"TV kita sudah berwarna dan belum lama kita beli, tokh?"
"Ya, memang. Tetapi kemarin saya lihat Cik Lian membeli TV yang lebih bagus daripada punya kita."
Pak Jie Heng menuruti keinginan istrinya.
Beberapa bulan berselang.
"Pak, besok kan tanggal muda. Kita beli video sekalian dengan antena parabolanya, ya," kembali Bu Jie Heng merayu suaminya.
"Untuk apa, Bu? Tanpa alat-alat itu kita sudah bisa menikmati hiburan TV dari berbagai saluran dan uang kita tidak cukup untuk membeli itu semua."
"Mumpung ada toko baru, Pak, dengan harga promosi! Kemarin Cik Lian memboyong lemari es dan video ke dalam rumahnya, lho Pak."
Akhirnya Pak Jie Heng pun berangkat ke toko baru tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa ternyata suami Cik Lian, adalah pemilik toko dan sekaligus penyalur barang-barang elektronik. Karena Pak Jie Heng mencintai istrinya, setelah membeli antena parabola, ia langsung pergi ke paranormal supaya tidak mudah iri hati.
Kegelisahan muncul karena kita tidak mensyukuri apa yang ada melainkan sebaliknya, selalu terusik memikirkan kekayaan orang lain. (Merenung Sambil Tersenyum, Tersenyum Sambil Merenung). [Julianty Chang / Singkawang / Tionghoanews]