Ukuran kondom China memang terkenal kecil, sesuai dengan ukuran rata-rata alat kelamin para lelaki di negara tersebut. Dalam kondisi terbuka penuh, ukuran kondom China hanya 180 mm dan 52 mm dan ini sangat menyiksa para pendatang dari Eropa yang ukuran penisnya rata-rata lebih besar.
Beberapa perusahaan kondom mengaku sering menerima komplain dari para pendatang karena tidak menyediakan kondom ukuran XL. Namun karena memang penggunanya terbatas, perusahaan-perusahaan besar seperti Durex, Jisbon dan Okamoto belum berpikir untuk memproduksinya.
Okamoto misalnya, beberapa tahun yang lalu juga pernah menjual kondom untuk ukuran Eropa. Namun tidak bertahan lama, karena setelah dihitung-hitung nilai penjualannya tidak bisa menutup ongkos pengiriman karena kondom besar tidak diproduksi di China.
Bagi para pendatang khususnya dari Eropa, kelangkaan kondom berukuran XL menjadi masalah tersendiri. Dikutip dari Shanghai Daily, Minggu (23/10/2011), salah satu pendatang dari Eropa mengaku terpaksa membawa sendiri beberapa kardus kondom dari negara asalnya.
Kehamilan tidak diinginkan adalah salah satu masalah yang dihadapi dan sudah pernah dialami oleh si pendatang yang tidak mau disebutkan namanya tersebut. Ia mengaku, pasangannya pernah mengalami kehamilan tidak direncanakan gara-gara tidak punya kondom dan terpaksa harus diaborsi.
Bukan hanya kehamilan yang tidak dirancanakan, ancaman lainnya adalah penularan infeksi menular seksual. Bagi yang tidak punya pasangan sendiri dan harus memanfaatkan pekerja seks, para pendatang ini rentan tertular atau bahkan menularkan penyakit jika tidak memakai kondom.
"Kebanyakan orang asing merasa malu untuk menyampaikan masalahnya, lalu mereka menghadapi risiko penularan berbagai penyakit serta kehamilan tidak direncanakan," ungkap seorang juru bicara Okamoto, yang namanya hanya disebutkan sebagai Tuan Wang.
Di luar negeri, kondom asal China juga pernah menjadi kontroversi karena ukurannya yang tidak memenuhi standar organisasi kesehatan dunia atau WHO. Beberapa waktu silam, impor kondom dari China dibatalkan oleh pengadilan tinggi Afrika Selatan karena masalah tersebut. [Eleven Yang / Hong Kong / China / Tionghoanews]