisa bersikap lapang ketika jabatannya diturunkan, walaupun juga bisa merasa sedih, namun dengan cepat dia akan menyesuaikan diri. Jika sepanjang hari seseorang hanya bisa mengeluh dan mengasihani diri sendiri, maka orang tersebut tidak akan mempunyai waktu dan semangat untuk merencanakan bagaimana bisa pulih seperti sediakala.
Keadaan yang tidak menguntungkan itu tidaklah menakutkan. Yang ditakutkan itu ketika diri sendiri tidak mau sekali lagi menghadapi keadaan yang tidak menguntungkan itu, sedangkan bagaimanapun juga keadaan yang tidak menguntungkan adalah sebuah jalan lebar dan rata menuju suatu kebenaran.
Menghadapi permasalahan jangan terburu nafsu, hadapilah dengan kepala dingin, seperti apa yang disebut mundur selangkah tiada batasnya laksana laut dan angkasa. Carilah cara yang tepat untuk menghadapi situasi, percayalah "krisis itu adalah perubahan yang menguntungkan." [Jeni Wang / Semarang / Tionghoanews]