Pada suatu malam, ketika dia tertidur disebuah vihara, samar-samar dia mendengar sebuah suara bisikan ditelinganya, "Anak muda, nasib sialmu sudah berlalu! Ambillah kembali hartamu yang tertanam diantara batu ketiga depan vihara."
Begitu subuh tiba, dia tidak sabaran lagi lari ke depan vihara mencari batu ketiga dan membongkarnya. Tetapi dia hanya menjumpai 1 buah uang koin. Dengan sedih dia terduduk dilantai sambil berpikir, "Hal didalam mimpi, mana mungkin bisa dipercaya? sudahlah saya memang orang sial, mana mungkin dalam sekejap dapat berubah menjadi orang yang beruntung? Tetapi uang 10 dollar ini lumayan juga, saya bisa mengenyangkan perutku."
Dia mengambil uang 10 dollar itu pergi disebuah warung penjual mie, memesan mie, sambil menunggu mie dihidangkan matanya melihat disebuah sudut meja ada sebuah tas kecil tergeletak disana. Dia berpikir pasti ada tamu yang lupa membawanya, lalu diam-diam dia mengambil tas itu dan membukanya, didalam tas penuh dengan bon tagihan dan giro. Dahulu dia juga seorang pedagang jadi dia mengetahui bon tagihan dan giro tersebut sangat berharga, pemiliknya pasti akan kembali mencarinya, dia lalu duduk disana menunggu.
Benar saja, tidak berapa lama kemudian dia melihat ada seorang pedagang dengan tergesa-gesa bertanya kepada pemilik warung. Pemuda ini bertanya kepada pedagang ini apa isi tasnya, setelah memastikan bahwa tas tersebut adalah miliknya lalu dia menyerahkan kembali kepada pedagang ini.
Pedagang ini setelah mengucapkan terima kasih, lalu dari dompetnya dia mengeluarkan uang 1000 Yuan diberikan kepada pemuda ini, tetapi pemuda ini menolak menerimanya. Pedagang ini melihat tampang pemuda ini sangat jujur tetapi perekonomiannya tentu tidak baik, dia menjadi terharu. Pedagang ini bertanya kenapa keadaannya bisa demikian, lalu pemuda ini menceritakan kepadanya nasib sialnya.
Pedagang ini setelah mengetahui pemuda ini ada seorang yang terpelajar dan pernah menjadi pedagang, dia lalu memutuskan akan membantu pemuda ini, membawanya kepada seorang rekan bisnisnya seorang bule yang khusus menjual kain impor, rekan bisnisnya setelah mendengar cerita dari pedagang ini mengetahui pemuda ini ada orang yang sangat jujur, tanpa sangsi dia menyuruh pemuda ini bekerja sebagai manager accountingnya.
Bisnis impor kain dan grosir bos bulenya ini sangat besar, banyak pedagang kain yang mengambil kain darinya. Tetapi pada suatu saat dalam waktu yang panjang bisnis kainnya agak sepi, kain impor didalam gudangnya menumpuk. Bos bulenya melihat keadaan demikian berpikir hal ini akan terjadi sampai waktu lama, dia lalu menyerahkan semua kekuasaan kepada pemuda ini dan dirinya sendiri pulang ke negara asalnya.
Tidak disangka tidak berapa lama setelah bos bulenya pulang, keadaan pasar mulai berubah, banyak orang yang mencari kain impor, pemuda ini dengan harga yang tinggi menjual semua stok di gudangnya, sehingga mendapat margin yang tinggi.
Setelah beberapa tahun berlalu, bos bulenya kembali ke China, pemuda ini menyerahkan semua harta benda beserta keuntungan yang didapatnya kepada bosnya. Bosnya melihat kejujurannya, bermaksud menyerahkan keuntungan yang didapat kepadanya, dia hanya mengambil kembali modalnya. Tetapi pemuda ini menolak menerimanya. Kemudian bosnya mencari sebuah akal, dia membuat sebuah stempel dan memerintahkan kepada pegawainya setiap barang yang terjual harus distempel, setiap bon yang distempel akan mendapat keuntungan 1% dan uang tersebut diberikan kepada pemuda ini.
Lama kelamaan, pemasukan pemuda ini semakin banyak, tidak sampai berapa tahun kemudian pemuda ini telah menjadi orang kaya lagi. [Aprilda Bong, Makassar, Tionghoanews]
* Artikel di atas dikirim oleh pengunjung situs blog ini dan anda bebas meneruskan artikel di atas kepada teman2 anda juga atau anda bisa ikut serta kirim artikel melalui email ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id