KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 31 Agustus 2011

CHINA HUKUM PILOT JUNEYAO AIRLINES

Otoritas penerbangan sipil China membekukan lisensi seorang pilot Juneyao Airlines, yang menolak untuk memberi jalan kepada pesawat Qatar Airways. Pesawat Qatar tersebut, dalam kondisi minim bahan bakar akibat harus berputar-putar di udara akibat cuaca buruk.

Meski demikian, kasus ini juga meningkatkan kekhawatiran terhadap peningkatan kepadatan di bandar-bandar udara. Terlebih atas kompentensi dari para pilot, juga pengatur lalu lintas udara.

Sebagaimana dikutip dari kantor berita Associated Press, pada hari Rabu (31/8/2011), The China Civil Aviation Administration (CAAC) mengumumkan insiden 13 Agustus 2011 itu sebagai pelanggaran serius terhadap regulasi penerbangan.

Kejadian ini bermula dari penolakan seorang pilot Juneyao Airlines terhadap enam permintaan dari pengatur lalu lintas udara Shanghai untuk memprioritaskan pendaratan pesawat Qatar Airlines. Jet dari Doha ke Shanghai itu, telah mengirimkan pesan mayday supaya diperkenankan mendarat akibat keterbatasan bahan bakar.

Jet Qatar tersebut, dikabarkan telah 20 kali terbang mengitari Pudong International Airport di Shanghai akibat cuaca buruk. Sebelum akhirnya memutuskan untuk mendarat di bandara lain di Shanghai, yakni Hongqiao International Airport .

Akan tetapi, pilot Juneyao Airlines juga bersikeras bahwa pesawatnya kekurangan bahan bakar. M eski akhinya, investigasi CAAC menemukan bahwa jet Juneyao masih dapat mengudara 42 menit lagi, sedangkan avtur Qatar hanya cukup untuk mengudara selama 18 menit.

Media resmi pemerintah China meluruskan, para pilot dari kedua maskapai akan diperiksa. Namun, menjawab pertanyaan mengapa penerbangan Qatar juga kekurangan bahan bakar, akan dijawab kemudian oleh Otoritas Penerbangan Qatar.

Bagaimana pun juga, persoalan-persoalan lalu lintas udara di China, keterlambatan, hingga meningkatnya potensi tabrakan antarpesawat di China, telah menjadi perhatian International Air Traffic Association (IATA).

Berdasarkan statistik dari Majalah Finansial Caixin, pada tahun 2015 akan ada 2.600 unit pesawat di China, naik dari 1.500 unit pesawat pada tahun lalu. Sementara pada tahun 2020, akan beroperasi 4.360 unit pesawat.

Sebagai gambaran di Indonesia hanya ada sekitar 600-an unit pesawat di tahun 2011 ini. Apron atau lapangan parkir Bandara Soekarno-Hatta pun, hanya dapat menampung maksimal 125-an unit pesawat untuk parkir. [Yolanda Li, Banjarmasin, Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA