KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 30 September 2012

KAU HADIRKAN RASA DI UJUNG RESAH

Aku selalu mencoba bertahan, meski menyakitkan. Itu yang aku lakukan, di tenggah sakit yang aku terima dari mantan kekasihku yang menghancurkan aku secara perlahan. Panggil saja aku Okta, Sempat aku menjalani cerita dengan seorang wanita. Sungguh tak ada niat sedikitpun untuk menyakitinya, karena aku sungguh mencintai dia. Namun aku tak pernah dia anggap ada. Dan akhir yang harus kupilih, mengusai semuanya.

Dulu, aku adalah seseorang yang tidak ingin mencoba mencinta. Beberapa kali aku harus merasakan sakit yang teramat dalam karena cinta. Aku bahagia menjalani hidupku yang sederhana ini, dengan sebuah keluarga kecil yang saling menyayangi. Hari-hari yang aku lalui cukup berwarna, dengan kehadiran sahabat-sahabatku, yang ada dalam suka dan duka.

Tidak ada yang tidak mengenali gerombolan kami. Osca, kami menyebut gerombolan kami dengan nama itu. Kata osca sendiri kami buat dari nama awal kami semua, Okta, Samuel, Caesar dan Arga. Kami di kenal sebagai remaja yang aktif di setiap kegiatan dan kreatif.

Samuel, sahabatku yang baik hati. Dia memiliki usaha voucher di beberapa tempat dengan hasil keringatnya sendiri. Caesar, sahabatku yang tampan dan pemalu. Dia mencukupi kehidupanya dengan berkerja di salah satu rumah makan. Arga, sahabatku yang pemberani dan dewasa. Dia memiliki sebuah bengkel motor di pertigaan jalan di dekat daerah rumah kami, dan tempat itu juga menjadi tempat berkumpul kami dan tempat lahirnya Osca.

Waktu itu, tepatnya hari sabtu malam minggu. Seperti biasa kami berkumpul di suatu tempat yang kami sepakati dari jauh hari. Tempat itu adalah KFC. di sana kami menghabiskan malam minggu kami bersama. Kami semua tidak memiliki pacar. Tidak ada larangan di gerombolan kami, karena kami saling menghargai satu sama lain.

Saat asik makan dan mengobrol, aku inget bahwa kunci motorku masih menempel di motorku. Akupun berlari dan aku berkata kepada semua temanku, jikalau kunci motorku tertinggal di motor. Sampailah aku di parkiran motor. Aku melihat motorku masih ada di tempatnya, namun tak aku lihat kunci motorku. Entah kemana kunci motorku berada.

Aku coba menelepon temanku, namun aku baru ingat bahwa pulsa aku telah habis. Aku sungguh sial malam itu. Sudah kunci motorku menghilang, akupun tidak bias menelepon sahabat-sahabatku yang sedang makan. Akupu berinisiatif untuk menitipkan motorku ke security yang sedang menjaga tempat parkir. Saat aku ingin bicara dengan security itu, tiba-tiba ada wanita yang menyalip pembicaraanku. Dia berkata bahwa dia telah menemukan kunci motor. Saat kulihat kunci itu, ternyata itu kunci motorku . aku berkata padanya itu kunci motorku, dan akupun berterimakasih kepadanya.

Akhirnya aku menemukan kunci motorku. Saat aku ingin pergi, dia tidak hentinya melihat wajahku, entah kenapa? Dia mengingatkanku agar berhati-hati menyimpan kunci motorku itu. Suaranya lembut sekali, dan diapun manis. Namun tak aku fikirkan, karena aku takut hal buruk itu akan terulang lagi, yaitu jatuh cinta dan tersakiti lagi. Aku pun bergegas menuju sahabat-sahabatku dan meninggalkan dia.

Setibanya di sana, mereka sudah selesai makan. Mereka bertanya padaku kenapa lama sekali, dan akupun menjelaskan kejadianya dengan detail. Mereka memahaminya, dan kami langsung kearah parkiran untuk mengambil kendaraan kami dan bergegas pulang karena waktu sudah malam.

Saat kami hendak pulang, aku melihat wanita yang tadi menemukan kunci motorku di pinggir jalan. Akupun datang menghampirinya, karena jam segini tidak mungkin ada angkot di daerah sini. Akupun mengatakan pada sahabat-sahabatku bahwa wanita itu yang menemukan kunci motorku, dan aku ingin berterima kasih padanya. Saat aku menghampirinya dan bertanya, ternyata benar dia menunggu angkot untuk pulang. Dan akupun menjelaskan dan akhirnya aku menawarkan jasa untuk mengantarnya pulang.

Akhirnya akupun mengantarkanya pulang, sebelumnya aku memberi  tahu sahabat-sahabatku jikalau aku ingin mengantarnya pulang untuk membalas kebaikan dia. Merekapun pulang terlebih dahulu, dan akupun mengantarnya pulang. Di pertengahan jalan, hujan membasahi kami, dan akupun berhenti untuk mengambil jas hujanku. Karena jas hujanku hanya satu, maka aku memintanya untuk memakainya dan akupun melanjutkan perjalanan kami karena waktu mulai semakin malam.

Sesampainya di rumahnya, dia memintaku menunggu sebentar di ruang tamu rumahnya, hanya ada kakak perempuannya di dalam dan kedua orang tuanya sedang tidur. Kakaknya bertrimakasih padaku, karena telah mengantar adiknya pulang, aku menjawabnya dengan tersenyum. Rumahnya sederhana namun banyak bunga di halaman rumahnya, sungguh indah. Andai waktu itu siang, aku pasti melihat keindahan dari bunga-bunga itu.

Diapun akhirnya keluar dari kamarnya dan meminta aku untuk mengganti baju dan jaketku dengan pakaian yang dia bawa. Sungguh inginku menolaknya, namun tidak biasa. Aku takut menyakiti hatinya dan kakaknya. Akupun mengganti pakaianku di kamar mandi yang telah di beritahukan tempatnya. Selesai mengganti pakaian, bergegas aku meminta izin untuk pulang, karena waktu sudah malam.

Saat perjalanan pulang, aku bertanya-tanya akan tatapnya saat pertama kali melihat aku. Tatapnya begitu kosong, seakan-akan mencoba kembali kemasa lalunya. Saat aku hampir sampai di rumahku, akupun teringat akan jaketku yang tertinggal. Di dalamnya terdapat dompetku yang berisi ktp milikku dan uang gajiku untuk membayar listrik rumahku. Sialnya, akupun lupa alamat rumahnya. Aku berniat untuk menemuinya di tempat kerjanya esok hari. Berharap dapat menemukan dia, wanita yang menemukan kunciku.

Tibalah hari dimana aku harus menemui wanita itu. Pagi itu aku menelepon Samuel, aku meminta bantuan dia untuk menemaniku ke tempat wanita itu berkerja. Aku menjemputnya di counter miliknya. Sesampainya di sana, aku langsung melanjutkan perjalananku.saat itu jalan sangat macet. Aku berharap, semoga aku dapat menemukan wanita itu.

Sampailah aku dan Samuel di tempat wanita itu berkerja. Aku baru ingat, jikalau aku belum mengenal namanya, sungguh sial. Saat sesampainya di dalam, aku bertemu dengan salah satu pekerja tempat itu, dan akupun bertanya padanya perihal wanita itu. Aku menjelaskan ciri-ciri dari wanita itu, karena tak kenal nama, maka itu yang aku lakukan. Akhirnya dia memberiku alamat wanita itu, dan dia memberi tahu aku bahwa nama wanita itu adalah "Zakiyah". Dia berkata, bahwa Zakiyah sudah tidak berkerja di situ lagi. Dan ternyata saat aku bertemunya itu adalah hari terakhir dia berkerja di situ!

Segera aku melanjutkan perjalannanku, untuk mencari alamat tersebut. Sesampainya di sana alamat dimana Zakiyah menetap, aku hentikan kendaraanku, aku melihat sahabatku Arga dengan beberapa temanya. Akupun menghampirinya, mungkin dia bisa membantu mencari, karena tempat ini begitu luas. Aku akhirnya mencari bersama Arga dan Samuel, kami telusuri jalan itu satu persatu.

Sampailah aku di tempat itu. Namun aku merasa ada yang beda, tidak ada bunga-bunga yang aku lihat di kala malam itu. Aku melihat ada seorang wanita, namun aku tidak mengenali dia. Aku bertanya padanya perihal Zakiyah. Dia menjawab bahwa wanita yang aku cari telah pindah bersama keluarganya ke Bandung. Saat itu aku binggung harus melakukan apa, alamatnya di bandungpun tidak ada! Aku hanya pasrah menghadapi semua ini.


Saat aku beranjak untuk pulang Samuel berkata padaku, dia akan meminjamkan aku uang. Dia sungguh baik namun aku tidak bisa menerimanya, karena aku tahu dia juga membutuhkan uang itu untuk usaha kecilnya. Namun dia memaksaku untuk menerimanya, dan dia berkata padaku"inilah gunanya sahabat" akupun tersenyum, merkalah sahabat-sahabatku yangselalu ada. Dan aku lanjutkan perjalananku menuju rumahku, karena Zakiyah telah pindah rumah.

Sesampainya di rumah, aku aku binggung harus bagaimana menjelaskan kepada kedua orang tuaku, perihal barang-barangku yang tertinggal. belum sempat duduk, ibuku menghampiriku dan dia berkata, jikalau ada seorang wanita bernama Zakiyah yang mencariku dan mengembalikan barang-barangku yang tertinggal. Dia bilang Zakiyah sangat sopan dan ramah. Wanginya baju dan jaketku dia buat. Ibuku berkata, Zakiyah menungguku cukup lama, dan ibuku sempat berbicara dengan dia. Berarti saat aku mencarinya, diapun mencari aku. Aku berkhayal, andai saja aku bertemu dengan dia.

Ibuku berkata padaku, jikalau dompet Zakiyah tertinggal di rumahku. Ibuku berkata mungkin karena dia terburu-buru, keluarganya sedang menunggunya. Sejenak aku berfikir, aku tidak mengetahui alamat Zakiyah yang baru! Apa yang harus aku lakukan. Aku berharap ada petunjuk di dalam dompet dia tentang alamatnya. Ternyata betul firasatku, memang KTP itu bertuliskan Jakarta, namun ada selembar kertas berisi curahan hati Zakiyah yang tertera alamatnya di Bandung.

Aku merencanakan perjalananku esok menuju Bandung, aku ingat bahwa Caesar sedang berada di Bandung di rumah kakeknya. Akupun menghubunginya, meminta bantuan sahabatku itu. Caesar berkata akan membantuku untuk mencari alamat Zakiyah. Selang satu hari, sampailah aku di Bandung. Caesar sudah menungguku disana, dan mengajakku untuk menuju rumahnya. Keluarganya begitu baik terhadapku, kakeknya mengenaliku sejak aku kecil. Akupu menginap disana dan keesokan harinya aku melanjutkan pencarianku.

Pagi itu aku bersiap-siap untuk mencari alamat Zakiyah, Caesar berkata padaku bahwa dia sedikit mengetahui daerah rumah Zakiyah. Kami menghabiskan waktu selama 2 jam, dan akhirnya kamipun sampai disana. Kami melewati pasar tradisional disana. Aku melihat ada toko bunga, aku pun teringat Zakiyah, aku pun tersenyum. Aku terus melagkah dengan sahabatku, dan tak sengaja aku menabrak seorang wanita.

Akupun membantu membereskan barang-barangnya  yang berceceran. Aku pun meminta maaf padanya. Betapa kagetnya aku, saat melihat dia, dia adalah Zakiyah dan dia pun terdiam melihatku. Dia memang benar Zakiyah, sungguh aku tidak menyangka, aku bertatapan dengannya. Aku mengenalkannya dengan Caesar, dan diapun mengajak aku dan Caesar untuk mengunjungi rumahnya. Saat di perjalannan kerumahnya, aku sedikit berbincang dengannya dan kemudian aku mengembalikan dompet miliknya. Dia tersenyum padaku, aku jadi salah tingkah di buatnya.

Sampailah aku dirumahnya. Aku melihat bunga-bunga itu. Bunga yang aku lihat saat aku mengantarnya pulang. Kamipun di persilakan masuk. Di dalam rumahnya aku bertemu degan kakaknya namanya Aisah, dia masih mengenaliku, karena saat mengantar Zakiyah aku bertemu dengannya. Di dalam aku, aku dan Caesar di perkenalkan Zakiyah kepada kedua orangtuanya. Aku habiskan setengah hariku dia rumahnya, aku menemani ayahnya bermain catur. Semenjak itu aku dekat dengan Zakiyah, dan sahabatku dekat dengan kakaknya Aisah sungguh kejadian yang aneh. Seiring bergantinya waktu aku mulai ada rasa di antara kami. Dan akupun menyatakan rasaku terhadapnya dan diapun menerimanya.

Masih ada pertanyaanku tentang semua ini, tentang tatapannya saat pertama bertemu aku dan kertas berisi curahan hati milknya yang bertulikan kerinduan akan seseorang. Aku tak memikirkan semuanya itu. Yang aku tahu hingga saat ini dia sudah menjadi yang  terbaik untukku di penghujung resahku. [Vivi Tan / Jakarta] Sumber: Kisah-nyata.com

PESAN KHUSUS:

Jangan hanya membaca, mari kita juga ikutan berbagi "kisah-nyata" kedalam situs blog tionghoanews.com ini melalui email ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id dan mari dukung situs blog ini dengan cara meneruskan cerita kisah-nyata kepada teman-teman facebook anda.


ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA