Bella terdiam 1000 bahasa. Tiba-tiba hujan yang semakin deras perlahan mulai mengguyur jalanan. Termasuk Bella. Bella tertunduk diam dan tersenyum. Ia mencoba menahan air matanya. Lalu ia melihat ada seorang pengemis kecil kehujanan sedang berteduh. Ia memberikan makanan yang ia bawa kepada anak kecil itu.
"Adik manis, ini ada makanan buat kamu. Kamu pasti belum makan yah? Ini buat kamu aja. Masih panas kog" ujar Bella memberikan makanan yang ia beli.
"Kakak kog gak makan?" tanya anak kecil itu polos.
"Gak apa - apa kog. Untuk adik aja yah. Kakak mau pulang dulu."
"Tapi kak, sekarang hujannya lebat banget. Nanti kakak sakit" saran anak kecil itu.
"Gak apa-apa kog. Kakak ingin bermain hujan" ujar Bella dengan senyumannya lalu meninggalkan anak kecil itu, lalu berjalan pelan pulang ke rumah. Tak peduli hujan yang begitu deras dan udara yang sangat dingin menghantam tubuhnya.
Ia merasa hatinya lebih sakit dari yang ia rasakan pada tubuhnya ini.
Bella berjalan dan terus berjalan di tengah hujan yang membasahi tubuhnya. Ia berusaha tersenyum tanpa mengeluarkan air matanya sedikit pun. Bella pun sampai di rumah dan saat itu hujan masih belum reda seakan mengerti akan kesedihan yang di alami oleh Bella. Ia terus Berjalan pulang kerumah. Dingin, baju yang lembab, dan godaan-godaan laki-laki hidung belang yang terus memanggilnya tak ia hiraukan.
"Mei..!! Kamu mau jadi apa sih! Jam 11 baru nyampe rumah. Main hujan lagi! Kamu mau jadi apa? Di Sms kan gak di bales. Di telepon Handphone nya gak aktif.!!"
Kali ini Steve marah besar pada Bella. Namun Bella hanya memberikan senyuman pada Steve. Ia tak pedulikan Steve marah padanya. Ia langsung menuju kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
Melihat keadaan adiknya seperti itu, ia langsung mengetahui kalau ada sesuatu yang terjadi pada adiknya. Steve menutup pintu depan lalu menuju kamar Bella, namun kamarnya terkunci.
"Mei, kamu kenapa? Buka pintunya.Ada masalah apa? Cerita ama koko!" perintah Steve.
"Gak ada apa - apa kog. Udah ah. Aku mau tidur" teriak Bella dari kamarnya.
"Ya udah. Mei tenangin diri dulu. Tar kalau mau curhat. Cerita aja ama koko. Key!" ajak Steve.
Steve pun masuk ke kamarnya dengan penuh rasa tanya. Ada apa dengan Bella.
*******
Terdiam. Hanya itu yang bisa Bella rasakan. Ia selalu mengingat kata-kata yang berasal dari sms Rey tadi. "Rey nya lagi bobo. Ini ceweknya. Ada apa yah? Ntar di sampaikan." Bella lalu mengganti pakaiannya yang basah, lalu ia keluar kamar. Ia duduk di depan piano. Ia pun memainkan lagu An Jing yang sudah ia pelajari selama berjam-jam.
Denting-denting tuts piano mulai berbunyi. Perlahan ia pun mulai memainkan piano. Ia pun mulai bernyanyi.
Sambil bernyanyi.. tak sadar air matapun keluar membasahi pipi manisnya itu.
"Ni yao wo shuo duo nan kan,
"Adik manis, ini ada makanan buat kamu. Kamu pasti belum makan yah? Ini buat kamu aja. Masih panas kog" ujar Bella memberikan makanan yang ia beli.
"Kakak kog gak makan?" tanya anak kecil itu polos.
"Gak apa - apa kog. Untuk adik aja yah. Kakak mau pulang dulu."
"Tapi kak, sekarang hujannya lebat banget. Nanti kakak sakit" saran anak kecil itu.
"Gak apa-apa kog. Kakak ingin bermain hujan" ujar Bella dengan senyumannya lalu meninggalkan anak kecil itu, lalu berjalan pelan pulang ke rumah. Tak peduli hujan yang begitu deras dan udara yang sangat dingin menghantam tubuhnya.
Ia merasa hatinya lebih sakit dari yang ia rasakan pada tubuhnya ini.
Bella berjalan dan terus berjalan di tengah hujan yang membasahi tubuhnya. Ia berusaha tersenyum tanpa mengeluarkan air matanya sedikit pun. Bella pun sampai di rumah dan saat itu hujan masih belum reda seakan mengerti akan kesedihan yang di alami oleh Bella. Ia terus Berjalan pulang kerumah. Dingin, baju yang lembab, dan godaan-godaan laki-laki hidung belang yang terus memanggilnya tak ia hiraukan.
"Mei..!! Kamu mau jadi apa sih! Jam 11 baru nyampe rumah. Main hujan lagi! Kamu mau jadi apa? Di Sms kan gak di bales. Di telepon Handphone nya gak aktif.!!"
Kali ini Steve marah besar pada Bella. Namun Bella hanya memberikan senyuman pada Steve. Ia tak pedulikan Steve marah padanya. Ia langsung menuju kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
Melihat keadaan adiknya seperti itu, ia langsung mengetahui kalau ada sesuatu yang terjadi pada adiknya. Steve menutup pintu depan lalu menuju kamar Bella, namun kamarnya terkunci.
"Mei, kamu kenapa? Buka pintunya.Ada masalah apa? Cerita ama koko!" perintah Steve.
"Gak ada apa - apa kog. Udah ah. Aku mau tidur" teriak Bella dari kamarnya.
"Ya udah. Mei tenangin diri dulu. Tar kalau mau curhat. Cerita aja ama koko. Key!" ajak Steve.
Steve pun masuk ke kamarnya dengan penuh rasa tanya. Ada apa dengan Bella.
*******
Terdiam. Hanya itu yang bisa Bella rasakan. Ia selalu mengingat kata-kata yang berasal dari sms Rey tadi. "Rey nya lagi bobo. Ini ceweknya. Ada apa yah? Ntar di sampaikan." Bella lalu mengganti pakaiannya yang basah, lalu ia keluar kamar. Ia duduk di depan piano. Ia pun memainkan lagu An Jing yang sudah ia pelajari selama berjam-jam.
Denting-denting tuts piano mulai berbunyi. Perlahan ia pun mulai memainkan piano. Ia pun mulai bernyanyi.
Sambil bernyanyi.. tak sadar air matapun keluar membasahi pipi manisnya itu.
"Ni yao wo shuo duo nan kan,
Wo gen ben bu xiang fen kai,
Wei shen me hai yao wo yong wei xiao lai dai guo?
Wo mei you zhe zhong tian fen,
Bao rong ni ye jie shou ta,
Bu yong dan xin de tai duo wo hui yi zhi hao hao guo
Ni yi jing yuan yuan li kai,
Ni yi jing yuan yuan li kai,
Wo ye hui man man zou kai,
Wei shen me wo lian fen kai dou qian jiu zhe ni ?
Wo zhen de mei you tian fen,
An jing de mei zhe me kuai,
Wo hui xue zhe fang qi ni shi yin wei wo tai ai ni ..."
Bella menyanyikannya sambil menangis. Pahit yang ia rasakan sudah tak bisa ia ungkapkan lagi. Mendengar suara Denting piano, Steve keluar dari kamarnya. Lalu pergi menuju ke tempat Bella sedang bermain. Ia pun langsung memeluk Bella dari belakang.
"Mei, koko tau mei ada masalah. Cerita aja ma koko. Koko bantu bah. Jangan siksa diri mei kayak gini. Hiks" ujar Steve hingga mengeluarkan air matanya.
Bella lalu berhenti bermain piano lalu ia membalikkan badan dan memeluk Steve dengan erat. Steve sangat merasakan betapa sedihnya Bella saat memeluknya.
"Mei.. cerita ama koko. Koko tau mei lagi sakit banget hatinya. Plis.. Koko gak mau mei kenapa - napa." pinta Steve.
Steve menyuruh Bella duduk di sofa untuk menenangkan diri sedangkan ia pergi ke dapur untuk membuat susu cokelat panas untuk Bella.
"Mei, minum dulu. Koko tau kamu belum makan. Hangatin badan dulu."
Steve menaruh cangkir susunya di meja lalu pergi kekamar mengambil selimut untuk Bella karena tubuh dan muka Bella begitu pucat, dingin dan lesu. Steve menyelimuti tubuh Bella dengan selimut yang ia bawa.
"Mei, cerita yah. Plis" pinta Steve memelas.
Bella hanya bisa menangis dan memeluk Steve dengan erat. Bella menceritakan semua yang ia alami di rumah Rey.
"Koko kan udah bilang, jangan percaya ama orang yang baru kita kenal." Ujar Steve pada Bella yang saat itu tidak melepaskan pelukan.
"Mei hanya ingin seseorang yang nyata, yang bisa menemani mei, kalau mei hanya mengandalkan koko, itu gak mungkin. Karena suatu hari koko bakal pergi menempuh hidup baru. Kita masih bisa bersama, tetapi mei gak kan bisa memeluk koko seperti ini lagi kalau kita ada masalah. Bahkan menangis di bahu koko" curhat Bella sedih.
"Mei, mei yang sabar aja ya. Berdoa sama Tuhan, key. Mei sekarang jangan pikirin dia lagi. Lupain orang yang sudah menyakiti mei. Plis banget mei. Koko gak mau mei kayak gini terus. Ya udah. Sekarang mei tidur aja yah ama koko. Hari ini ko temenin mei tidur."
"Hmm…" gumam Bella sambil mengangguk kepalanya.
Bella hanya menangis hingga ia tertidur dalam pelukan Steve. Hal ini sudah biasa ia lakukan setiap mereka memiliki masalah.
Keesokan harinya, Steve membangunkan Bella dari tidurnya. Hari ini ia memasak nasi goreng kesukaan Bella.
"Ei pemalas! Bangun!" perintah Steve.
"Hmm??"~~
"Dasar pemalas. Nih koko bawa nasi goreng kesukaan mei. Makan gih." perintah Steve sambil membawa nasi goreng.
Bella langsung bangun, sikat gigi lalu makan nasi goreng buatan Steve dengan lahap. Yah.. secara dari kemarin gak makan.
"Huyuh.. kenyang… eeeee…." Ujar Bella kekenyangan.
"Hump... dasar. Cepat mandi sana! Abis itu kita pergi!"
"Nguik?? Mank mau kemana ko?"
"Kita jalan-jalan,refreshing, ketempat yang mei suka"
"Wew.. ok deh. Kita kesalon yah."
"Ngapain?" tanya Steve.
"Mau potong rambut. Mau mei permak abis neh rambut. Mau pendekin aja. Model harajuku bila perlu.. Hehehe"
"Jah.. jangan potong yang macam-macam dong. Potong pendek yang sesuai untuk mei aja.tapi sebenarnya sayang banget. Uda panjang gini juga." Ujar Steve sambil membelai rambut Bella yang panjangnya melewati pakaian dalamnya.
"Gpp lah.. cari sensasi. Hahahaha"
"Terserah deh."
Bella bersiap-siap pergi bersama Steve pergi kesalon dengan ditemani mobil honda jazz merah kesayangan Bella. Bella benar-benar memangkas rambutnya. Namun, tidak terlalu buruk juga. Sangat cocok dengan wajahnya Bella. Malahan Bella terlihat Fresh. Setelah memangkas rambutnya, ia pergi jalan-jalan bersama Steve. Menghabiskan 1 hari bersama Steve.
Tak lupa ia membeli nomor baru untuk handphonenya. Tujuan melupakan Rey.
"Rey, aku harap kita takkan bertemu lagi."
Sudah 2 bulan Bella menjalani kehidupannya dengan status single. Hari-hari ia lewati bersama koko kesayangannya, Steve. Suatu hari Steve mendapatkan job untuk Bella.
"Mei, ada job, mau gak?" tanya Steve.
" Job apa'an?"
"Mei kan bisa maen piano, sepupunya temen koko tuh lagi cari pemain piano buat isi acara di party."
" Hah? Party apaan?" tanya Bella heran.
"Gtw deh. Gak salah pesta topeng gitu lah. Yg datang pake topeng yang tutup mata semua. Gitu. Acaranya malem mei. Mau gak mei?"
"Hump.. boleh deh. Tar kapan and jam rapa kacik tau mei aja. Tapi koko ikut kan?"
"Ya donk. Ya udah. Tar koko bilang deh."
Tiba saatnya party tiba. Semua yang datang menggunakan topeng. Baik wanita maupun pria. Bella diperkenalkan dengan sepupunya yang buat acara itu.
"Leo. Ne adek gue yang jadi pemain pianonya." Ujar Steve pada temannya.
"Bella" ujar sopan sambil menerima jabat tangan dari Leo.
"Leo.. oh ini adik lu Steve?"
"Ya. Oh ya, Btw sepupu lu dalam rangka apa buat nih pesta. Mank siapa namanya?" tanya Steve.
"Namanya Andrew. Tar aja. Lu ama adik lu juga tau kog. Ya udah Bel uda boleh main tuh pianonya. Musik apa aja deh. Yang penting kamu lihat sikonnya aja. Oke!" ujar Leo
"Oh ya Bella. Kamu harus nyumbang lagu yah!" sambung Leo ke Bella.
"Aa… kog gitu." keluh Bella.
"Gak mau tau. Oke.! Hahaha.."
Mau gak mau Bella harus menyumbang sebuah lagu nanti.
Leo mengantar Bella ketempat ia harus bermain piano, sedangkan Steve tetap menunggu di tempat ia berada.
Bella bermain piano sangat lincah dan sungguh merdu. Andrew pun keluar bersama kekasihnya menggunakan topeng yang sama sambil bergandengan tangan dan menyambut para tamu di atas panggung.
"Selamat malam semuanya.."
"Malam…" jawab para tamu.
"Guys. Makasih yah uda datang ke party ini. Gue ngadain acara ini karena gue mau kasi tau kalian sebuah pengumuman. Minggu depan, gue ama pacar gue, Shella akan bertunangan dan bulan depannya, kami akan merid. So, semua yang ada di sini harus datang, oke..!" ujar Andrew.
PLOK..PLOK..PLOK.. suara tepuk tangan dari para tamu. Namun, permainan piano Bella menjadi pelan. Mata Bella tiba-tiba mengeluarkan air mata. Suara Andrew yang membuat Bella sedih. Bella ingin pergi dari pesta itu. Namun ia harus tampil saat ini juga. Bella duduk di kursi yang sudah di siapkan di atas panggung. Anehnya Bella tidak memainkan pianonya. Dia bermain gitar. Leo dan Steve heran, bukannya seharusnya ia bermain piano.
Tanpa basa basi, Bella hanya mengangguk tersenyum pada tamu, Andrew dan Shella. Ia memetik gitarnya dan mulai bernyanyi
"Na li you cai hong gau su wo..
Neng bu beng ba wo de yuan wang hai gei wo..
Wei shen ma tian zhe ma an jing.. suo you yun duo pao da wo zhe li...
You mei you kou zhao yi ge gei wo..
Shi huai shuo le tai duo jiu cheng zhen bu liau..
Ye xu shi jian shi yi chong jie yao..
Ye shi wo xian zai zheng fu xia de du yao..
Kan bu jian ni de xiao wo zen me shui de zhao..
Ni de shen ying zhe ma jin wo que bao bu dao..
Mei you di qiu tai yang hai shi hui rao..
Mei you li you.. wo ye beng zi ji zou..
Ni yao li kai.. wo zhi dao hen jian dan..
Ni shuo yi lai.. shi wo men de zu ai..
Jiu suan fang kai.. na neng bu neng bie mo shou wo de ai..
Dang zuo wo zui hou cai ming bai.."
Tepuk tangan dari tamu diberikan untuk Bella. Akan tetapi, Bella langsung turun dari panggung sambil menangis menemui Steve dan leo yang sedang berdiri di dekat pintu.
"Napa mei? Kog nangis?" tanya Steve panik.
"Mei mau pulang ko. Mei gak mau ketemu Rey lagi." Bella langsung berlari menginggalkan Steve dan Leo. Tiba-tiba Andrew juga berlari mengejar Bella.
"Leo! Apa nama lengkap Andrew?" tanya Steve serius.
"Andrew Rey. Ada apa?"
"Pantes" Steve juga berlari mengejar Bella.
Leo mengantar Bella ketempat ia harus bermain piano, sedangkan Steve tetap menunggu di tempat ia berada.
Bella bermain piano sangat lincah dan sungguh merdu. Andrew pun keluar bersama kekasihnya menggunakan topeng yang sama sambil bergandengan tangan dan menyambut para tamu di atas panggung.
"Selamat malam semuanya.."
"Malam…" jawab para tamu.
"Guys. Makasih yah uda datang ke party ini. Gue ngadain acara ini karena gue mau kasi tau kalian sebuah pengumuman. Minggu depan, gue ama pacar gue, Shella akan bertunangan dan bulan depannya, kami akan merid. So, semua yang ada di sini harus datang, oke..!" ujar Andrew.
PLOK..PLOK..PLOK.. suara tepuk tangan dari para tamu. Namun, permainan piano Bella menjadi pelan. Mata Bella tiba-tiba mengeluarkan air mata. Suara Andrew yang membuat Bella sedih. Bella ingin pergi dari pesta itu. Namun ia harus tampil saat ini juga. Bella duduk di kursi yang sudah di siapkan di atas panggung. Anehnya Bella tidak memainkan pianonya. Dia bermain gitar. Leo dan Steve heran, bukannya seharusnya ia bermain piano.
Tanpa basa basi, Bella hanya mengangguk tersenyum pada tamu, Andrew dan Shella. Ia memetik gitarnya dan mulai bernyanyi
"Na li you cai hong gau su wo..
Neng bu beng ba wo de yuan wang hai gei wo..
Wei shen ma tian zhe ma an jing.. suo you yun duo pao da wo zhe li...
You mei you kou zhao yi ge gei wo..
Shi huai shuo le tai duo jiu cheng zhen bu liau..
Ye xu shi jian shi yi chong jie yao..
Ye shi wo xian zai zheng fu xia de du yao..
Kan bu jian ni de xiao wo zen me shui de zhao..
Ni de shen ying zhe ma jin wo que bao bu dao..
Mei you di qiu tai yang hai shi hui rao..
Mei you li you.. wo ye beng zi ji zou..
Ni yao li kai.. wo zhi dao hen jian dan..
Ni shuo yi lai.. shi wo men de zu ai..
Jiu suan fang kai.. na neng bu neng bie mo shou wo de ai..
Dang zuo wo zui hou cai ming bai.."
Tepuk tangan dari tamu diberikan untuk Bella. Akan tetapi, Bella langsung turun dari panggung sambil menangis menemui Steve dan leo yang sedang berdiri di dekat pintu.
"Napa mei? Kog nangis?" tanya Steve panik.
"Mei mau pulang ko. Mei gak mau ketemu Rey lagi." Bella langsung berlari menginggalkan Steve dan Leo. Tiba-tiba Andrew juga berlari mengejar Bella.
"Leo! Apa nama lengkap Andrew?" tanya Steve serius.
"Andrew Rey. Ada apa?"
"Pantes" Steve juga berlari mengejar Bella.
"Hoi.. tunggu.. ada apa??? " jerit Leo. Tapi tetap percuma. No respon.
Bella menangis sedih. Ia berlari dan terus berlari. Ia berlari ke taman tempat pertama kali dirinya dan Rey bertemu.
"TUHAN.. KENAPA AKU HARUS BERTEMU DENGAN DIA LAGI TUHAN.." teriak Bella sambil menangis.
"Bella.." suara Lembut memanggil Bella.
Bella menangis sedih. Ia berlari dan terus berlari. Ia berlari ke taman tempat pertama kali dirinya dan Rey bertemu.
"TUHAN.. KENAPA AKU HARUS BERTEMU DENGAN DIA LAGI TUHAN.." teriak Bella sambil menangis.
"Bella.." suara Lembut memanggil Bella.
To Be Continued => 3
Elaine