KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 18 April 2012

SENYUMAN MEREKA ADALAH SEMANGAT HIDUPKU

Betapa beratnya, ketika aku tahu waktu hidupku di dunia hanya  hitungan bulan. Aku adalah seseorang yang mengidap penyakit kangker darah. Aku Asna, aku tinggal di panti asuhan. Kegiatan aku adalah berkerja di salah satu EO di Jakarta. Kesibukan ku selain di EO adalah mengajar adik-adikku di panti asuhan.

Aku banyak menghabiskan waktu luangku bersama dengan adik-adikku di panti asuhan. Ibu pengurus panti sangat dekat dengan aku dan yang lainnya. Dia baik hati, murah senyum dan sangat perhatian dengan kami. Aku baru tahu penyakit ini ada di diriku saat aku dewasa. Bukan aku saja yang tahu, tetapi seluruh panti tahu tentang itu.

Rasa khawatir menghinggapi mereka tentang kesehatanku, namun aku slalu coba meyakinkan mereka, jikalu aku akan baik-baik saja. Aku fahami perasaan mereka. Aku jalani hariku seperti biasa, tetap tersenyum di depan mereka , walau rasa sakit sering menghinggapiku. Aku sayang mereka seperti mereka menyayangiku. Merekalah keluargaku, merekalah tempatku meluapkan semua yang aku rasa.

Bulan ke 4, aku berkerja di EO ini. Aku senang dengan suasana di sini. Teman-teman kantor  aku semuanya baik. Mereka menilaiku sebagai wanita yang ramah. Aku dekat dengan seorang peria, teman satu pekerjaan denganku. Indra (bukan nama asli). Dia peria yang baik dan sangat perhatian. Aku dekat denganya, setelah 2 bulan aku berkerja di sini.

Awal perkenalanku, saat itu aku harus pulang malam karena tugas yang aku buat baru selesai malam. Aku sungguh binggung saat itu, karena tidak ada kendaraan pada jam itu. Saat aku terdiam, aku memutuskan untuk menginap di kantor. Saat aku melewati musholah di depan kantor , aku bertemu dengan Indra. Dia saat itu belum 1 divisi denganku, namun kami saling mengenal karna kami satu kantor.

Ternyata Indra sering pulang larut malam, karna dia adalah salah satu tim leader di kantorku. Mulai saat itulah aku dekat denganya. Setiap aku pulang malam, dia selalu mengantarku pulang. Dia peria yang ramah, walaupun dia tahu aku tinggal dip anti asuhan, dia tidak lantas menjauhiku. Dia berkata padaku bahwa yang membedakan setiap manusia adalah hatinya, dan selebihnya adalah titipan, dia sungguh dewasa dalam menyikapi segala hal.

Waktu itu hari dimana aku menerima gaji di bulan ke 4. Aku langsung mengajak adik-adikku dan pengurus panti asuhan, untuk sekedar makan-makan diluar. Tak terasa separuh gajiku habis untuk makan-makan kecil itu, namun aku bahagia karna inilah keluargaku. Ibu panti memelukku, dan menangis. Dia bilang aku sangat baik. Dan aku menjawabnya, inlah keluarga besar aku. dengan siapa aku harus berbagi kebahagian selain dengan mereka. Dengan tersenyum aku memandang wajah ibu panti yang mengurusku dari  kecil.

Pagi itu kepalaku terasa berkunang-kunang. Aku langsung mengambil obatku dan meminumnya. Sakit di kepalaku mulai membaik. Aku harus brangkat, karena ada sebuah acara besar yang harus aku tangani dengan tim kerjaku. Sebelum berangkat aku pamitan dengan ibu panti, yang kebetulan pagi itu dia sudah ada di panti. Dia mengingatkanku akan kesehatanku. Aku tersenyum, lalu aku memeluknya.

Sesampainya di kantor, Indra dan tim kerjaku sudah datang dan kami pun memulai meeting untuk acara itu.  kemungkinan kami akan kerja extra untuk membuat acara ini berjalan dengan lancar. Saat itu menjelang siang, kami pun beristirahat. Sedikit bebisik padaku, salah satu kawanku bilang padaku, kalau Indra selalu bertanya tentang aku kepada mereka. Dia ingin mencari tahu tentang aku. Aku sudah tahu tentang perasaan Indra terhadap aku. Dia pernah bilang jikalau dia mencintai aku, namun aku menolaknya.

Seluruh teman kerjaku tak tahu aku mengidap kanker, termasuk Indra. Aku tekut mereka cemas dan aku takut aku di berhentikan dari pekerjaanku ini. Aku sembunyikan semua ini demi membantu biaya adik-adikku yang masih sekolah. Sungguh aku terpaksa melakukan itu. Dan tentang Indra, sebenarnya aku juga mencintai dia namun dia terlalu baik hingga aku tak sanggup membayangkan jikalau dia harus bersanding dengan wanita yang mengidap kanker seperti aku.

Pekerjaan kami pun kami lanjutkan. Di pertengahan acara aku merasakan beban di kepalaku, dan tak sadar, darah mengalir dari hidungku. Aku coba membersihkannya, namun sakit itu makin terasa, dan aku pun tak sadarkan diri. Saat terbangun, aku tak tahu aku ada di mana. Aku tertidur di atas kasur dan di hadapanku sudah ada ibu dan beberapa pengurus  panti. Mereka terlihat cemas, dan tanganku pun di pegang oleh ibu panti.

Dia bilang seluruh penghuni panti khawatir dengan keadaanku. Dan dia bialang padaku jikalau Indra telah mengetahui aku mengidap kanker darah. aku merasa bersalah, tiba-tiba indra datang membawa buah-buahan dengan tersenyum. Dia memegang tanganku dan berkata padaku jikalau penyakitku tak akan menghalanginya untuk meminangku. Dengan menangis, dia memintaku untuk menikah denganya. Sedih bercampur gembira, itu yang aku rasa saat itu. Dan akupun menerima lamaranya tersebut.

Fonis dari dokter, telah aku lewati. Tuhan memberikan ku kesempatan kedua untuk membuat lebih banyak senyum kepada adik-adikku di panti asuhan. kini aku akan memiliki satu keluarga lagi. keluarga ku bersama Indra, peria yang menerimaku dengan segala keadaan aku. [Vivi Tan / Jakarta]

* Sumber: Google Search Engine

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA