KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 20 Juli 2012

BELAJAR DARI PENSIL

Bagi sebagian orang, pensil adalah masa kecil. Ketika beranjak dewasa, alat tulis menulis sudah tergantikan dengan pulpen atau bolpoin. Memang, masih ada yang menggunakan pensil karena pekerjaan atau hobinya.

Pensil merupakan bentuk sederhana alat tulis menulis. Tak rumit meski ada yang membuatnya jlimet. Berbentuk batang memanjang, bisa bulat atau bersegi, dan arang di bagian tengah. Untuk menggunakannya kita harus merautnya terlebih dahulu.

Meski sederhana, namun kita bisa belajar banyak darinya. Pensil mengajarkan beberapa hal kehidupan.

Pensil mengingatkan bahwa ketika tulisan dibuat, ia hanya menjadi media. Ada tangan yang mengarahkan. Begitu juga dengan diri kita. Ada tangan, yang kita sebut Tuhan, yang membuat kita berarti. Dia selalu membimbing kita menurut kehendak-Nya.

Saat menulis, kita harus berhenti untuk meraut sebab arang sudah "tertelan" kayu. Jika bisa bilang, rautan itu tentu akan menyiksa pensil. Namun ia harus melalui proses itu jika mau berarti. Begitu juga dengan diri kita. Untuk membuat pikiran tajam kita harus belajar. Untuk membuat pribadi yang lebih baik kita tak jarang harus menderita. Menghadapi segala tantangan.

Meski tak semuanya menyatu, namun pensil memiliki pasangan sejati: penghapus. Ia akan menghapus tulisan yang salah. Kita pun begitu, diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang kita perbuat.

Bagian terpenting pensil adalah arang yang ada di dalam. Kayu yang menyelimutinya berfungsi sebagai penopang dan penguat arang. Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini? Ya, kita harus introspeksi ke diri sendiri dulu. Jangan mudah menyalahkan orang lain.

Pensil selalu meninggalkan goresan sebagai jejak. Inilah yang harus kita ingat bahwa dalam kehidupan pun kita selalu meninggalkan kesan. Berhati-hatilah dan sadar terhadap perbuatan kita agar kesan yang kita tinggalkan adalah kesan baik, tidak membuat orang lain sakit hati.

Jadi, marilah belajar dari kesederhanaan pensil. [Susi Ng / Balikpapan]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA