KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 26 Oktober 2011

APAKAH MANUSIA MEMILIKI KEMAMPUAN PREKOGNISI?

Psikolog sosial Daryl Bem dari Universitas Cornell membuat banyak desas-desus dalam bidang parapsikologi tahun lalu ketika ia mengklaim memiliki bukti bahwa peristiwa di masa depan waktunya dapat diulur ke belakang untuk memengaruhi perilaku seseorang.

Versi akhir dari studinya dipublikasikan secara online pada 31 Januari 2011 dalam terbitan  psikologi sosial terkemuka, Journal of Personality and Social Psychology (Jurnal Kepribadian and Psikologi Sosial). Bahkan sebelum makalahnya dicetak, orang-orang yang percaya maupun yang sinis, telah dibingungkan atas temuannya dan memperdebatkan keberadaan psi, yaitu masa perlindungan untuk setiap proses transfer informasi atau energi yang tidak bisa dijelaskan dengan prinsip fisik atau biologis yang dikenal sekarang ini.

Dalam tulisannya, Bem memerinci sembilan percobaan yang ia pimpin, semuanya menyertakan prosedur tetap, yang bermanfaat dalam bidang psikologi sosial. Bagaimanapun titik krusialnya adalah "mundurnya waktu" yang disebutkan oleh Bem, prosedur ini berarti bahwa bukannya mengekspos peserta untuk stimulus (biasanya dianggap sebagai penyebab perilaku seseorang) dan kemudian mengukur reaksi (efek) nya, melainkan Bem terlebih dahulu mencatat perilaku peserta dan kemudian memberikan stimulus.

Pada percobaan Bem yang pertama, peserta disajikan dengan sebuah gambar dua tirai pada sebuah layar komputer dan diminta untuk menebak tirai mana yang menyembunyikan gambar. Pada kenyataannya, gambar dan posisinya itu hanya ditentukan oleh program pengacak dari komputer setelah peserta membuat keputusan.

"Dari sudut pandang peserta, prosedur ini tampaknya untuk menguji clairvoyance (kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu secara langsung tanpa melalui indera)," menurut artikel itu. "Namun pada kenyataanya, tak satupun dari gambar itu sendiri ataupun posisi kanan/kirinya ditetapkan sampai setelah tebakan peserta (laki-laki atau perempuan) dicatat, membuat prosedur tes pendeteksian peristiwa masa depan (tes prekognisi)."

Bem menemukan bahwa dalam kasus di mana komputer lebih lambat menghasilkan gambar erotis, peserta telah menebak posisi itu dengan benar sebanyak 53,1 persen kali. Meskipun kecil, perbedaan antara temuannya dan 50 persen (persentase tebakan benar yang diharapkan murni berdasarkan pada setiap kemungkinan), secara statistik adalah signifikan, pendapat Bem, yang menyatakan bahwa secara keseluruhan peserta yang menebak dengan benar setidaknya sebagian berkaitan dengan sesuatu selain kemungkinan.

Pada tujuh dari delapan percobaannya yang lain, Bem mendapatkan data sama yang mendukung keberadaan psi. Para ilmuwan skeptis, bagaimanapun, menyebutkan bahwa temuan Bem yang anomali itu hanyalah kebetulan statistik belaka.

Dalam sebuah kritIk yang dipublikasikan bersamaan dengan artikel Bem, Eric-Jan Wagenmakers dan rekannya di Universitas Amsterdam menganjurkan tes statistik yang lebih "konservatif" untuk mengevaluasi data Bem. Menurut analisisnya, mayoritas percobaan Bem sebenarnya telah memberikan bukti, baik yang "anekdot" maupun "substansial" yang mendukung tidak adanya prekognisi.

Namun pada saat yang sama, mereka menemukan bahwa tiga percobaan Bem memberikan pembenaran "anekdot" atas klaimnya, dan bahwa hasil percobaannya yang ke sembilan adalah "substantial."

Percobaan ke sembilan Bem adalah tes untuk "kecakapan mengingat retroaktif." Peserta diperlihatkan 48 kata benda satu per satu, dan kemudian disuruh untuk mengetik kata-kata sebanyak yang mereka dapat ingat. Setengah dari kata-kata itu dipilih secara acak oleh komputer dan ditampilkan lagi pada peserta satu per satu. Berikutnya sebagian kecil kata-kata disajikan secara bersamaan sementara itu peserta harus mengklik kata-kata itu untuk menempatkannya ke dalam kategori dan mengetiknya.

Intinya adalah untuk melihat apakah paparan masa depan dan praktek mencoba untuk mengetik sebagian kecil kata-kata akan ada hubungannya dengan ingatan yang lebih tinggi terhadap kata-kata yang dipilih pada pengeluaran kata-kata yang tidak dipilih. Bem menyimpulkan bahwa hasilnya mendukung fenomena psi, dan bahkan Wagemakers menemukan bahwa hasilnya adalah "substantial."

Sementara "substansial" adalah jauh dari bukti dengan pepatah "luar biasa" yang dibutuhkan untuk mendukung klaim yang luar biasa seperti Bem, namun itu membenarkan intrik dari komunitas ilmiah dan publik.

Sekarang ini Wagemaker sedang melakukan percobaan untuk menguji kemampuan replikasi temuan Bem. Menurut blog tim penelitinya, sejak 20 Juni 2011, mereka telah menguji sebuah kelompok peserta, dan analisis mereka sedang tertunda.

Para peneliti lainnya juga telah berusaha untuk mereplikasi percobaan Bem, dengan berbagai macam kegagalan dan keberhasilan, sehingga perdebatan terus berkecamuk hingga kini. Namun siapa tahu, mungkin pergeseran paradigma seperti kreatifitas Bem yang terbelit secara tradisional suatu hari nanti mungkin dapat menjawab pertanyaan ini. [Liana Yang / Surabaya / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA