Pria itu merasa sangat menyesal dan mengatakan tidak. Ia menjelaskan, ia bahkan tidak memiliki cukup uang untuk memperbaiki tali arlojinya yang baru saja putus. Sang istri tidak memaksakan permintaannya.
Pria itu pergi bekerja dan mampir ke sebuah toko arloji untuk menjual arlojinya yang rusak dengan harga rendah dan pergi membeli sisir untuk istrinya. Ia pulang di malam hari itu dengan sisir di tangannya siap untuk diberikan kepada istrinya.
Ia terkejut ketika melihat istrinya dengan potongan rambut yang sangat pendek. Ia telah menjual rambutnya dan memegang sepasang tiket menonton band baru.
Air mata mengalir dari mata mereka secara bersamaan, bukan untuk kesia-siaan tindakan mereka, tetapi untuk timbal balik cinta mereka.
Moral dari cerita ini: Untuk mencinta bukanlah sesuatu, untuk dicintai adalah sesuatu, tetapi untuk mencintai dan dicintai oleh orang yang Anda cintai, itu adalah segalanya. [Yenny Wu / Palangkaraya]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id