KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 31 Agustus 2011

TIDAK SEMUA PENYAKIT MENTAL BERASAL DARI PIKIRAN

Psikiatri adalah sebuah profesi yang seharusnya ada untuk membantu orang yang mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan skizofrenia.

Saya mengatakan hal ini karena psikiatri bukanlah bidang yang paling efektif. Obat-obatan seringkali tidak bekerja terlalu baik dan biasanya memiliki efek samping yang signifikan. Saya tidak akan memilih untuk menjadi seorang psikiater praktek konvensional.

Salah satu kekurangan utama psikiatri adalah karena hampir semua penyakit mental dipandang sebagai masalah yang berasal di otak. Model kejiwaan penyakit umumnya didasarkan pada gagasan bahwa fungsi otak berjalan kacau ketika kimia otak (zat-zat kimia saraf) menjadi tidak seimbang.

Misalnya, depresi seringkali dipandang sebagai akibat tidak memiliki cukup serotonin. Obat-obatan yang meningkatkan kadar serotonin kemudian menjadi andalan pengobatan untuk depresi.

Selama bertahun-tahun, saya telah melihat cukup banyak orang yang resmi didiagnosis mengidap beberapa bentuk penyakit mental yang ternyata diketahui bahwa sebenarnya akar masalah mereka berada di luar otak. Berikut adalah beberapa contoh:

* Perubahan suasana hati yang disebabkan oleh fluktuasi kadar gula darah

* Depresi karena fungsi tiroid rendah

* Depresi akibat kekurangan zat besi atau anemia

* Depresi tingkat rendah dibarengi dengan melemahnya fungsi kelenjar adrenal

* Depresi yang diakibatkan alergi makanan (seringkali gandum)

* Gejala bulimia nervosa (binging dan membersihkan) sebagai akibat dari fluktuasi gula darah

* Kecemasan-depresi akibat kekurangan lemak omega-3

* Kecemasan-insomnia akibat rendahnya kadar magnesium

Hal yang penting adalah bahwa ketika sifat yang mendasari masalah ini diperbaiki, keadaan mental para individu biasanya benar-benar akan sama sekali berbeda.

Kebanyakan psikiater umumnya tidak akan memiliki pikiran semacam itu. Ini adalah produk dari sekolah mereka. Jika setiap jurnal ilmu jiwa selalu mondar-mandir membicarakan dasar kimia saraf dari penyakit mental, maka mungkin tidak mengherankan apabila banyak psikiater tidak akan berpikir lebih jauh dan lebih dalam dari apa yang dibicarakan. Namun, tidak semua psikiater setuju dengan persuasi ini.

"Membingungkan Penyakit Medis Dengan Penyakit Mental" diterbitkan online di Wall Street Journal pada 9 Agustus. Artikel ini diambil dari buku Unmasking Psychological Symptoms: How Therapists Can Learn to Recognize the Psychological Presentation of Medical Disorders (Menguak Gejala Psikologis: Bagaimana Terapis Bisa Belajar untuk Mengenali Presentasi Psikologi dari Gangguan Medis)," oleh psikiater Amerika Barbara Schildkrout.

Buku itu belum terbit, jadi saya belum membacanya. Tetapi walau tanpa detail, saya sepenuh hati mendukung terbitnya buku. Pada dasarnya buku ini mendesak para terapis psikologi untuk menyadari fakta bahwa pasien mereka mungkin memiliki gejala mental yang diakibatkan patologi, yang bukan berasal dari otak, tetapi dari tubuh.

Saya pikir buku ini harus menjadi bacaan wajib untuk semua psikiater yang ingin melakukan yang terbaik untuk pasien mereka.  (Dr. John Briffa / Tionghoanews)

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA