Etnis Tionghoa menyantap hidangan dengan menggunakan sumpit atau dua bilah bambu kecil yang diserut halus untuk menjepit makanan tidak hanya soal menikmati cita rasa, namun juga ada beberapa peraturan yang harus ditaati seseorang saat menggunakan sumpit.
"Saat makan menggunakan sumpit dilarang menggunakan sumpit menunjuk sesuatu, seperti menunjuk ke makanan. Hal ini dianggap meremehkan anggota keluarga lainnya," kata Mpek Tjiam Boen Hoo, salah seorang peramal etnis Tionghoa, kemarin.
Pantangan lainnya, sambungnya, dilarang menancapkan sumpit sampai berdiri tegak di mangkok nasi. Hal ini tidak diperkenankan karena posisi sumpit seperti itu menyerupai dupa yang dibakar seperti dalam tradisi pemakaman etnis Tionghoa.
Ditambahkannya, secara tradisi, sesuai budaya Tionghoa sebenarnya tidak menggunakan pisau dan garpu sebagai peralatan makan karena bagi etnis Tionghoa kedua alat tersebut dianggap sebagai senjata yang tidak diperkenankan berada di meja makan.
"Banyak mitos yang beredar dalam tradisi Tionghoa, karena penggunaan sumpit dalam sebuah jamuan makan seseorang apabila mendapatkan sumpit yang tingginya tidak seimbang satu rendah dan satunya tinggi maka diyakini rezekinya akan habis," tambahnya.
Di restoran Tionghoa, tuturnya, hal ini bisa saja terjadi dan tidak jarang, kejadian seperti ini tentunya si pemilik sumpit akan minta supaya sumpitnya diganti dengan yang sama tingginya.
Di sisi lain, apabila dalam sebuah jamuan makan ada yang menjatuhkan sumpit maka akan mendapatkan pertanda nasib buruk. "Inilah yang harus hati-hati. Karena kebanyakan ngobrol ketika makan sampai-sampai sumpit diayun-ayunkan. Kalau sumpit sudah jatuh, pasti menyesal. Terlepas, benar tidaknya mitos tersebut, tindakan menjatuhkan sumpit merupakan salah satu etika yang buruk ketika makan," sambung pria yang juga seorang pengusaha ini.
Selain itu, kata Tjiam Boen Hoo, mitos dalam penggunaan sumpit ini memang pernah didengarnya. Namun, pria yang akrab disapa Aho ini mengungkapkan persoalan rezeki atau nasib buruk tidak ditentukan dari memegang sumpit.
"Itu hanya mitos. Tapi, pelajaran yang bisa diambil adalah dalam makan harus beretika. Mau pakai sumpit atau tidak, ketika makan harus menujukkan sifat yang sopan. Kalau dijamu orang, harus menjunjung tinggi tuan rumah," tandasnya. [Angelina Lim / Medan / Tionghoanews]