Jawaban mengejutkan keluar dari motivator itu. "Tidak!"
Sontak seluruh pendengar saling pandang mengingat pasangan sang motivator itu duduk di barisan terdepan dan sebelumnya diperkenalkan oleh sang motivator. Dari gerik badannya, pasangan motivator tersebut seperti malu dan ingin pergi selekasnya dari ruangan itu.
"Tidak," tegasnya sekali lagi, "Pasanganku tidak bisa membuatku bahagia. Memang, ia seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, atau selingkuh. Ia setia dan memenuhi semua kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tak bisa membuatku bahagia."
Sebuah suara bertanya, "Mengapa?"
"Karena tak seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri," kata motivator itu.
Dengan kata lain, tidak ada orang yang bisa membuat kita bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuat kita bahagia, karena yang bisa membuat diri kita bahagia adalah kita sendiri. Kita bertanggung jawab atas diri sendiri. Jika kita merasa berkecukupan, tidak merasa minder, selalu percaya diri, kita tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.
Kebahagiaan adalah masalah pilihan. Maka, berbahagialah. Hidup pun akan menjadi indah. Saya lalu teringat dengan omongan seorang pemimpin agama, "Bukan karena hari ini indah kita bahagia, namun karena kita bahagia maka hari ini indah." [Anita Li / Jayapura]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id