KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 17 September 2012

IBUKU HANYA PUNYA SATU MATA

Kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Itulah peribahasa yang kita peroleh waktu kecil. Peribahasa yang mengisyaratkan betapa luas dan mendalamnya kasih seorang Ibu. Apa pun akan dikorbankan demi kebahagiaan anaknya. Seperti cerita berikut.

"Ibumu hanya memiliki satu mata!" Itulah olok-olok yang aku terima dari teman-teman sekolah. Aku sangat malu akan hal itu. Apalagi Ibu tiap hari ke sekolah untuk mengantar makanan bagi murid dan guru-guru. Setiap melihat Ibu aku langsung kabur. Saya ingin Ibu lenyap dari pandangan mata saya.

Terkadang dalam pikiran saya berharap Ibu meninggal saja. Sehingga berakhir penderitaanku. Namun tak juga itu terjadi. Makanya, saya belajar dengan rajin dan berusaha memperoleh beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri. Ternyata usahaku berhasil.

Lalu aku menikah, membangun keluarga, membeli rumah, dan membesarkan anak-anak. Saya sangat bahagia dengan kehidupan yang saya rengkuh sehingga terlupakan kenangan masa kecil itu.

Sampai kemudian Ibu saya datang ke rumah dan anak-anak ketakutan saat melihatnya. Saya yang melihat hal itu langsung mengusir karena Ibu datang tanpa diundang. Ibu hanya berucap pendek, "Oh, maaf. Saya salah alamat!"

Suatu hari, sebuah undangan reuni sekolah masa kecil menghampiri rumah saya. Saya berbohong kepada istri akan melakukan perjalanan bisnis. Acara reuni itu berjalan beberapa hari. Selama itu saya menginap di hotel dan berencana mengunjungi Ibu setelah acara selesai.

Namun begitu sampai di pondok masa kecil, seorang tetangga memberi kabar bahwa Ibu baru saja meninggal. Saya tak meneteskan sedikit air mata pun. Tetangga itu lalu memberikan sepucuk surat yang dipesankan Ibu untuk diberikan kepada saya.

'Anakku tersayang,

Saya selalu memikirkanmu setiap waktu. Saya mohon maaf telah lancang datang ke rumahmu dan membuat takut anak-anakmu.

Saya senang kamu mau datang ke reuni itu. Namun aku tak bisa turun dari tempat tidur dan menemuimu. Saya minta maaf karena memberimu rasa malu saat kau tumbuh menjadi remaja.

Aku mau bercerita soal itu. Ketika kamu masih kecil, kamu mengalami kecelakaan dan salah satu matamu harus dibuang. Sebagai Ibu aku tidak tega kamu menjalani sisa hidup yang masih panjang dengan hanya satu mata. Maka, aku berikan satu mataku untukmu.

Saya bangga pada akhirnya kamu bisa melihat dunia dengan kedua matamu.

Dengan segenap cinta tulusku kepadamu,

Ibumu' [Roswati Lim / Mataram]

EMAIL KAMI

Anda juga bisa mengirim berita Tionghoa atau artikel lain untuk tampil dalam situs ini, dengan cara kirim ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA