KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 26 September 2011

MANFAAT DONGENG UNTUK ANAK-ANAK KITA

Cerita/Dongeng adalah tradisi lisan yang masih diwariskan dari generasi ke generasi. Pada umumnya, anak-anak sangat menyukai dongeng, baik itu berupa dongeng binatang (fabel), kisah rakyat (folklore), kehidupan tokoh-tokoh dunia yang terkenal, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, tradisi mendongeng mulai tersaingi oleh televisi dan video game yang merupakan produk dari perkembangan teknologi.

Kebanyakan orang mempunyai pikiran bahwa mendongeng adalah aktivitas yang biasanya dilakukan oleh orang tua untuk meninabobokan anaknya menjelang tidur di malam hari. Di satu sisi hal ini benar, tetapi di sisi yang lain pemikiran tersebut mempersempit makna atau manfaat yang sesungguhnya dari mendongeng.

Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari aktivitas mendongeng kepada anak:

* Pertama, mendongeng dapat membangun hubungan yang hangat antara orang tua dan anak. Ketika seorang anak berada di pangkuan ayah atau ibunya sambil mendengarkan cerita, akan timbul perasaan disayang, dikasihi dan merasa diperhatikan. Di samping itu, ada dialog langsung antara ayah atau ibu dengan anaknya. Hal inilah yang tidak dapat digantikan oleh televisi. Televisi memang dapat menyampaikan isi cerita yang menarik perhatian anak, akan tetapi tidak dapat memberikan kehangatan dan perasaan dikasihi seperti yang diperoleh dari mendongeng.

* Kedua, mendongeng dapat menumbuhkan daya imajinasi anak. Imajinasi yang dimaksud adalah bagaimana anak menanggapi dongeng tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang kritis dan lebih jauh hal itu dapat mendorong nalar kreativitas anak. Seorang psikolog yang bernama Cici Kaloh menambahkan bahwa intelegensi anak-anak yang kurang didongengi ternyata lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang lebih banyak didongengi orang tuanya. Penelitian itu kemudian juga menemukan, setelah sering didongengi, anak-anak yang semula intelegensinya kurang, belakangan meningkat. Masih menurut Cici, pengembangan daya pikir anak sangat dipengaruhi oleh stimulus lingkungan, yang salah satu di antaranya adalah
lewat pemberian dongeng.

* Ketiga, dongeng menanamkan nilai-nilai moral yang luhur kepada anak. Si Kancil yang Cerdik, Gadis Penjual Korek Api, dan Tiga Babi Kecil merupakan contoh-contoh cerita yang dapat dipetik nilai moralnya oleh anak. Dongeng menjadi sarana yang tepat untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak tanpa bersikap menggurui. Semakin sering anak membaca atau mendengarkan dongeng, maka semakin peka pula dirinya untuk menangkap berbagai pesan moral yang terkandung di dalamnya.

* Keempat, dongeng merangsang keinginan anak untuk gemar membaca. Dapat dipahami bahwa tidak semua orang pandai mendongeng dan mengingat banyak dongeng secara lengkap. Oleh sebab itu, buku dapat dijadikan sarana untuk mendongeng. Anak akan melihat buku sebagai sumber informasi yang menarik di mana dirinya akan tertantang untuk mencari, menemukan bahan lebih jauh serta membaca lebih banyak. Dalam hal ini, orang tua tidak hanya sekedar mendongeng tetapi juga mewariskan teladan yang baik kepada anak yaitu teladan dalam hal membaca buku.

Melihat beberapa manfaat penting dari mendongeng, seperti yang terlihat di atas, tentunya dapat dikatakan bahwa dongeng memiliki makna yang luas dan penting. Jadi, mendongeng adalah suatu aktivitas yang masih perlu dilakukan oleh orang tua pada masa kini. Meskipun televisi memiliki program acara yang paling menarik sekalipun, tetap tidak dapat menandingi peran orang tua yang mampu memberikan kehangatan dan keakraban kepada anak-anaknya lewat mendongeng.

Oleh karenanya, alangkah lebih bijak bagi orang tua untuk dapat menyediakan waktunya yang berharga setiap hari, meskipun tidak terlalu lama, untuk mendongeng kepada anak-anaknya. Waktu yang dimaksud bukan hanya malam hari sebelum tidur, tetapi bisa juga sebelum anak berangkat sekolah, waktu luang keluarga, dan sebagainya. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana ayah atau ibu bisa menjiwai cerita yang dibawakan damenjadikannya sebagai suatu kemasan yang menarik perhatian anak. [Vivi Tan / Jakarta / Tionghoanews]


ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA