Operasi berhasil, dan setelah tinggal beberapa saat di rumah sakit, Steven diizinkan pulang. Meskipun beberapa minggu kemudian ia akan dipasangkan kaki palsu, Steven sudah siap untuk bergerak maju dengan hidupnya kini, dan ia kembali ke sekolah.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Steven adalah reaksi dari teman-teman sekelasnya. Ia khawatir penampilannya akan menjadi masalah bagi sebagian orang. Lalu, orangtuanya meyakinkannya bahwa cara terbaik untuk menangani situasi ini adalah dengan berbicara mengenai hal-hal tadi dengan teman-temannya di sekolah.
Itulah yang dilakukan Steven. Ia menuju kelasnya, lalu menceritakan diagnosis dan pengobatan yang dilakukannya. Ia membiarkan teman-temannya tahu dan membuat teman-temannya mengajukan pertanyaan. Ia juga mengatakan kepada mereka, meskipun kakinya telah diamputasi, ia masih orang yang sama.
Di akhir hari itu, Steven mengatakan kepada orangtuanya, 95 persen dari teman sekelasnya memperlakukan seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Ia merasa, mengambil waktu untuk berbicara dengan teman-temannya, terbuka dan jujur, membantunya mempengaruhi situasi. Akhirnya, Steven mengembangkan kepercayaan dirinya dan keberanian untuk menangani kesulitan yang mungkin akan ia hadapi di masa depan kehidupannya. [Susi Ng / Balikpapan]
EMAIL KAMI
Anda juga bisa mengirim berita Tionghoa atau artikel lain untuk tampil dalam situs ini, dengan cara kirim ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com