KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 18 Januari 2011

SENANDUNG HATI DAN JIWA

Tempat kelahiran ku adalah sebuah desa yang tenang dan indah. Yang aku masih bisa menghirup udara segar, melihat gunung menjulang kokoh. sawah yang seperti undakan lereng-lereng hijau dan akan menguning keemasan ketika waktu panen tiba.

Wangi tanah basah selalu tercium olehku ketika pagi, udara lembab tetapi mententramkan jiwa seolah tak akan ada yang bisa berajak pergi dari bumi yang dikaruniai keindahan oleh Sang Pencipta. Senyum tulus mbok-mbok dengan pakaian daerah sederhana, bapak-bapak dengan muka riang mengayuh sepeda . Selalu tidak ada ketergesaan dalam hidup mereka, mereka tidak mengejar apapun. Meskipun waktu yang mereka punya sama dengan waktu bumi di belahan manapun.

Tapi kedamaian tidak selamanya utuh, selalu saja ada busuk dimana itu terjadi. Kebusukan seperti tak rela memberikan indah damai tanpa dia datang menemani . Busuk memang selalu ada di setiap dinding dan lapisan tirai kehidupan.

Ibuku adalah wanita cantik, yah dia sangat cantik, aku sendiri bingung dari mana di dapat kecantikan yang begitu rupa oleh orang desa seperti ibuku. Seingatku nenek dan kakekku adalah orang desa yang kebanyakan yang paras wajahnya biasa saja, hanya kakekku berbadan tegap dengan hidung yang mancung, nenekku berkulit putih dengan mata yang cemerlang. Tapi itu pun hanya bisa kulihat di foto lama yang terpajang di rumah sederhana kami . Ah mungkin perpaduan itu yang membuat ibuku terlahir cantik.

Kelihatannya Ibuku tahu bahwa dirinya cantik sempurna walaupun hanya berpakaian kain dan kebaya lusuh , tapi pakaian itu tak pernah bisa menyembunyikan kecantikannya dan lekuk tubuhnya yang sempurna. Siapa pun lelaki yang melihat tubuh ibuku pasti akan menelan ludah bagai binatang lapar ingin menerkam dan menguasai . Dan entah mengapa pula Ibu merasa bisa menggapai semua impian desanya dengan kecantikan dan molek tubuhnya. Menjadi Perempuan malam pilihannya.

Aku terlahir sendiri, hanya Ibu dan Bidan Yuni yang membantu , Ayah ? , sampai detik hari ini aku tak tahu siapa ayahku, dan Ibu selalu enggan menceritakan kisah hidupnya. Aku tumbuh menjadi anak kecil yang manis dan cantik. Kecantikan ini menurun dari Ibuku. Kulitku seperti susu dan putih seperti Ibu , hidungku seperti kakekku , mataku bersih dan cermerlang seperti mata nenek. Yang ku tahu Ibu selalu bangga dengan kehadiran ku di dunia. Ibu selalu memanjakan aku dan memberi apa saja yang aku minta. Dan Ibu menamaiku Anna, tidak seperti nama-nama anak kebanyakan di desaku . Padahal lebih sering aku mendengar orang memanggilku dengan sebutan anak haram .

Ketika tengah bermain bersama , ada teman ku nakal menyebut ku dengan anak haram dan mereka bersorak-sorak gembira dan aku hanya diam terpaku sambil memandangi mereka satu-satu dengan bingung. Lalu Ibu akan dengan lembut menggendong tubuhku dan membisikkan kata ketelingaku pelan “jangan dengarkan omongan mereka sayang, kau buah hatiku” , dan kata-kata itu hanya kata-kata itu yang sanggup meredam air mata dan kebencianku serta meredam tanya tentang apa arti kata haram dan dimana ayah ku berada.

Aku bahagia hanya tinggal bersama Ibu. Ibu membuka warung kecil didepan rumah, menjual kebutuhan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kami. Tapi ketika malam hari tiba Ibu menyulap warung itu sebagai warung kopi , walaupun kadang banyak juga yang meminta untuk di suguhkah teh panas .

Malam gelap, kopi panas , suara jangrik , suara serangga malam, suara burung, dan temaram sinar bulan kadang menimbulkan birahi yang jahat. Walaupun letih di siang hari di malam hari Ibu selalu cantik dan menawan. Ibu tidak pernah tidak tersenyum walau hatinya sedang gundah. Dan senyum itu yang sudah menarik perhatian salah seorang pemuda di desa seberang. Kelak pemuda ini juga yang membuat Ibu pergi meninggalkan desa dan membuat semua kehidupan berubah. Membuat jalan hidupku menjadi berliku dan membuat dunia kecilku terkoyak.

***
Sejak kenal dengan pemuda itu, Ibu seperti gadis remaja yang sedang jatuh cinta. Sibuk bersolek dan selalu bernyanyi lagu cinta. Meski kasih sayangnya terhadapku tidak pernah berkurang tapi aku tetap merasa di duakan. Aku benci melihat pemuda itu. Dia seperti cacing kepanasan jika didekat Ibu. Matanya tidak pernah lepas memandang tubuh Ibu, dan tangannya selalu rajin menjamah dan menyentuh Ibu. Benar-benar hanya pesona kecantikan ibu yang telah menyihir buta mata pemuda itu. Dia seperti kehausan dan kelaparan yang panjang berada disamping Ibu. Lidahnya terjulur penuh nafsu dan matanya jalang menelanjangi Ibu. Setidaknya selalu itu yang kulihat di pemuda itu. Aku tak ingin ibu terjebak di kubangan cinta.

Malam-malam panjang yang kudengar adalah derit menderita ranjang papan kami, rintihan nakal Ibu dan pemuda itu, aku menutup rapat telingaku ketika aku terbangun mendengar kebisingan yang mereka buat . Yang aku lakukan setelah itu hanya menangis dan kecewa.

Aku kecewa kenapa Ibu yang sangat aku sayangi itu bisa terlena sedemikian dalamnya dengan pemuda itu. Aku tidak merasakan cinta dan kasih sayang diantara mereka, meski Ibu selalu bercerita kepadaku , bahwa Ibu mencintai pemuda itu. Cinta ah apa cinta artinya adalah bersetubuh ? , hanya melepas hasrat birahi yang tertunda setelah itu pergi menunggu datang kembali . Aku bersumpah tidak akan pernah bercinta dan mencinta.

***
“Anna” , Ibuku memanggilku dengan lembut sekali . Duh .. aku selalu jatuh cinta dengan Ibu. Suaranya bagai datang dari surga , sejuk mengalir hangat kedalam ruanghatiku . Aku tidak pernah bosan memandangi wajah Ibu . Wajahnya cantik rupawan tapi ketika kulihat dimata Ibu ada pemuda itu aku menjadi seperti daging yang tertusuk duri tajam . Perih rasanya.

“Ibu akan menikah …..” ucapan ibu tegas dan tatapan ibu langsung menembus mataku.

Aku terdiam sejenak dan kembali memandangi Ibu. Usia ibu belum lagi genap 30 tahun, Tubuh ibu langsing dan padat , dan Ibu memancarkan jiwa seorang perempuan matang yang keindahannya dan keharumannya bagai buah yang siap di petik.

“Ibu bahagia ?” tanyaku polos .

“Anna …, ibu bahagia kalau kau bisa menerima dia sebagai ayahmu …”

Aku peluk Ibuku dengan segenap jiwaku, aku mencintai perempuan ini sepenuh hatiku, aku ingin Ibu bahagia. Aku menangis terisak di pelukan Ibu. Pelukannya hangat sekali dan aku bisa merasakan jiwa ibu sedang bernyanyi syair cinta, aku tidak ingin merusaknya.

“Menikahlah bu, jika itu buat ibu bahagia ….”

“Terima kasih Anna, Ibu mencintai mu nak ….”

***
Tapi Tuhan ternyata tidak diam, meski begitu tebal dosa yang sudah diperbuat , Tuhan selalu memberi cara agar kembali . Ketika mata sudah buta, telingapun tuli, hanya hati nurani yang masih bisa melihat dan mendengar.

Ketika itu terjadi usiaku 12 tahun. Kejadian yang membuat aku dan Ibu pergi meninggalkan dosa untuk membuat dosa lainnya. Manusia memang tidak pernah mau menghitung dosa tetapi selalu berhitung jika berbuat kebaikan. Tetapi Tuhan selalu tersenyum melihat pola tingkah manusia.

Aku sedang mandi sehabis pulang sekolah karena hari itu terasa panas sekali, Ibu sedang tidak dirumah membeli keperluan berjualan untuk malam nanti. Aku merasakan air dingin mengaliri seluruh tubuhku. Segar sekali, kusabuni tubuh kecilku yang baru saja tumbuh . Aku baru saja mendapat haid ku pertama kali bulan yang lalu. Dan sekarang aku merasa sudah menjadi gadis kecil yang cantik.

Walau usiaku baru 12 tahun tapi tinggi tubuhku lebih dari anak-anak seusiaku, badanku juga lebih berisi. Rambutku panjang sebatas buah dadaku dan hitam lurus tergerai . Ibu bilang aku akan tumbuh menjadi gadis remaja yang paling cantik . Tersenyum aku mengingat perkataan Ibu.

Lamunan ku seketika buyar ketika tiba-tiba kurasakan pintu kamar mandiku terbuka paksa ditendang dari luar . Sekarang didepanku berdiri pemuda itu dengan matanya yang menelanjangi tubuhku yang sudah telanjang. Aku melihat dan bisa merasakan nafsu binatang yang haus dan lapar akan birahi . Aku tercekat tak bisa menjerit karena dikelilingi rasa malu dan takut yang luar biasa.

Tangan ku reflek menutupi buah dada kecilku dan bagian kewanitaanku, aku mundur kebelakang dan hanya bisa menatap nanar mata pemuda itu . Aku sadar akan bahaya, pemuda itu pasti akan melepaskan birahi setannya karena kulihat setan itu sekarang tepat berada di belakangnya , bersorak-sorak dan berlompat-lompatan girang mendorong-dorong pemuda itu untuk makin mendekati aku.

Aku murka dan marah, aku ambil gayung dan melempar apa saja benda yang berada di kamar mandi, serta berteriak mengumpat kata kotor yang terlintas di otakku. Aku jijik melihat pemuda itu . Ini kah pemuda yang akan membahagiakan Ibuku. Aku menangis tapi tangis itu tak bisa keluar ketika tangan kasar itu membekap mulutku dan mendorong tubuhku rapat ke dinding. “Ibu …. “ aku mengerang dalam hati .

Sekarang yang bisa kulakukan hanya diam , aku menatap pemuda itu dengan kebencian seorang perempuan murka. Pemuda itu siapa membuka celana panjangnya dan siap untuk melepaskan durjana dunianya, sementara setan di belakangnya masih bersorak dan terus mendorong pemuda itu untuk melakukannya .

Aku terpejam memohon doa , dan kudengar teriakan Ibu yang membuat setan-setan yang sedang bersorak terdiam ketakutan lalu pergi meninggalkan pemuda itu. Ibu berdiri tegak sambil tangan kanannya terhunus pisau dapur berkilat. Matanya mata seorang yang terluka, kecewa , tak ada air mata tapi kulihat dadanya naik turun menahan amarah yang memuncak .

“PERGI … TINGGALKAN KAMI ATAU KUBUNUH KAU ….. !!! ”

“Tapi … tapi …. Aku …., maafkan aku …. ” pemuda itu berbalik dan menatap ibu berkata terbata-bata .

Aku jatuh terduduk duduk lemas dan mulai terisak .

“PERGI DAN JANGAN KEMBALI LAGI BAJINGAN …. !!!” teriak Ibu lagi .

“Aku akan membunuhmu sekarang kalau kau tak pergi dan kalau kau sentuh anakku lagi”, suara itu pelan tapi tegas mengancam.

Pemuda itu pergi melewati Ibu , tak mampu lagi dia memandang wajah Ibu, pemuda pengecut , bajingan , kecintaan Ibu, sekarang sudah telihat nyata apa yang ada diluar jiwa . Ibu melihat ku terenyuh dan langsung memelukku, menangis melihat keadaanku.

“Maafkan Ibu , Anna… maafkan ….. maafkan …., laki-laki itu memang bajingan, tapi Ibu belum terlambatkan ? ”

Aku menggeleng pelan , merasa nyaman dipelukan Ibu . Ibu menangis masih menangis memelukku. Aku tahu dia kecewa, aku tahu dia marah . Aku mengangkat wajah Ibu, aku tatap matanya . Mata itu sekarang penuh air mata, tapi sekarang ku lihat wajahku disana. Aku melihat keteduhan , aku melihat cinta , aku melihat kasih sayang, aku melihat penyesalan.

“Ibu …. Aku sayang Ibu .. … “ ucap ku tulus sambil memeluknya lebih erat.

Sumpah kedua terucap di hati “tak akan pernah ku mencintai lelaki manapun ….. ” [Yinnihuaren.blogspot.com]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA