KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 21 November 2011

THE LAST EMPEROR (2): PENOBATAN DAN PENURUNAN TAKHTA

Seluruh jajaran angkatan laut telah memberontak... Perlindungan nasional telah hilang... Kalau perang saudara mencapai titik buntu, maka mungkin ada campur tangan dari kekuatan asing... Dalam kasus ini, maka kebencian terhadap pemerintah dari tentara republik akan semakin meningkat... Penundaan penurunan Takhta mungkin akan menghasilkan nasib yang sama seperti Louis XVI dan keluarganya pada saat terjadi revolusi Prancis.

Janda yang diliputi rasa takut yang hebatnya langsung mengadakan sebuah pertemuan dewan kerajaan untuk mengizinkan para anggota keluarga mendapatkan kesempatan untuk meraih sebuah keputusan bersama. Saat mereka mengetahui isi memo rahasia, mereka lebih terguncang dengan berbaliknya kesetian Yuan Shih-kai yang tiba-tiba ini dibandingkan dengan gambaran nasib Louis XVI. Sampai saat itu Yuan terlihat sebagai orang yang anti-republik dan lebih memilih monarki kontitusional. "Aku tidak akan pernah mengkianati putra yatim piatu (Pu Yi) dan Janda permaisuri Lung YU," tulisnya. Selain itu, tak lama setelah kembalinya Yuan ke Beijing, sebuah perintah dikeluarkan untuk mengizinkan para pejabat memotong kuncirnya. Pada hari itu, setelah pertemuan di istana, seorang pejabat tinggi istana, saat berjalan menyusuri salah satu jalanan di Beijing, telah bertanya kepada Yuan saat dia menunjuk kuncirnya. "Apa yang akan kamu lakukan tentang hal ini?"

"Aku bisa meyakinkan dirimu," jawab Yuan. "Kalau aku berniat akan mempertahankannya."

Karena berbagai ucapan seperti tiu, mereka yang tidak memiliki keyakinan tinggi terhadap dirinya sekalipun akan merasa aman. Terlebih lagi, pihak Qing dan republik telah mencapai sebuah kesepakatan bahwa struktur pemerintahan di masa yang akan datang harus diputuskan oleh dewan nasional sementara. Oleh karena itu usulan Yuan, bahwa sang Kaisar harus turun takhta saat struktur pemerintahan masih belum bisa diputuskan, menjadi sesuatu yang sangat mengejutkan bagi seluruh anggota keluarga kerajaan.

Namun, sudah jelas bahwa Yuan Shih-kai pada saat itu telah memiliki cukup banyak dukungan pihak asing dan teman-temannya di sisi tentara republik untuk mengendalikan para revolusioner itu. Semua revolusioner yang awalnya mendukung monarki kontitusional merasa kalau Yuan adalah satu-satunya harapan mereka dan pemikiran ini pun telah memengaruhi beberapa anggota republik. Oleh karena itu, pihak republik memutuskan bahwa bila Yuan bersedia atas pemikiran pembentukan sebuah republik, maka ia bisa dicapai dengan sengat cepat dan dalam kasus ini, Yuan diminta untuk menjadi presiden yang pertama. Ini sesuai dengan keinginan Yuan sejak awal, khususnya sejak dia tahu kalu ayahku, mantan pangeran Wali, mengepalai sebuah kelompok yang sangat memusuhi dirinya. Dia telah memutuskan untuk menerima tawaran republik dan sedang memikirkan cara untuk menangani keluarga kerajaan Qing, saat mengetahui kalau Sun Yat-sen telah menempati posisi Presiden sementara di Nanking. Oleh karenanya sebuah solusi awal atas permasalahan dinasti semakin penting bagi Yuan. Jika pihak republik di selatan mengadakan sebuah pertemuan nasional, pastinya akan sulit baginya untuk mencegahnya. Dia memutuskan untuk menakuti-nakuti kerajaan dan Janda permaisuri Lung Yu, sehingga secara sukarela mereka akan merestui penurunan takhtaku dan memberikan kekuatan penuh kepadanya untuk mengorganisasi sebuah pemerintahan sementara. Hal ini menjelaskan perubahan kebijakan Yuan Shih-kai yang terjadi tiba-tiba.

Semua pangeran dan bangsawan yang selalu menjadi anti Yuan dan merasa bahwa dia adalah seorang pengkianat memutuskan untuk mengadakan pertarungan terakhir melawan republik maupun Yuan. Oleh karenanya, saat Janda permaisuri mengadakan pertemuan pertama dewan kerajaan, suasana dipenuhi kemarahan.

Dari sejumlah pernyataan mengenai pertemuan ini, kita bisa merasakan kalau mereka melakukan hal-hal berikut ini. Karena sudah diketahui jika semua yang hadir ingin meneruskan kekuasaan monarki dan menentang pendirian sebuah republik, maka Janda permaisuri mengatakan bahwa dia telah mendapat informasi dari sekutu Yuan bahwa kekuatan kerajaan tidak mampu mempertahankan pemerintahan dan mengalahkan pihak republik.

Seorang pimpinan kelompok anti Yuan diantara para bangsawan kemudian menyatakan bahwa pemberontak tidak usah ditakuti dan melaporkan kalau salah satu jenderal dari tentara Peiyang yang baru menegaskan bahwa dana militer selama tiga bulan lamanya sudah cukup untuk mengalahkan mereka. Tetapi seperti yang ditunjukkan sang Janda, Yuan Shih-kai telah mengambil alih semua perbendaharaan istana sehingga dia tidak memiliki uang sepersen pun. "Lagi pula," tambahnya. "Bagaimana kalau kita kalah? Saat itu pastinya kita tiak akan bisa kembali pada perjanjian perlakukan baik."

Salah satu bangsawan mengatakan bahwa perjanjian itu hanyalah sebuah tipuan, tetapi saat Lung Yu menanyakan kondisi tentara yang sesungguhnya dan kesetiaannya kepada keluar Qing, yang muncul hanyalah komentar yang tida pasti.

Setelah pertemuan awal dewan kerajaan yang sia-sia ini, di ikuti sejumlah pertemuan lainnya berlangsung, usulan untuk berperang semakin menyurut. Telegram mulai berdatangan dari para Jenderal tentara Peiyang, yang sebelumnya dianggap setia kepada keluarga Qing, meminta penurunan Takhta. Sementara itu dua pimpinan pihak yang mendukung perang dari keluarga kerajaan meninggalkan Beijing menuju Tsingtao yang diduduki Jerman dan pelabuhan Arthur yang dikuasai Jepang, dimana mereka akan meminta izin untuk pergi keluar negeri dan menyampaikan permohonan dari istana. Namun, pejabat setempat menghalangi keberangkatan mereka.

Pada 12 Pebruaru 1912, Janda permaisuri Lung Yu mengumumkan penurunan Takhtaku, Ayahku, yang tidak mengatakan sepatah katapun selama berbagai pertemuan dewan kerajaan, kembali ke rumah untuk "memeluk anak-anaknya." Sementara itu Yuan Shih-kai mengorganisasi sebuah pemerintahan republik sementara sebagaimana yang diperintahkan oleh Janda permaisuri. Pada saat yang bersamaan, sesuai dengan kesepakatan dengan para revolusioner, dia mengubah posisinya sendiri dari perdana menteri kabinet kekaisaran Qing yang agung menjadi Presiden sementara republik China. Saat semua ini sedang berlangsung, aku menjadi tetangga Presiden, saat memulai kehidupanku di istana kecil mengikuti perjanjian yang menjamin "perlakuan yang baik terhadap Kaisar Qing yang agung setelah penurunan takhtanya."

Peraturan ini mengandung delapan peraturan yang terpisah. Mereka menjamin hakku untuk menjabat gelar Kaisar dan menyatakan bahwa republik China akan memberikan anggaran tahunan sebesar $.4.000.000. Aku di izinkan untuk mempertahankan pengawal pribadiku dan terus hidup di istana kerajaan. Selain itu, republik jug akan terus menyediakan penjaga untuk memastikan perlindungan atas sejumlah kuil leluhurku dan pemakaman kerajaan, dan pengorbanan yang dilakukan di berbagai tempat ini akan terus dilangsungkan selamanya. Semua orang yang ditempatkan di istana kerajaan akan terus dipekerjakan seperti sebelumnya, tetapi tidak akan ada penempatan kasim baru. Semua barang-barang pribadiku akan menerima perlindungan khusus dari republik dan tentara istana yang ada akan digabungkan kedalam tentara republik, jumlah dan gajinya akan dilanjutkan sebagaimana sebelum penurunan takhtaku. Republik China mengizinkan penyelesaian pembuatan makam Kaisar Kuang Hsu sesuai rencana awal dan semua biaya pemakaman akan ditanggung oleh republik.

KETERANGAN

[1] Tepat sebelum kematiannya, Tzu Hsi telah memerintahkan ayah Pu Yi, sang Pangeran Wali, untuk berkonsultasi dan meminta instruksi dari keponakanya dan penerus Janda permaisuri Lung Yu atas semua masalah penting.
[2} Tempat tidur mirip sofa, biasa digunakan di China Utara, yang bisa dipanaskan pada musim dingin.
[3] Istilah deskriptif untuk keluarga penguasa Manchu. [Meilinda Chen / Jakarta / Tionghoanews]

Bersambung ........

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA