KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 17 Februari 2012

PERNIKAHANKU PELARIAN PRIA HOMOSEKS

Sebut saja namaku Selvi (bukan nama sebenarnya). Saat ini usiaku 34 tahun, aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Sejak kecil aku telah memiliki cacat fisik (tuna rungu), aku juga tak tahu apa yang menyebabkan aku menderita cacat seperti ini, padahal kakakku dan keluargaku yang lain tak ada yang memiliki cacat seperti yang aku derita. Tapi aku tak mau mempersoalkan lagi apa yang aku derita, aku hanya bertekad untuk meneruskan hidup yang indah ini.

Kehidupan masa remajaku bisa dibilang sangat bahagia, aku hidup seperti halnya gadis-gadis sebayaku, punya teman, punya hobi bahkan cita-cita yang setinggi langit dan untunglah orang tuaku amat mendukung apa saja yang menjadi keinginanku, hingga pada suatu saat kebahagianku terenggut dengan meninggalnya papa.

Sejak kepergian papa, keadaan ekonomi kami semakin sulit, kami sebelumnya memang bergantung dengan pendapatan papa. Untuk mengatasi hal tersebut kami terpaksa menjual rumah dan membeli yang lebih kecil serta mengontrak sebuah kios untuk kami berusaha. Walau terasa pahit, keadaan itu berangsur-angsur bisa aku terima, terlebih usaha yang kami rintis mulai dapat menghasilkan.

Dari pendapatan itulah aku akhirnya bisa mengikuti kursus kecantikan, kebetulan kios yang kami sewa cukup besar untuk membuka sebuah salon kecantikan. Di tempat kursus itu juga aku akhirnya berkenalan dengan seorang pekerja di salon tersebut sebut saja namanya Hengki (bukan nama sebenarnya). Dari Hengki juga aku akhirnya banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman tentang bagaimana mengelola salon yang baik, tak jarang Hengki memuji ketegaran dan semangatku

Hingga suatu saat, aku dikejutkan dengan kedatangan Hengki ke rumah, betapa tidak, aku yang saat itu telah berumur 25 tahun belum sekalipun menerima kunjungan seorang laki-laki, hingga kedatangan itu membuatku menjadi salah tingkah, terlebih kedatangan Hengki bukan saja ingin berkenalan dengan keluargaku, tapi lebih dari itu ia bermaksud melamarku, dan pernyataan itu mamu tak mau membuat aku sedikit bingung bercampur bahagia.

Kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut Hengki membuat hatiku bergetar, terlebih ketika Hengki menanyakan kesediaanku untuk dijadikan istrinya. Wajahku terasa panas, ketika aku menganggukan kepala tanda setuju, tak terasa air mata menetes di pipiku. Aku tak tahu rasa apa yang saat itu aku rasakan, yang jelas saat itu dunia sepertinya akan menjadi milikku, kebahagiaan itu tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata.

Singkat cerita aku akhirnya melangsungkan pernikahan. Pesta pernikahanku di laksanakan disebuah hotel berbintang dan digelar dengan sangat mewah. Pesta itu juga dihadiri teman-teman Hengki yang berasal dari kalangan atas. Maklum tempat Hengki bekerja adalah sebuah salon terkenal. Dan sampai saat itu aku masih tak percaya jika kejadian itu adalah nyata dan bukan mimpi.

Kebahagiaan yang sempat hilang dalam hidupku akhirnya muncul kembali, terlebih ketika aku dinyatakan positif hamil. Dan aku bermaksud memberitahukan kabar gembira itu kepada suamiku di ruang kerjanya. Namun apa yang kutemui diruangan kerjanya membuat hatiku kembali terguncang.

Saat aku membuka pintu ruang kerjanya, aku melihat pemandangan yang sangat tak lazim. Saat itu Hengki tengah bermesraan dengan seorang pria tampan, begitu mesranya sampai-samapi mereka tak menyadari keberdaanku. Dan aku langsung berbalik hingga tak sempat menutup pintu itu kembali, disaat itulah mereka baru menyadari bahwa ada orang yang sedang memperhatikan kemesreaan mereka.

Hengki segera menyusul dan menemui aku yang tertidur dengan mata sembab, dipeluknya aku hingga aku terbangun, aku meronta namun ia tetap memeluk dan berusaha menjelaskan semuanya padaku, bahwa ia sebenarnya telah lama berhubungan dengan Pram (bukan nama sebenarnya), jauh sebelum ia mengenalku, dan Pram pernah memutuskan hubungan dengannya karena Pram tertarik dengan pria lain.

Selanjutnya ia mengaku sengaja menikahiku untuk mengusir kesendiriaan dan keputus-asaanya, selain itu ia juga sedang berusaha menjadi seorang pria normal, dengan memiliki istri dan anak-anak. Namun ia mengaku bahwa ia masih mencintai Pram, itulah sebabnya saat Pram datang dan kembali ia lalu melepaskan rasa rindunya. Dan Hengki meminta aku tak menghalanginya, sementara ia tetap meminta aku menjadi istrinya.

Sejak itulah Aku, Hengki dan Pram akhirnya tinggal seatap, dan keadaan itu membuatku merasa tertekan, dilain pihak aku masih membutuhkan Hengki karena bayi dalam kandunganku pasti membutuhkan sosok seorang ayah. Terus terang aku tak lagi bisa memutuskan untuk berbuat seperti apa, hingga saat ini aku masih pasrah dan mengikuti seperti apa perjalanan hidupku, dan aku pasrahkan semuanya ke Tangan Tuhan Yang Maha Besar. [Vivi Tan / Jakarta]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA