KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 30 Maret 2011

CARA FAN ZHONGYAN MENDIDIK ANAK YANG BUDIMAN

Fan Zhongyan adalah seorang pemikir dan pendidik selama zaman Dinasti Song Utara, dan merupakan seorang yang kental dengan ajaran Konghucu, Tao dan Buddhisme, dan dia berbakti kepada negara sebagai seorang penasehat politik. Di “Menara Yueyang”nya, dia menuliskan sebuat kalimat yang akhirnya dikenang secara abadi, yang berbunyi, “Seseorang seharusnya memikirkan negaranya terlebih dahulu baru berhak ikut menikmati kebahagiaan yang diperoleh.”

Dia sangat tekun dalam mendidik anak-anaknya. Dia mengajarkan anak-anaknya bagaimana membawa diri dan melakukan perbuatan-perbuatan yang bajik. Melalui ajarannya ini, keempat putranya semua mendapatkan didikan yang baik dan berintegritas tinggi. Keluarga Fan hidup dalam kondisi sederhana dan sangat suka untuk membantu masyarakat.

Fan Zhongyan suatu kali memerintah putra keduanya, Fan Chunren, untuk membawakan beberapa keranjang berisikan gandum dari Suzhou menuju Provinsi Sichuan. Dalam perjalanan pulangnya, Chunren bertemu dengan teman lamanya Shi Manqing. Chunren kemudian menyadari bahwa keluarga Shi telah jatuh miskin. Para anggota keluarga Shi telah meninggal dunia, tetapi Shi tidak memiliki uang untuk melakukan upacara pemakaman maupun membeli tanah untuk menguburkan anggota keluarganya. Setelah Chunren mengetahui keadaan susah yang dialami oleh Shi itu, Chunren memberikan keranjang-keranjang yang berisikan gandum itu kepada Shi sebagai bantuan untuk membantunya agar bisa kembali ke kampung halamannya. Fan Chunren pun pulang ke rumah setelah itu dan karena takut untuk menceritakan hal ini kepada ayahnya, jadi dia hanya tetap berdiri di dekat ayahnya dalam waktu yang lama tanpa menceritakan masalahnya.

Fan Zhongyan lalu bertanya kepadanya, “ Apakah kamu bertemu dengan teman kamu di Suzhou?” Fan Chunren menjawab, “Iya, ketika saya dalam perjalanan pulang melewati Danyang, saya bertemu dengan Shi Manqing. Dia tidak bisa pulang ke kampung halamannya karena tidak memiliki uang.” Fan Zhongyan berkata, “ Kenapa kamu tidak memberi dia gandumnya?” Fan Chunren berkata, “saya sudah memberinya.” Ketika Fan Zhongyang mendengar apa yang telah dilakukan oleh putranya itu, dia merasa sangat senang dan berulang kali memuji putranya karena telah melakukan sesuatu yang baik dan tepat.

Meskipun Fan Zhongyan menjabat sebuah jabatan yang tinggi di dalam pemerintahan dan memiliki penghasilan yang besar, dia tidak menyimpan semua uangnya itu untuk anak-anaknya, melainkan sering membantu rakyat yang miskin, dan menjadi seorang contoh teladan bagi keturunannya. Ketika putra pertamanya Fan Chunyou berusia 16 tahun, dia mengikuti Fan Zhongyan berperang melawan Xixia dan menerima banyak penghargaan atas keberaniannya itu. Dia adalah asisten yang baik bagi ayahnya. Putra keduanya, Fan Chunren, kemudian menjabat sebagai perdana menteri. Selama 50 tahun dia bekera sebagai petinggi pemerintah, dia telah mengerahkan segala kemampuannya untuk memenuhi tanggung jawabnya itu. Si putra ketiga, Fan Chunli, adalah seorang asisten bagi sang perdana menteri. Putra keempatnya, Fan Chundui, adalah wakil menteri dalam negeri. Dengan pengaruh besar dari ayahnya, para putranya semua bersikap luhur dan sangat memedulikan kondisi rakyatnya. Mereka sangat jujur, lurus, dan sederhana. Mereka menghabiskan semua penghasilan mereka untuk membantu desa-desa yang miskin tetapi mereka sendiri tinggal dalam kehidupan yang sangat sederhana.

Filsafat kuno dalam ajaran didikan sebuah keluarga selalu memasukan orientasi etika sebagai nilai moral tertinggi. Para orang tua selalu ingin meninggalkan sesuatu yang terbaik bagi anak-anak mereka. Kenyataannya, tidak peduli berapa uang yang para orang tua tinggalkan buat anak-anak mereka, semua itu adalah harta benda dalam kehidupan duniawi saja. Hanya mendidik para anak bagaimana berbuat baik dan berbuat kebajikanlah yang merupakan rencana jangka panjang yang paling bagus buat anak-anak, karena kebajikan merupakan asas yang paling fundamental dan atribut yang paling baik. Ia merupakan sumber dari segala pemberkatan. Ia adalah kekayaan yang paling bisa diandalkan untuk ditinggalkan kepada anak-anak anda. [Chen Mei Ing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA