Kisah ini dituturkan oleh klien saya yang mempunyai ibu dengan kebiasaan mengucapkan kata-kata sumpah serapah saat dia masih anak-anak. Sampai sekarang sumpah serapah itu masih terus dia ingat. Mengapa dia bisa terus ingat sumpah serapah itu, bahkan sampai dia sudah punya cucu saat ini? Ini semua karena sumpah serapah almarhumah ibunya puluhan tahun yang lalu benar-benar terbukti padanya dan para saudaranya.
Sebagai anak pertama, klien saya adalah anak yang paling rajin dibandingkan adik-adiknya. Dia selalu membantu ibunya sehingga sang ibu jarang marah padanya. Sebaliknya adik-adiknya tidak serajin sang kakak. Akibatnya sang ibu sering marah pada mereka.
Saat marah, sang ibu sering mengeluarkan kata-kata sumpah serapah kalau besar nanti mereka hanya akan menjadi seorang pembantu dan sulit cari rejeki. Dan sang kakak akan menjadi juru tulis (sebutan pegawai negeri jaman dulu) dan gampang cari rejeki. Tahukah anda? Ternyata ucapan sang ibu terbukti setelah mereka beranjak dewasa.
Sang kakak benar-benar menjadi pegawai negeri dan saudara yang lain menjadi pembantu (TKI). Hidup sang kakak berkecukupan dan sebaliknya hidup saudara yang lain serba kekurangan walaupun gaji mereka cukup besar sebagai TKI.
Dari kisah klien saya, semoga kita semua bisa mengambil pelajaran, terutama para ibu. Jagalah selalu ucapan anda. Sekali lagi, ucapan adalah doa, dan doa seorang ibu bisa mengalahkan doa 1000 pendeta sekalipun. Berilah ucapan yang baik bagi anak-anak anda, karena ucapan atau doa ibu terhadap anaknya mempunyai kekuatan yang besar bagi terkabulnya doa. ***
http://yinnihuaren.blogspot.com
Email dari: Meilinda Chen, Jakarta