KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 19 Juli 2011

ILMU TOTOK MUNCUL LAGI DI DARATAN TIONGKOK (1)

Ilmu totok dalam literatur cersil, sudah terlanjur populer dengan sebutan ilmu totok jalan darah, yang sebetulnya lebih tepatnya disebut ilmu totok titik akupunktur, yakni ilmu beladiri kuno dengan menggunakan jari untuk menotok sasaran titik-titik akupunktur yang bisa berakibat fatal.

Belakangan ini, menurut berita yang dilansir media, sejumlah ahli ilmu totok  muncul di masyarakat, kisah legendaris mereka sangat mengesankan. Secara perlahan telah muncul ke permukaan, sehingga masyarakat dapat memahami lebih banyak tentang ilmu kungfu totok titik akupunktur misterius tersebut.

Di dalam kalangan kungfu ada peribahasa: "Lebih baik terkena tendangan daripada terkena tinju; lebih baik terkena tinju daripada terkena siku; lebih baik terkena siku daripada terkena telapak tangan; lebih baik terkena telapak tangan daripada terkena totokan jari."

Dari peribahasa tersebut, anggota tubuh yang digunakan menyerang terkesan semakin lemah namun dengan dibekali penguasaan fungsi dan kelemahan titik-titik akupunktur dan ilmu tenaga dalam, bisa jadi serangan jarilah yang paling mematikan.

Kisah mengenai ilmu totok, sudah sejak zaman dahulu terdapat catatan tentang hal tersebut. Pada zaman peralihan dari Dinasti Ming ke Qing (tahun 1500 - 1700), di dalam leteratur berjudul Tulisan di pusara Wang Zhengnan, seorang ahli sejarah, Huang Shouxi, mencatat:

"Terdapat seorang pemuda berandal mengganggu Wang Zhengnan, dan berakibat diserang Zhengnan, pemuda tersebut dalam beberapa hari tak dapat buang air besar. Setelah berkunjung dan memohon pengampunan serta dibebaskan totokannya, barulah ia pulih seperti sedia kala."

Juga terdapat catatan di dalam Kitab Si Ji (Catatan Sejarah), dikisahkan terdapat seseorang yang berniat berkomplot membunuh Liu Bang, Kaisar Han Gaozhu, pendiri Dinasti Han (256-195 SM). Setelah rencana itu terbongkar, orang tersebut lantas mengisolasi bagian Ang dan mati. Kini, melalui penelitian ditemukan bahwa Ang adalah titik akupunktur yang mengendalikan bagian kepala, dengan lain kata, orang tersebut bunuh diri dengan cara menotok titik akupunkturnya sehingga suplai darah ke bagian otak tidak lancar dan mati.  

Ditilik dari catatan sejarah, ilmu totok sebagai salah saru aliran kungfu yang unik sudah eksis sejak lama. Namun hingga zaman modern ini, masyarakat malah tidak melihat jejaknya, hanya bisa menikmati kemisteriusannya dari TV atau karya sastra cersil. Maka, benarkah kungfu ilmu totok ini hanya eksis di dalam detil cerita berkelebatnya sinar pedang dan golok? Atau benar-benar tersimpan di suatu tempat tersembunyi dari keramaian duniawi.

Belakangan ini, sejumlah petinggi ilmu totok bermunculan, kisah legendaris mereka telah menimbulkan minat dan renungan masyarakat secara meluas.

* Ahli Totok dari Kalangan Rakyat

Pada acara Komunitas Kelima dari 5 set kehidupan rakyat berskala besar, produksi stasiun TV Provinsi Jiangxi, telah ditayangkan acara ahli totok dari Desa Ping. Salah seorang warga desa itu bernama Xie Qiping adalah seorang ahli totok dari rakyat biasa dan ilmunya cukup mendalam. Ia dapat dengan mudahnya menemukan titik mati seseorang.

Xie menyatakan, ia mengenal ilmu totok berkat kakeknya yang menguasai ilmu tersebut, namun selama ini tidak diwariskan kepadanya, sampai suatu hari si kakek sakit keras dan harus dirawat inap, barulah ia mewariskan kepada Xie. 

Sejak saat itu, Xie mengetahui bilamana dan tepatnya jam berapa, titik akupunktur yang mana, metode totok yang digunakan dan titik yang bagaimanakah yang dipilih, maka titik tersebut bisa diserang dengan totokan jari.

Untuk membuktikan perkataannya, saat itu juga Xie Qiping disodorkan seekor ayam kecil sebagai kelinci percobaan, dan agar anak ayam tersebut tidak sampai mati maka ia menggunakan totokan ringan saja.

Xie Qiping menekan sedikit di atas punggung anak ayam itu, dan mulanya si anak ayam tidak bereaksi mencolok. Namun sekitar 1 jam kemudian, ayam yang lincah itu mulai berubah diam, lewat 2 jam, si anak ayam mulai sesak nafas, setelah lewat 3 jam, si anak ayam menjelang sekarat.

Xie Qiping kemudian membebaskan totokan pada titik akupunktur si anak ayam, dengan cara menepuk ringan di bagian punggung ayam. Sekitar 20 menit berlalu, si anak ayam yang nafasnya tinggal sepotong-sepotong itu kembali menjadi lincah. Hanya dengan satu totokan jari, Xie Qiping selain mampu menotok ayam yang semulanya lincah menjadi sekarat, juga melalui pembebasan totokannya sendiri menyelamatkan nyawa ayam tersebut dari maut." [Caroline Chan, Bandung, Tionghoanews]

Artikel dalam blog ini dikirim oleh Teman2 Tionghoa dari seluruh Indonesia melalui surel (email) ke alamat email: indonesia.chinese.ngepost@blogger.com dan anda juga bebas ikut mengirim artikel, Xie Xie ...

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA