KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 19 Oktober 2011

XUAN TIAN SHANG DI, DEWA PELINDUNG NEGARA

Xuan Tian Shang Di (Hian Thian Siang Te - Hokkian) adalah salah satu Dewa yang paling populer, wilayah pemujaannya sangat luas, dari Tiongkok utara sampai selatan, Taiwan, Malaysia dan Indonesia.
 
Pemujaan terhadap Xuan Tian Shang Di mulai berkembang pada masa Dinasti Ming. Dikisahkan pada masa permulaan pergerakannya, Zhu Yuan Zhang (pendiri Dinasti Ming), dalam suatu pertempuran pernah mengalami kekalahan besar, sehingga ia terpaksa bersembunyi di pegunungan Wu Dang Shan (Bu Tong San - Hokkian), di propinsi Hubei, dalam sebuah kelenteng Shang Di Miao.
 
Berkat perlindungan Shang Di Gong (sebutan populer Xuan Tian Shang Di), Zhu Yuan Zhang dapat terhindar dari kejaran pasukan Mongol yang mengadakan operasi penumpasan besar-besaran terhadap sisa-sisa pasukannya. Kemudian berkat bantuan Xuan Tian Shang Di, maka Zhu Yuan Zhang berhasil mengusir penjajah Mongol dan menumbangkan Dinasti Yuan. Ia mendirikan Dinasti Ming, setelah mengalahkan saingan-saingannya dalam mempersatukan Tiongkok.
 
Untuk mengenang jasa-jasa Xuan Tian Shang Di dan berterima kasih atas perlindungannya, ia lalu mendirikan kelenteng pemujaan di ibu kota Nanjing (Nanking) dan di gunung Wu Dang Shan.
 
Sejak itu Wu Dang Shan menjadi tempat suci bagi penganut Tao. Kelentengnya, dengan patung Xuan Tian Shang Di juga diangkat sebagai Dewa Pelindung Negara. Tiap tahun tanggal 3 bulan 3 Imlek ditetapkan sebagai hari She-jietnya dan tanggal 9 bulan 9 Imlek adalah hari beliau mencapai kesempurnaan dan diadakan upacara sembahyangan besar-besaran pada hari itu.
 
Sejak itulah pemujaan Shang Di Gong meluas ke seluruh negeri, dan hampir setiap kota besar ada kelenteng yang memujanya.
 
Di Taiwan pada masa Zheng Cheng Gong berkuasa, banyak kelenteng Shang Di Gong didirikan. Tujuannya adalah untuk menambah wibawa pemerintah, dan menjadi pusat pemujaan bersama rakyat dan tentara. Oleh sebab itu, maka kelenteng Shang Di Miao tersebar diberbagai tempat. Diantaranya yang terbesar adalah di Taiwan yang dibangun pada waktu Belanda berkuasa di Taiwan.
 
Setelah jatuhnya Zheng Cheng Gong, Dinasti Qing yang berkuasa mendiskreditkan Shang Di Gong dengan mengatakan bahwa beliau sebetulnya adalah seorang jagal yang telah bertobat. Usaha ini mempunyai tujuan politik yaitu melenyapkan dan mengkikis habis sisa-sisa pengikut Dinasti Ming secara moral, dengan memanfaatkan dongeng aliran Buddha tentang seorang jagal yang telah bertobat lalu membelah perutnya sendiri, membuang seluruh isinya dan menjadi pengikut Buddha. Kura-kura dan ular yang diinjak itu dikatakan sebagai usus dan jeroan si jagal.
 
Pembangunan kelenteng-kelenteng Shang Di Miao sejak itu sangat berkurang. Pada masa Dinasti Wing ini pembangunan kelenteng Shang Di Miao hanya satu, yaitu Lao Gu She Miao di Tainan. Tetapi sebetulnya kaisar-kaisar Qing sangat menghormati Xuan Tian Shang Di, ini terbukti dengan dibangunnya kelenteng pemujaan khusus untuk Shang Di Gong di komplek kota terlarang, yaitu Istana Kekaisaran di Beijing, yang dinamakan Qin An Tian dan satu lagi di Istana Persinggahan di Chengde.
 
Mengenai riwayat Xuan Tian Shang Di ini, seorang pengarang yang hidup pada akhir Dinasti Ming, Yu Xiang Tou telah menulis sebuah novel yang bersifat dongeng yang berjudul "Bei You Ji" atau "Catatan Perjalanan Ke Utara".
 
Adapun ringkasan riwayat Xuan Tian Shang Di seperti yang dikisahkan dalam novel tersebut adalah sebagai berikut:
 
Lahir pada keluarga Liu. Ayahnya Liu Tian Jun, kemudian memberi nama Zhang Sheng yang berarti "Tumbuh Subur". Liu Zhang Sheng tumbuh menjadi anak yang cerdas. Pada usia tiga tahun ia sudah dapat membawakan sajak dan membuat syair.
 
Kembali Liu Zhang Sheng menitis di dunia, kali ini menjadi seorang putra raja yang bernama Xuan Ming. Karena kegagahannya Xuan Ming akhirnya diangkat menggantikan ayahnya yang wafat dan menjadi raja di negeri itu. Pada suatu hari Miao Le Tian Zun [Biauw Lok Thian Cun - Hokkian] datang dan mendidiknya memahami masalah kedewaan.
 
Titisan berikutnya adalah sebagai seorang putera raja di negeri Jing Luo Guo (Ceng Lok Kok - Hokkian) yang bernama Xuan Yuan Tai Zi.
 
Setelah melewati beberapa ujian dalam hidupnya, Xuan Yuan berhasil mencapai kesempurnaan dan menjadi Dewa dengan gelar Xuan Tian Shang Di.
 
Selanjutnya dikisahkan Xuan Tian Shang Di turun ke bumi menaklukkan berbagai siluman, antara lain siluman ular dan kura-kura, yang kemudian menjadi pengikutnya. Disamping itu seorang tokoh dunia gelap Zhao Gong Ming [Tio Kong Bing - Hokkian] juga ditaklukkan dan menjadi pengawalnya, sebagai pembawa bendera berwarna hitam.
 
Kelenteng Xuan Tian Shang Di yang pertama di Indonesia adalah Kelenteng Welahan, Jawa Tengah. Di Semarang sebagian besar kelenteng ada tempat pemujaan untuknya, sedangkan yang khusus memuja Xuan Tian Shang Di sebagai tuan rumah adalah Kelenteng Gerajen dan Bugangan. [David Ong / Kualalumpur / Malaysia / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA