Apalagi jika sampai terjadi penjarahan dan kekerasan terhadap etnis Tionghoa sebagaimana tragedi 1998. Adhie menjamin isu yang beredar di masyarakat belakangan ini adalah berita palsu alias hoax.
Tujuan penyebaran berita palsu itu, katanya, untuk menebar rasa takut di kalangan masyarakat, dengan demikian gerakan perubahan yang tidak mendapat simpati publik.
"Cara-cara kasar dengan menebar teror semacam ini tidak akan berhasil meredam gelombang perubahan yang diinginkan rakyat. Apalagi etnis Tionghoa turut serta dalam gerakan ini," ujar Adhie dalam keterangan tertulis yang diterima INILAH.COM, Rabu (26/10/2011).
Jubir presiden era Gus Dur ini menjelaskan, langkah awal gerakan perubahan yang tergabung dalam Aliansi Rakyat untuk Perubahan ini, justru dimulai oleh kalangan lintas etnis termasuk Tionghoa.
Bersama komunitas lintas agama yang belum lama ini melakukan doa dan puasa bersama di depan Istana Negara karena prihatin atas kemerosotan etika dan moralitas penguasa yang korup.
Adhie yakin, perlawanan rakyat terhadap rezim yang terindikasi korup ini akan terus meningkat dan terjadi di seluruh Indonesia. Tapi dengan cara-cara damai dan dalam suasana seperti pesta demokrasi.
"Makanya saya minta aparat keamanan (polisi) jangan melakukan provokasi dengan tindakan represif. Ingat, tugas aparat keamanan menurut UU adalah menjaga keselamatan presiden dan keluarganya. Bukan menyelamatkan kekuasaannya yang korup dan tidak pro-rakyat," tegas Adhie. [mah]
Sumber: http://m.inilah.com/read/detail/1789430/awas-hoax-skenario-demo-penjarahan-aset-tionghoa