Itu adalah Rey. Rey langsung memeluk Bella dan meminta maaf pada Bella.
"Bell, maafin aku. Aku udah berusaha memberi tahu semua ini padamu. Aku berusaha nelpon kamu dan sms kamu. Tapi gak di balas."
"Rey, aku gak apa-apa kog. Selamat yah. Semoga kamu bahagia dengan Shella. Hihi" tertawa kecil Bella.
"Bella.. aku.."
"Ssst…!! Aku relain kog. Aku gak apa-apa. Gih. Kamu pergi ke pesta kamu. Shella pasti nungguin kamu." Pinta Bella dengan halus.
Rey berusaha berbicara pada Bella. Namun selalu Bella potong. Bella tidak mau mendengar semua omongan Rey lagi. Rey pun menjadi emosi. Ia membentak Bella karena selalu memotong omongannya.
"BELLA..! DENGER GUE DULU BISA GAK..!"
Bella terdiam dan menangis.
"Bell, dia memang pacar aku. Tapi aku udah gak mau sama dia. Dia hanya ingin sesuatu dari aku. Tetapi mau gimana lagi. Orang tuanya memaksa aku supaya aku menikah dengan dia. Aku memang suka sama kamu. Tapi karna ini aku gak ada pilihan." Jelas Rey pada Bella.
"Hihihi.. kenapa harus merasa bersalah seperti itu. Aku juga udah tau kog. Dari Hp kamu udah ngebuktiin kalau kamu udah ada yang punya kog. Rey.. kenapa waktu itu kamu bilang itu adikmu?! Kenapa kamu gak jujur ama aku?! Kalau kamu jujur sama aku, aku bakal tau diri Rey. Kejadiannya gak kan kayak gini."
"Aku takut kamu bakal tinggalin aku." jawab Rey dengan nada datar.
"Takut apa, hah? Kalau kamu jujur, toh aku juga bisa menjadi teman kamu atau sahabat kamu. It's Ok. Aku gak masalah."
"Bell, aku mau nanya. Kenapa di panggung lu bisa nyanyi lagu Cai Hong? Bukannya lu benci ama lagu Jay Chou.?" Tanya Rey.
"Itu karna Bella udah belajar berjam - jam hanya untuk loe." Jawab Steve yang tiba - tiba muncul.
"Maksudnya?" tanya Rey pada Steve.
"Bella belajar ama gue lagu kesukaan lu. Dari jam 10 pagi ampe jam 6 sore. Dia bermain terus. Memahami lagu itu. Sampai-sampai dia gak makan. Malamnya, gak peduli hujan begitu deras dia kerumah lu. Dia ingin memberikan surprise buat lu. Hanya spesial untuk lu. Tapi ternyata, heh.. lu gitu ama dia. Lu tau gak. Dia hujan-hujan pulang jalan kaki. Lu tau gak jauhnya rumah lu ke rumah Bella.? Lu kenapa tega gitu ama dia? Hah?!" cerita Steve pada Rey.
Rey terdiam dan memandang Bella. Bella tak menanggap pandangan Rey. "Ayo mei, kita pergi dari sini! Perintah Steve. Kemudian, Bella bersama Steve lalu pergi meninggalkan Rey sendirian di sana.
Sesampainya dirumah. Bella terlihat diam dan ia langsung masuk ke kamar. Steve tak berani berbicara apa - apa. Ia membiarkan adiknya menenangkan diri dulu.
Bella berbaring di atas tempat tidur sambil menatap langit - langit kamarnya. Ia terdiam. Matanya mulai menangis. Tetapi ia tersenyum. Ia mendoakan semoga Rey bahagia. Namun hati kecilnya berkata lain. Ia tak ingin Rey dengan yang lain.
Bella mencoba untuk melupakan kejadian ini. Ia memutar lagu Cai Hong dan An Jing berkali - kali. Sambil menangis Bella menyanyikan lagu itu. Hingga akhirnya ia tertidur dalam kepedihannya yang ia rasakan.
Di dalam tidurnya Bella berdoa.
"Tuhan, ku tahu bahwa kau tau apa yang ku inginkan. Tapi jika kehendak - Mu lain. Kuatkanlah aku, Tuhan. Amin"
*******
Pagi hari yang cerah.
"Pagi mei." Salam Steve pada Bella yang duduk di meja makan.
"Pagi koko bawel."
"Mei masih sedih?" tanya Steve.
"Menurut koko?" tanya Balik Bella.
"Koko tau kog. Koko cuma kuatir gak bisa jaga mei lagi. Gak bisa siapin mei makanan lagi. Mei kan kalau koko gak masak tu pasti mei gak makan." Ujar sedih Steve.
"Bell, maafin aku. Aku udah berusaha memberi tahu semua ini padamu. Aku berusaha nelpon kamu dan sms kamu. Tapi gak di balas."
"Rey, aku gak apa-apa kog. Selamat yah. Semoga kamu bahagia dengan Shella. Hihi" tertawa kecil Bella.
"Bella.. aku.."
"Ssst…!! Aku relain kog. Aku gak apa-apa. Gih. Kamu pergi ke pesta kamu. Shella pasti nungguin kamu." Pinta Bella dengan halus.
Rey berusaha berbicara pada Bella. Namun selalu Bella potong. Bella tidak mau mendengar semua omongan Rey lagi. Rey pun menjadi emosi. Ia membentak Bella karena selalu memotong omongannya.
"BELLA..! DENGER GUE DULU BISA GAK..!"
Bella terdiam dan menangis.
"Bell, dia memang pacar aku. Tapi aku udah gak mau sama dia. Dia hanya ingin sesuatu dari aku. Tetapi mau gimana lagi. Orang tuanya memaksa aku supaya aku menikah dengan dia. Aku memang suka sama kamu. Tapi karna ini aku gak ada pilihan." Jelas Rey pada Bella.
"Hihihi.. kenapa harus merasa bersalah seperti itu. Aku juga udah tau kog. Dari Hp kamu udah ngebuktiin kalau kamu udah ada yang punya kog. Rey.. kenapa waktu itu kamu bilang itu adikmu?! Kenapa kamu gak jujur ama aku?! Kalau kamu jujur sama aku, aku bakal tau diri Rey. Kejadiannya gak kan kayak gini."
"Aku takut kamu bakal tinggalin aku." jawab Rey dengan nada datar.
"Takut apa, hah? Kalau kamu jujur, toh aku juga bisa menjadi teman kamu atau sahabat kamu. It's Ok. Aku gak masalah."
"Bell, aku mau nanya. Kenapa di panggung lu bisa nyanyi lagu Cai Hong? Bukannya lu benci ama lagu Jay Chou.?" Tanya Rey.
"Itu karna Bella udah belajar berjam - jam hanya untuk loe." Jawab Steve yang tiba - tiba muncul.
"Maksudnya?" tanya Rey pada Steve.
"Bella belajar ama gue lagu kesukaan lu. Dari jam 10 pagi ampe jam 6 sore. Dia bermain terus. Memahami lagu itu. Sampai-sampai dia gak makan. Malamnya, gak peduli hujan begitu deras dia kerumah lu. Dia ingin memberikan surprise buat lu. Hanya spesial untuk lu. Tapi ternyata, heh.. lu gitu ama dia. Lu tau gak. Dia hujan-hujan pulang jalan kaki. Lu tau gak jauhnya rumah lu ke rumah Bella.? Lu kenapa tega gitu ama dia? Hah?!" cerita Steve pada Rey.
Rey terdiam dan memandang Bella. Bella tak menanggap pandangan Rey. "Ayo mei, kita pergi dari sini! Perintah Steve. Kemudian, Bella bersama Steve lalu pergi meninggalkan Rey sendirian di sana.
Sesampainya dirumah. Bella terlihat diam dan ia langsung masuk ke kamar. Steve tak berani berbicara apa - apa. Ia membiarkan adiknya menenangkan diri dulu.
Bella berbaring di atas tempat tidur sambil menatap langit - langit kamarnya. Ia terdiam. Matanya mulai menangis. Tetapi ia tersenyum. Ia mendoakan semoga Rey bahagia. Namun hati kecilnya berkata lain. Ia tak ingin Rey dengan yang lain.
Bella mencoba untuk melupakan kejadian ini. Ia memutar lagu Cai Hong dan An Jing berkali - kali. Sambil menangis Bella menyanyikan lagu itu. Hingga akhirnya ia tertidur dalam kepedihannya yang ia rasakan.
Di dalam tidurnya Bella berdoa.
"Tuhan, ku tahu bahwa kau tau apa yang ku inginkan. Tapi jika kehendak - Mu lain. Kuatkanlah aku, Tuhan. Amin"
*******
Pagi hari yang cerah.
"Pagi mei." Salam Steve pada Bella yang duduk di meja makan.
"Pagi koko bawel."
"Mei masih sedih?" tanya Steve.
"Menurut koko?" tanya Balik Bella.
"Koko tau kog. Koko cuma kuatir gak bisa jaga mei lagi. Gak bisa siapin mei makanan lagi. Mei kan kalau koko gak masak tu pasti mei gak makan." Ujar sedih Steve.
"Koko mau balik Ausi. Mau ngurus kuliah koko dulu ntar. mau urus kepindahan koko," lanjut Steve.
"Nguik..?! Pindahan? Mank koko mau pindah kemana lagi?" tanya Bella kaget.
"Koko mau pindah kuliah di sini aja."
"Kog gitu? Kan tanggung! Bego ah koko!"
"Koko cuma mau jaga mei aja. Koko takut mei ada masalah tuh gak bisa di selesaikan. Yang ada tar mei kluar ujan - ujan lagi kayak dulu."
"Wew. Remehin aku ya ko?" tanya Bella nantang.
"Mei, jangan sok kuat gitu lah. Lu tuh lemah mei. Koko tau banget. Koko tuh kasian liat mei kayak gini. Kalau mei kuat mah pasti udah gak pulang - pulang. Koko neh tau mei orangnya gimana. Jangan suka akting di depan koko. Mei mau bohongin koko 10 hal aja, belum tentu mei bisa lolos 2." ujar Steve mantap.
Bella terdiam sesaat ketika Steve berkata seperti itu padanya.
"Ko, cepat pulang yah. Mei akan coba kuat dulu sementara ini."
"Pasti mei. Koko akan pulang secepat mungkin." jawab Steve halus sambil mengelus pipi Bella.
"Kapan koko pergi dan kapan pulang?" tanya Bella.
"Koko pergi 5 hari lagi dan pulang bulan depan."
"Bulan depan? 1 hari sesudah pernikahan Rey dan Shella?" tanya Bella.
"Hmm.. bisa jadi. Atau mungkin pas dia nikah kali. Mei bisa kan, hadapinya sendirian dulu? Koko juga mau minta maaf karna mungkin tidak akan berada di samping lu pada saat yang tepat. Tapi Koko gak mau tau. Koko pulang ke sini mei harus lebih gemuk dari sekarang dan jangan lupa tuh minum obatnya." Perintah Steve.
"Ya.. ya.. koko ku yang bawel, hihihi..." jawab Bella serta diiringi dengan senyuman kecil..
Kini minggu itu telah berlalu. Tiba saatnya Steve pergi ke Australia. Mereka berdua pun akhirnya berpisah lagi. Kesedihan pun mengiringi perasaan kedua kakak beradik angkat itu.
"Nguik..?! Pindahan? Mank koko mau pindah kemana lagi?" tanya Bella kaget.
"Koko mau pindah kuliah di sini aja."
"Kog gitu? Kan tanggung! Bego ah koko!"
"Koko cuma mau jaga mei aja. Koko takut mei ada masalah tuh gak bisa di selesaikan. Yang ada tar mei kluar ujan - ujan lagi kayak dulu."
"Wew. Remehin aku ya ko?" tanya Bella nantang.
"Mei, jangan sok kuat gitu lah. Lu tuh lemah mei. Koko tau banget. Koko tuh kasian liat mei kayak gini. Kalau mei kuat mah pasti udah gak pulang - pulang. Koko neh tau mei orangnya gimana. Jangan suka akting di depan koko. Mei mau bohongin koko 10 hal aja, belum tentu mei bisa lolos 2." ujar Steve mantap.
Bella terdiam sesaat ketika Steve berkata seperti itu padanya.
"Ko, cepat pulang yah. Mei akan coba kuat dulu sementara ini."
"Pasti mei. Koko akan pulang secepat mungkin." jawab Steve halus sambil mengelus pipi Bella.
"Kapan koko pergi dan kapan pulang?" tanya Bella.
"Koko pergi 5 hari lagi dan pulang bulan depan."
"Bulan depan? 1 hari sesudah pernikahan Rey dan Shella?" tanya Bella.
"Hmm.. bisa jadi. Atau mungkin pas dia nikah kali. Mei bisa kan, hadapinya sendirian dulu? Koko juga mau minta maaf karna mungkin tidak akan berada di samping lu pada saat yang tepat. Tapi Koko gak mau tau. Koko pulang ke sini mei harus lebih gemuk dari sekarang dan jangan lupa tuh minum obatnya." Perintah Steve.
"Ya.. ya.. koko ku yang bawel, hihihi..." jawab Bella serta diiringi dengan senyuman kecil..
Kini minggu itu telah berlalu. Tiba saatnya Steve pergi ke Australia. Mereka berdua pun akhirnya berpisah lagi. Kesedihan pun mengiringi perasaan kedua kakak beradik angkat itu.
"Koko janji akan segera balik ke sini untuk jaga mei. Mei jaga diri baik – baik ya? Ingat apa mei yang paling penting??"
"Obatnya, ko.. hiks.."
Tidak kuasa melihat tangisan adiknya yang semakin memilukan Steve pun memeluk Bella dengan erat, serta berusaha menenangkan adiknya itu.
"Mei, ingat, apa pun yang terjadi, kamu harus tetap sabar dan harus berusaha untuk tegar ya, koko pergi cuma sebulan. Ada apa – apa lu harus segera hubungi koko, jangan kuatir, koko udah minta tolong sama temennya koko juga Leo, untuk membantu koko jaga lu, dia akan sering – sering datang mengunjungi mei, jadi mei gak usah takut lagi, ya?"
"Hmm.." jawab Bella mengangguk.
"See you my dear..."
"See you ko... Be careful n GBU..."
Keduanya terlihat saling melambaikan tangan, sampai Steve tidak kelihatan lagi.
"Tuhan, kuatkan Hambamu ini Tuhan"
******
******
Terdiam di rumah sendirian. Sangat membosankan untuk Bella. Aktivitasnya hanya itu - itu saja. Bangun pagi, berbaring di depan laptop untuk chating dengan Steve, nonton, bermain piano dan gitar, malamnya selalu menangis. Bahkan kebiasaan yang selalu ia lakukan. Makan sehari hanya 1x, kalau lapar pergi keluar mencari makanan. Itupun selalu nasi goreng terus.
1 minggu telah berlalu. Bella sedang menonton TV. Untung aja ada film komedi. Jadinya Bella tidak bosan.
Ting..Tong.. bunyi bell di rumah Bella berbunyi.
Bella membukakan pintu. Seorang wanita seumuran dengannya datang kerumahnya.
"Cari siapa ya?" tanya Bella.
"Loe Bella kan?" tanya cewe itu sinis.
"Ya, gue Bella. Siapa yah?" tanya balik Bella.
"Gue Shella. Pacarnya Rey, umpp.. lebih tepatnya calon istrinya Rey."
"Oh. Shella. Silahkan masuk dulu, Shel.." ajak Bella lembut.
Namun Shella bukannya menerima ajakkan Bella. Malah Bella di maki - maki.
"Alah.. gak usah sok baek deh loe. Gue Cuma mau kasih warning aja ya! Jadi cewek itu gak usah kegatelan deh. Jangan suka ganggu - ganggu kami lagi. Skali lagi kalo gue ngeliat loe brani deketin Rey lagi, loe akan nyesel karna udah berani nantang gue! Ngerti loe.! Kalau gak, mampus loe!" ujar Shella marah.
Bella hanya terdiam saja. Ia tak memarahi Shella. Ia menutup pintu lalu pergi kekamarnya. Ia chating dengan Steve.
BUZZ..!!
Beexxx : ko..
Stev_zi : ui.. mei.? Npa?
Beexxx : so sad + kesel + Bt.. campur jd 1..
Stev_zi : dcr.. mank da maslh apa lg..?
Beexxx : tuh.. td 4 shella dtg k'umah..
Stev_zi : shella mn? Cwe na rey yah?
Beexxx : y gt deh.. cpa lg. grrrr…
Stev_zi : mank dy npa mei?
Beexxx : tuh.. dtg2 marh2.. kt na jgn curh ggu rey ba. Huw. Pdhl kn dlu rey yg goda mei. Hue.
Stev_zi : ya udha. Gk usa urus lah. O ya mei. Da maem lum?
Beexxx : menurut ko?
Stev_zi : pst lum lah.. dek palink klu ad mam. Pst 1x doank.
Beexxx : lah.. klu uda tw masih nanya..zZZzz -_-
Stev_zi : mei neh.. jgn gt lah.. tar klu np2 ko sush..
Beexxx : ya w..gk gt.. ko da dlu ya. Mw cr mam. Hehehe…
Stev_zi : huw..dcr. yo ud. Ko jg mau mandi. Da jam 4 dicn.
Beexxx : yo i.. hahahaha
Bella tidak pergi membeli makanan setelah selesai chating dengan Steve. Dia membereskan dapur, kamar dan rumahnya.
Selesai itu, Bella pergi mencari makan. Sambil menunggu nasi goreng pesanannya. Tiba-tiba Bella pingsan. Mukanya sangat pucat dan lemah. Suasana disana pun menjadi heboh. Seseorang membawa Bella ke rumah sakit. Bella pingsan cukup lama. Ia pun siuman.
"Gue dimana?" tanya Bella lemas.
"Lu di rumah sakit."
"Leo, kog lu ada disini?" tanya Bella heran.
"Ya. gue kan, tetap memantau kamu juga kadang, itu pesan dari Steve, koko lu. Tadi gue liat lu tiba – tiba pingsan, so, gue langsung az bawa loe ke sini. Kebetulan, gue disini seorang dokter. Spesialis organ dalam juga. Mpe tadi pingsan gitu. Lu pasti jarang makan yah?" tanya Leo.
"Hmmp.. gitu deh. Mank nya kenapa? Oh ya. Apa hasil dari lu dapat?"
"Gak ada kog. Lu hanya kecapekan. Ya udah. Lu istirahat aja yah. Gue mau ke kantor gue dulu." Ujar Leo.
Namun saat Leo ingin pergi Bella menahannya.
"Jangan kasi' tau Steve ya. Plis" pinta Bella.
Leo hanya mengangguk tersenyum menandakan bahwa jawabannya adalah Ya.
Tiba diruangan Leo. Leo sangat gelisah. Ia terus menerus mengelap keringatnya yang ada di dahinya. Perawat pribadi Leo yang merupakan adiknya heran kenapa ia begitu gelisah.
"Kog gelisah gitu?" tanya perawat.
1 minggu telah berlalu. Bella sedang menonton TV. Untung aja ada film komedi. Jadinya Bella tidak bosan.
Ting..Tong.. bunyi bell di rumah Bella berbunyi.
Bella membukakan pintu. Seorang wanita seumuran dengannya datang kerumahnya.
"Cari siapa ya?" tanya Bella.
"Loe Bella kan?" tanya cewe itu sinis.
"Ya, gue Bella. Siapa yah?" tanya balik Bella.
"Gue Shella. Pacarnya Rey, umpp.. lebih tepatnya calon istrinya Rey."
"Oh. Shella. Silahkan masuk dulu, Shel.." ajak Bella lembut.
Namun Shella bukannya menerima ajakkan Bella. Malah Bella di maki - maki.
"Alah.. gak usah sok baek deh loe. Gue Cuma mau kasih warning aja ya! Jadi cewek itu gak usah kegatelan deh. Jangan suka ganggu - ganggu kami lagi. Skali lagi kalo gue ngeliat loe brani deketin Rey lagi, loe akan nyesel karna udah berani nantang gue! Ngerti loe.! Kalau gak, mampus loe!" ujar Shella marah.
Bella hanya terdiam saja. Ia tak memarahi Shella. Ia menutup pintu lalu pergi kekamarnya. Ia chating dengan Steve.
BUZZ..!!
Beexxx : ko..
Stev_zi : ui.. mei.? Npa?
Beexxx : so sad + kesel + Bt.. campur jd 1..
Stev_zi : dcr.. mank da maslh apa lg..?
Beexxx : tuh.. td 4 shella dtg k'umah..
Stev_zi : shella mn? Cwe na rey yah?
Beexxx : y gt deh.. cpa lg. grrrr…
Stev_zi : mank dy npa mei?
Beexxx : tuh.. dtg2 marh2.. kt na jgn curh ggu rey ba. Huw. Pdhl kn dlu rey yg goda mei. Hue.
Stev_zi : ya udha. Gk usa urus lah. O ya mei. Da maem lum?
Beexxx : menurut ko?
Stev_zi : pst lum lah.. dek palink klu ad mam. Pst 1x doank.
Beexxx : lah.. klu uda tw masih nanya..zZZzz -_-
Stev_zi : mei neh.. jgn gt lah.. tar klu np2 ko sush..
Beexxx : ya w..gk gt.. ko da dlu ya. Mw cr mam. Hehehe…
Stev_zi : huw..dcr. yo ud. Ko jg mau mandi. Da jam 4 dicn.
Beexxx : yo i.. hahahaha
Bella tidak pergi membeli makanan setelah selesai chating dengan Steve. Dia membereskan dapur, kamar dan rumahnya.
Selesai itu, Bella pergi mencari makan. Sambil menunggu nasi goreng pesanannya. Tiba-tiba Bella pingsan. Mukanya sangat pucat dan lemah. Suasana disana pun menjadi heboh. Seseorang membawa Bella ke rumah sakit. Bella pingsan cukup lama. Ia pun siuman.
"Gue dimana?" tanya Bella lemas.
"Lu di rumah sakit."
"Leo, kog lu ada disini?" tanya Bella heran.
"Ya. gue kan, tetap memantau kamu juga kadang, itu pesan dari Steve, koko lu. Tadi gue liat lu tiba – tiba pingsan, so, gue langsung az bawa loe ke sini. Kebetulan, gue disini seorang dokter. Spesialis organ dalam juga. Mpe tadi pingsan gitu. Lu pasti jarang makan yah?" tanya Leo.
"Hmmp.. gitu deh. Mank nya kenapa? Oh ya. Apa hasil dari lu dapat?"
"Gak ada kog. Lu hanya kecapekan. Ya udah. Lu istirahat aja yah. Gue mau ke kantor gue dulu." Ujar Leo.
Namun saat Leo ingin pergi Bella menahannya.
"Jangan kasi' tau Steve ya. Plis" pinta Bella.
Leo hanya mengangguk tersenyum menandakan bahwa jawabannya adalah Ya.
Tiba diruangan Leo. Leo sangat gelisah. Ia terus menerus mengelap keringatnya yang ada di dahinya. Perawat pribadi Leo yang merupakan adiknya heran kenapa ia begitu gelisah.
"Kog gelisah gitu?" tanya perawat.
"Gak. Saya lagi pikir pasien kita yang baru aja di kamar 103 tadi."
"Oh.. yang pingsan punya yah. Mank napa Dok?"
"Saya curiga dia terkena penyakit kanker lambung." ujar Leo serius.
"Hah? Apa mungkin. Dokter sudah benar - benar memeriksanya. Gejala-gejala atau semacamnya? Itu kan kanker yang berbahaya. Tidak mungkin bisa bertahan lama kalau ada penyakit itu."
"Hmm. Ya.. saya sudah memeriksanya. Gejala yang timbul padanya, antara lain, perut kembung, tubuh kurus tidak normal untuk usianya, dan mukanya pucat. Dan saya yakin 1 hal. Kalau dia sedang buang air, dia pasti diare. Apalagi dia ada sakit maag. Saya yakin itu." Jawab Leo.
"Jadi apa yang harus saya lakukan , Dok?" tanya perawat.
"Selidiki pola makannya, atau selengkapnya, key? Nanti beri tau hasilnya pada saya."
"Baik, Dok."
Perawat pun pergi mencari Bella di kamarnya. Tapi aneh. Bella tidak di temukan. Bella menghilang. Leo dan Perawatnya pun bingung mencari Bella kemana. Ia kabur dari rumah sakit.
Sementara itu, Bella sedang berjalan sedih di jalanan. Sambil menangis. Rupanya ia sudah mengetahui semuanya. Tentang penyakitnya itu. Ia mendengar pembicaraan Leo di ruangan.
"Gue kena kanker.. haha.. pasti gue mati. Tapi mungkin itu akan lama. Kan cuma gejala. Hahaha.." gumam Bella.
Bella berjalan dan berjalan. Ia tak tau kemana. Ia menjadi stress. Pakaiannya menjadi lusuh, rambutnya tak disisir. Ia berjalan dan selalu menyanyikan lagu cai hong. Terutama jika ia melihat pelangi. Ia akan menangis, bernyanyi sambil menatap pelangi itu.
Suatu hari, Bella sedang berteduh di suatu ruko yang sudah tutup. Hujannya begitu deras. Lalu ia melihat banyak pecahan kaca di tepi jalan. Ia mengambilnya lalu ia mengukir nama Rey sampai berdarah di tangan kirinya. Tiba-tiba ada seorang anak perempuan berambut gelombang panjang dan cantik.
"Kakak. Kakak sedang apa? kenapa main hujan?" tanya anak kecil itu.
Bella hanya tertawa dan menunjukkan tangan kirinya kepada anak itu.
"Eh. Kakak kan yang dulu pernah kasih aku makanan itu kan? Kakak ingat aku gak? Yang kakak bilang mau main hujan itu.." ujar anak kecil itu yang mengenal Bella.
Bella pun berusaha mengingatnya.
"Ahahaha.. ingak kog. Kakak ingat. Yang malam - malam itu kan?" jawab Bella dengan logat anak kecil.
"Kakak kenapa disini? Kakak tulis apa sampai berdarah gitu."
"Oh. Ini orang yang udah khianati kakak. Hihihi.." jawab Bella.
Uhuk..Uhuk.. Bella batuk tak henti-henti. Ia batuk mengeluarkan darah.
"Ya ampun kakak. Kakak batuk darah."
"Ich.. darah. Hore.. kamu jangan kuatir adik kecil. Ini tandanya kakak mau mati. Hore…"
"Kakak jangan ngomong gitu."
Bella menjadi kesal dan memarahi adik kecil itu.
"AH.. BAWEL BANGET SIH LOE. PERGI SANA..!!" bentak Bella.
Anak kecil itu pun pergi. Hujan makin deras. Bella merasa bersalah telah memarahi anak itu. Dia menangis dengan perbuatannya.
Tiba tiba anak kecil itu datang membawa setangkai bunga mawar merah.
"Kakak. Ini untuk kakak. Semoga kakak mendapat keberuntungan dan cepat sembuh" ujar anak kecil itu.
"Oh.. yang pingsan punya yah. Mank napa Dok?"
"Saya curiga dia terkena penyakit kanker lambung." ujar Leo serius.
"Hah? Apa mungkin. Dokter sudah benar - benar memeriksanya. Gejala-gejala atau semacamnya? Itu kan kanker yang berbahaya. Tidak mungkin bisa bertahan lama kalau ada penyakit itu."
"Hmm. Ya.. saya sudah memeriksanya. Gejala yang timbul padanya, antara lain, perut kembung, tubuh kurus tidak normal untuk usianya, dan mukanya pucat. Dan saya yakin 1 hal. Kalau dia sedang buang air, dia pasti diare. Apalagi dia ada sakit maag. Saya yakin itu." Jawab Leo.
"Jadi apa yang harus saya lakukan , Dok?" tanya perawat.
"Selidiki pola makannya, atau selengkapnya, key? Nanti beri tau hasilnya pada saya."
"Baik, Dok."
Perawat pun pergi mencari Bella di kamarnya. Tapi aneh. Bella tidak di temukan. Bella menghilang. Leo dan Perawatnya pun bingung mencari Bella kemana. Ia kabur dari rumah sakit.
Sementara itu, Bella sedang berjalan sedih di jalanan. Sambil menangis. Rupanya ia sudah mengetahui semuanya. Tentang penyakitnya itu. Ia mendengar pembicaraan Leo di ruangan.
"Gue kena kanker.. haha.. pasti gue mati. Tapi mungkin itu akan lama. Kan cuma gejala. Hahaha.." gumam Bella.
Bella berjalan dan berjalan. Ia tak tau kemana. Ia menjadi stress. Pakaiannya menjadi lusuh, rambutnya tak disisir. Ia berjalan dan selalu menyanyikan lagu cai hong. Terutama jika ia melihat pelangi. Ia akan menangis, bernyanyi sambil menatap pelangi itu.
Suatu hari, Bella sedang berteduh di suatu ruko yang sudah tutup. Hujannya begitu deras. Lalu ia melihat banyak pecahan kaca di tepi jalan. Ia mengambilnya lalu ia mengukir nama Rey sampai berdarah di tangan kirinya. Tiba-tiba ada seorang anak perempuan berambut gelombang panjang dan cantik.
"Kakak. Kakak sedang apa? kenapa main hujan?" tanya anak kecil itu.
Bella hanya tertawa dan menunjukkan tangan kirinya kepada anak itu.
"Eh. Kakak kan yang dulu pernah kasih aku makanan itu kan? Kakak ingat aku gak? Yang kakak bilang mau main hujan itu.." ujar anak kecil itu yang mengenal Bella.
Bella pun berusaha mengingatnya.
"Ahahaha.. ingak kog. Kakak ingat. Yang malam - malam itu kan?" jawab Bella dengan logat anak kecil.
"Kakak kenapa disini? Kakak tulis apa sampai berdarah gitu."
"Oh. Ini orang yang udah khianati kakak. Hihihi.." jawab Bella.
Uhuk..Uhuk.. Bella batuk tak henti-henti. Ia batuk mengeluarkan darah.
"Ya ampun kakak. Kakak batuk darah."
"Ich.. darah. Hore.. kamu jangan kuatir adik kecil. Ini tandanya kakak mau mati. Hore…"
"Kakak jangan ngomong gitu."
Bella menjadi kesal dan memarahi adik kecil itu.
"AH.. BAWEL BANGET SIH LOE. PERGI SANA..!!" bentak Bella.
Anak kecil itu pun pergi. Hujan makin deras. Bella merasa bersalah telah memarahi anak itu. Dia menangis dengan perbuatannya.
Tiba tiba anak kecil itu datang membawa setangkai bunga mawar merah.
"Kakak. Ini untuk kakak. Semoga kakak mendapat keberuntungan dan cepat sembuh" ujar anak kecil itu.
Bella pun menangis lalu memeluk anak kecil itu. Dengan halus Bella mengucapkan terima kasih. Bella menerima bunga pemberian itu dengan senang.
"Kakak. Aku pulang dulu yah. Nanti aku kena marah mama." pamit anak kecil itu.
"Ummp.." jawab Bella sambil melambaikan tangan.
Hari ini adalah Hari Minggu. Bella sedang berjalan-jalan. Ia pun sampai di taman Gereja Xaverius. Ia berlompat - lompat kegirangan. Ia heran, kenapa hari ini gereja sangat ramai.
Ia mengintip dari kejauhan di balik pohon. Oh.. rupanya ada resepsi perkawinan. Bella mendekati para tamu yang datang. Tingkah Bella mengagetkan semua yang ada di sana. Mereka ketakutan melihat Bella. Bella berlari mengejar siapa saja. Hingga ia menabrak 2 pria memakai jas.
"Bella!" ujar kedua pria itu.
Mereka adalah Leo dan Rey. Bella pun ketakutan dan berlari. Leo dan Rey juga mengejar. Buat Rey, tak peduli hari ini adalah hari pernikahannya. Bella berlari sekuat tenaga, sampai - sampai ia harus batuk berdarah berkali-kali. Ia berlari ke 1 tol yang sedang di bangun pemerintah. Bella menaiki tiang tol lalu duduk di sana. Ia menikmati udara yang segar meniup tubuhnya.
Leo dan Rey pun tiba di sana. Rey ingin naik tapi di ancam oleh Bella. Ia akan lompat jika Rey mendekat.
Bella melihat sebuah pelangi yang indah muncul di bagian barat dari Bella. Bella sangat senang melihatnya. Ia langsung menyanyikan lagu Cai Hong dengan merdu.
Tak di sangka, suasana di sana makin ramai. Para rombongan yang ada di gereja semua menyusul Rey dan Leo.
"BELL, TURUN BELLA. GUE MOHON." Pinta Rey.
"Ng..? hihihi.. gak mau. Huh.." jawab Bella cuek.
"Bel, tar kamu jatuh Bel. Ayo turun. Aliran sungainya deras banget." Pinta Leo juga.
"Hah.. jatuh. Kog panik gitu. Kalau jatuh mah yah kebawah, Byur.. ahahaha... masa ke atas. Ahahhaha" jawab Bella canda.
Semua orang menyuruh Bella turun. Namun Bella malah memarahi mereka semua.
"Ah.. ngapain aku turun. Aku sudah mau mati. Aku sudah kena kanker lambung. Gak liat apa baju aku banyak darah. Buta yah kalian semua." Marah Bella.
Rey pun kesal. Ia menaiki tiang tol juga. Bella mengancam akan turuh loncat kebawah. Rey tak peduli. Malahan ia juga bilang ia akan loncat juga kebawah.
Bella benar-benar nekat. Ia pun loncat kebawah.
"Kakak. Aku pulang dulu yah. Nanti aku kena marah mama." pamit anak kecil itu.
"Ummp.." jawab Bella sambil melambaikan tangan.
Hari ini adalah Hari Minggu. Bella sedang berjalan-jalan. Ia pun sampai di taman Gereja Xaverius. Ia berlompat - lompat kegirangan. Ia heran, kenapa hari ini gereja sangat ramai.
Ia mengintip dari kejauhan di balik pohon. Oh.. rupanya ada resepsi perkawinan. Bella mendekati para tamu yang datang. Tingkah Bella mengagetkan semua yang ada di sana. Mereka ketakutan melihat Bella. Bella berlari mengejar siapa saja. Hingga ia menabrak 2 pria memakai jas.
"Bella!" ujar kedua pria itu.
Mereka adalah Leo dan Rey. Bella pun ketakutan dan berlari. Leo dan Rey juga mengejar. Buat Rey, tak peduli hari ini adalah hari pernikahannya. Bella berlari sekuat tenaga, sampai - sampai ia harus batuk berdarah berkali-kali. Ia berlari ke 1 tol yang sedang di bangun pemerintah. Bella menaiki tiang tol lalu duduk di sana. Ia menikmati udara yang segar meniup tubuhnya.
Leo dan Rey pun tiba di sana. Rey ingin naik tapi di ancam oleh Bella. Ia akan lompat jika Rey mendekat.
Bella melihat sebuah pelangi yang indah muncul di bagian barat dari Bella. Bella sangat senang melihatnya. Ia langsung menyanyikan lagu Cai Hong dengan merdu.
Tak di sangka, suasana di sana makin ramai. Para rombongan yang ada di gereja semua menyusul Rey dan Leo.
"BELL, TURUN BELLA. GUE MOHON." Pinta Rey.
"Ng..? hihihi.. gak mau. Huh.." jawab Bella cuek.
"Bel, tar kamu jatuh Bel. Ayo turun. Aliran sungainya deras banget." Pinta Leo juga.
"Hah.. jatuh. Kog panik gitu. Kalau jatuh mah yah kebawah, Byur.. ahahaha... masa ke atas. Ahahhaha" jawab Bella canda.
Semua orang menyuruh Bella turun. Namun Bella malah memarahi mereka semua.
"Ah.. ngapain aku turun. Aku sudah mau mati. Aku sudah kena kanker lambung. Gak liat apa baju aku banyak darah. Buta yah kalian semua." Marah Bella.
Rey pun kesal. Ia menaiki tiang tol juga. Bella mengancam akan turuh loncat kebawah. Rey tak peduli. Malahan ia juga bilang ia akan loncat juga kebawah.
Bella benar-benar nekat. Ia pun loncat kebawah.
"Tuhan. Ku tahu kau tau isi hatiku dan apa yang ku inginkan." Gumam Bella saat melompat.
Rupanya Bella tidak pandai berenang. Ia terbawa arus. Rey juga ikut lompat karena ia ingin menolong Bella. Namun Rey tak berhasil menyelamatkan Bella.
Rey menepi dan menangis histeris.
"Shit.. Gue bego.. kenapa gue harus naik. Kalau gue gak naik pasti Bella gak kan nyebur." maki Rey.
"Sabar Rey. Sekarang kita lapor polisi aja. Biar mereka yang nyari. Kita kembali ke gereja." Ajak Leo.
Rey yang terus histeris pun akhirnya pergi ke Gereja untuk menikah.
Sang pastor pun berkotbah lalu bertanya.
"Anakku Shella Juventia. Apakah kau bersedia menjadikan Andrew Rey sebagai suamimu dan kau akan selamanya mencintai dia dikala susah maupun senang?" tanya pastor.
"Ya. Saya bersedia" jawab Shella.
"Anakku Andrew Rey. Apakah kau bersedia menjadikan Shella Juventia sebagai istrimu dan kau akan selamanya mencintai dia dikala susah maupun senang?" tanya pastor pada Rey.
" TIDAK!!! SANGAT TIDAK!!! SAYA TIDAK INGIN DIA MENJADI ISTRI SAYA!!!" jawab Rey.
Semua menjadi kaget mendengar jawaban Rey. Tak kala orang tua Shella dan Shella sendiri.
"Sorry Shel, gue cuma mau seseorang mencintai gue dari hati. Bukan dari harta." ujar Rey pada Shella.
Ia pun mengajak Leo pergi bersamanya ketempat tol dimana Bella bunuh diri.
Di sana sudah ada belasan orang yang mencari Bella. 1 jam usaha mereka mencari Bella, akhirnya tidak sia - sia. Mereka akhirnya menemukan Bella. Kondisi Bella sangat lemah, badannya dingin dan pucat. Rey dan Leo membawanya kerumah sakit dan langsung ke UGD.
Leo langsung segera memeriksanya sedangkan Rey tunggu di luar.
Akhirnya Leo pun keluar.
"Gimana Leo? Gimana keadaan Bella. Plis Leo" tanya Rey kuatir.
Leo tertunduk, dan Rey mulai menangis.
"Bella meninggal?" tanya Rey.
"Miracle" jawab Leo.
"Maksud loe.?" Tanya Rey balik.
" Keajaiban. Sungguh keajaiban. Gue gak pernah melihat ini sebelumnya."
"Jadi Bella gak mati??? Bella masih hidup???" tanya Rey senang.
"Bukan hanya itu. Kanker yang ia alami juga Sembuh. Tapi.."
"Tapi apa Leo.?"
"Ia koma. Gak tau sampai kapan."
"Boleh gue jenguk dia, gue pengen jaga dia." pinta Rey.
Leo mengangguk. Lalu Rey pun menemui Bella. Ia duduk di samping tempat tidur Bella dan memegang tangan Bella.
"Bella.. maaf selama ini aku nyakitin hati kamu. Aku sayang sama kamu. Aku memilih mati jika aku gak bisa hidup sama kamu. Bel, aku tau. Kamu pasti dengar omongan aku. Bel, kalau kamu dengar suara aku. Plis genggam erat tangan aku." bisik Rey pada Bella.
Rey bernyanyi lagu Cai Hong untuk Bella. Tiba-tiba Bella menggenggam erat tangan Rey. Rey sangat senang. Karena suatu hari Rey yakin Bella akan bangun.
2 hari telah berlalu. Bella belum siuman. Rey terus menerus menjaga Bella. Ia juga menyanyikan lagu Cai Hong untuk Bella.
Hari ini hari ke-3 Bella belum siuman. Rey pun kembali menyanyikan lagu Cai Hong untuk Bella. Lalu Rey berdiri dan mencium kening Bella. Ia pun berbisik pada Bella.
"Bell, kalau kita di takdirkan untuk bersama. Hari ini kamu siuman. Tapi kalau kita tidak di takdirkan, maka besok atau lusa kamu baru siuman." Bisik Rey.
Rey pun tertidur sambil memeluk tangan Bella.
"Rey.. Bangun Rey."
Rey pun bangun dan betapa ia senang ternyata Bella yang membangunkannya. Ia langsung memeluk Bella dan memanggil Leo untuk memeriksa keadaannya.
"Gue dimana nih yank? Tadi kan aku lagi belajar maen gitar sama koko Steve. Kog bisa ada di sini skarang??" tanya Bella.
"Yank? Siapa yang lu panggil yank itu?" tanya Leo yang ingin memeriksanya.
"Kog tanya siapa lagi. Yah Rey lah" Jawab Bella cuek.
"Nguik..? Gak salah neh Bell?" tanya Rey dengan senyuman dan sedikit mengejek.
"Oh.. jadi gak senang neh. Gak mau ama gue lagi. OK lah kalau begitu. Huh.." kesal Bella.
Rey langsung memeluk Bella dan berkata:
"Tentu aku cinta banget sama kamu yank, mulai skarang aku gak akan kehilangan kamu lagi. Aku ingin kamu selalu ada untuk aku. Dan begitu juga sebaliknya, aku pun akan selalu ada untuk kamu, aku janji itu dan akan aku pastikan, tak kan ada lagi yang bisa memisahkan kita berdua. Karna ternyata kita memang telah ditakdirkan untuk bersama Bell.. Hiks.." Rey memeluk Bella dengan erat dan tak terasa air matanya pun kembali menetes.
Bella hanya terdiam dan bingung sambil menghapus air mata Rey. Kemudian, berangsur -angsur Keadaan Bella membaik dan ia pun pulang kerumah.
Steve sudah di rumah. Ternyata Steve sudah pulang 2 hari yang lalu. Ia disuruh Leo untuk tidak panik.
Hari ini Bella Pulang. Ia di antar Leo dan Rey. Sesampai dirumah..
"Koko.." teriak Bella.
"Mei.." jawab Steve yang langsung memeluk Bella.
Semua pada Heboh. Tak lupa Leo menceritakan apa yang terjadi pada Bella, namun secara rahasia. Bella sangat senang sekali. Ia lupa pada masa lalunya yang sebenarnya sangat pahit.
Ia hanya mengingat ia sedang belajar bermain gitar dengan Steve.
"Rey.. sini aku ada surprise untuk kamu."
Dengan senang Bella mempertunjukkan permainan pianonya pada Rey. Ia memainkan lagu An Jing dengan pianonya dan Cai Hong dengan gitarnya.
Rey sangat bahagia, begitu pula dengan Steve dan Leo.
"Semuanya tenang. Aku ingin meminta sesuatu pada Bella!" perintah Rey.
"Mau minta apa Rey?" tanya Bella.
Rey pun berlutut layaknya gaya Romeo dan dengan tangan meminta Pada Bella.
"Bell, would you be my girl forever?" tanya Rey.
"Sure. Why Not?" jawab Bella senang.
Semua yang ada disana berbahagia lalu mereka pergi keluar untuk mencari makan sekaligus merayakan kesembuhan Bella dan untuk menyambut lembaran baru kehidupan Rey dan Bella. Bella sungguh wanita yang beruntung, karena bisa memiliki tiga orang yang sangat berharga di dalam hidupnya, seorang koko angkat yang sangat menyayanginya, seorang sahabat yang begitu peduli padanya, dan seorang calon suami, atau bisa dikatakan cinta sejatinya yang begitu mencintainya.
"Bella, xie xie ni de ai. Wo hen gao xing hui ai shang ni. Yi bei zi wo ye bu chen hou hui, wo yao phei ni yi qi zai ni de shen bian. Wo ai ni Bella.." kecupan pun didaratkan pada bibir Bella oleh Rey.
Rupanya Bella tidak pandai berenang. Ia terbawa arus. Rey juga ikut lompat karena ia ingin menolong Bella. Namun Rey tak berhasil menyelamatkan Bella.
Rey menepi dan menangis histeris.
"Shit.. Gue bego.. kenapa gue harus naik. Kalau gue gak naik pasti Bella gak kan nyebur." maki Rey.
"Sabar Rey. Sekarang kita lapor polisi aja. Biar mereka yang nyari. Kita kembali ke gereja." Ajak Leo.
Rey yang terus histeris pun akhirnya pergi ke Gereja untuk menikah.
Sang pastor pun berkotbah lalu bertanya.
"Anakku Shella Juventia. Apakah kau bersedia menjadikan Andrew Rey sebagai suamimu dan kau akan selamanya mencintai dia dikala susah maupun senang?" tanya pastor.
"Ya. Saya bersedia" jawab Shella.
"Anakku Andrew Rey. Apakah kau bersedia menjadikan Shella Juventia sebagai istrimu dan kau akan selamanya mencintai dia dikala susah maupun senang?" tanya pastor pada Rey.
" TIDAK!!! SANGAT TIDAK!!! SAYA TIDAK INGIN DIA MENJADI ISTRI SAYA!!!" jawab Rey.
Semua menjadi kaget mendengar jawaban Rey. Tak kala orang tua Shella dan Shella sendiri.
"Sorry Shel, gue cuma mau seseorang mencintai gue dari hati. Bukan dari harta." ujar Rey pada Shella.
Ia pun mengajak Leo pergi bersamanya ketempat tol dimana Bella bunuh diri.
Di sana sudah ada belasan orang yang mencari Bella. 1 jam usaha mereka mencari Bella, akhirnya tidak sia - sia. Mereka akhirnya menemukan Bella. Kondisi Bella sangat lemah, badannya dingin dan pucat. Rey dan Leo membawanya kerumah sakit dan langsung ke UGD.
Leo langsung segera memeriksanya sedangkan Rey tunggu di luar.
Akhirnya Leo pun keluar.
"Gimana Leo? Gimana keadaan Bella. Plis Leo" tanya Rey kuatir.
Leo tertunduk, dan Rey mulai menangis.
"Bella meninggal?" tanya Rey.
"Miracle" jawab Leo.
"Maksud loe.?" Tanya Rey balik.
" Keajaiban. Sungguh keajaiban. Gue gak pernah melihat ini sebelumnya."
"Jadi Bella gak mati??? Bella masih hidup???" tanya Rey senang.
"Bukan hanya itu. Kanker yang ia alami juga Sembuh. Tapi.."
"Tapi apa Leo.?"
"Ia koma. Gak tau sampai kapan."
"Boleh gue jenguk dia, gue pengen jaga dia." pinta Rey.
Leo mengangguk. Lalu Rey pun menemui Bella. Ia duduk di samping tempat tidur Bella dan memegang tangan Bella.
"Bella.. maaf selama ini aku nyakitin hati kamu. Aku sayang sama kamu. Aku memilih mati jika aku gak bisa hidup sama kamu. Bel, aku tau. Kamu pasti dengar omongan aku. Bel, kalau kamu dengar suara aku. Plis genggam erat tangan aku." bisik Rey pada Bella.
Rey bernyanyi lagu Cai Hong untuk Bella. Tiba-tiba Bella menggenggam erat tangan Rey. Rey sangat senang. Karena suatu hari Rey yakin Bella akan bangun.
2 hari telah berlalu. Bella belum siuman. Rey terus menerus menjaga Bella. Ia juga menyanyikan lagu Cai Hong untuk Bella.
Hari ini hari ke-3 Bella belum siuman. Rey pun kembali menyanyikan lagu Cai Hong untuk Bella. Lalu Rey berdiri dan mencium kening Bella. Ia pun berbisik pada Bella.
"Bell, kalau kita di takdirkan untuk bersama. Hari ini kamu siuman. Tapi kalau kita tidak di takdirkan, maka besok atau lusa kamu baru siuman." Bisik Rey.
Rey pun tertidur sambil memeluk tangan Bella.
"Rey.. Bangun Rey."
Rey pun bangun dan betapa ia senang ternyata Bella yang membangunkannya. Ia langsung memeluk Bella dan memanggil Leo untuk memeriksa keadaannya.
"Gue dimana nih yank? Tadi kan aku lagi belajar maen gitar sama koko Steve. Kog bisa ada di sini skarang??" tanya Bella.
"Yank? Siapa yang lu panggil yank itu?" tanya Leo yang ingin memeriksanya.
"Kog tanya siapa lagi. Yah Rey lah" Jawab Bella cuek.
"Nguik..? Gak salah neh Bell?" tanya Rey dengan senyuman dan sedikit mengejek.
"Oh.. jadi gak senang neh. Gak mau ama gue lagi. OK lah kalau begitu. Huh.." kesal Bella.
Rey langsung memeluk Bella dan berkata:
"Tentu aku cinta banget sama kamu yank, mulai skarang aku gak akan kehilangan kamu lagi. Aku ingin kamu selalu ada untuk aku. Dan begitu juga sebaliknya, aku pun akan selalu ada untuk kamu, aku janji itu dan akan aku pastikan, tak kan ada lagi yang bisa memisahkan kita berdua. Karna ternyata kita memang telah ditakdirkan untuk bersama Bell.. Hiks.." Rey memeluk Bella dengan erat dan tak terasa air matanya pun kembali menetes.
Bella hanya terdiam dan bingung sambil menghapus air mata Rey. Kemudian, berangsur -angsur Keadaan Bella membaik dan ia pun pulang kerumah.
Steve sudah di rumah. Ternyata Steve sudah pulang 2 hari yang lalu. Ia disuruh Leo untuk tidak panik.
Hari ini Bella Pulang. Ia di antar Leo dan Rey. Sesampai dirumah..
"Koko.." teriak Bella.
"Mei.." jawab Steve yang langsung memeluk Bella.
Semua pada Heboh. Tak lupa Leo menceritakan apa yang terjadi pada Bella, namun secara rahasia. Bella sangat senang sekali. Ia lupa pada masa lalunya yang sebenarnya sangat pahit.
Ia hanya mengingat ia sedang belajar bermain gitar dengan Steve.
"Rey.. sini aku ada surprise untuk kamu."
Dengan senang Bella mempertunjukkan permainan pianonya pada Rey. Ia memainkan lagu An Jing dengan pianonya dan Cai Hong dengan gitarnya.
Rey sangat bahagia, begitu pula dengan Steve dan Leo.
"Semuanya tenang. Aku ingin meminta sesuatu pada Bella!" perintah Rey.
"Mau minta apa Rey?" tanya Bella.
Rey pun berlutut layaknya gaya Romeo dan dengan tangan meminta Pada Bella.
"Bell, would you be my girl forever?" tanya Rey.
"Sure. Why Not?" jawab Bella senang.
Semua yang ada disana berbahagia lalu mereka pergi keluar untuk mencari makan sekaligus merayakan kesembuhan Bella dan untuk menyambut lembaran baru kehidupan Rey dan Bella. Bella sungguh wanita yang beruntung, karena bisa memiliki tiga orang yang sangat berharga di dalam hidupnya, seorang koko angkat yang sangat menyayanginya, seorang sahabat yang begitu peduli padanya, dan seorang calon suami, atau bisa dikatakan cinta sejatinya yang begitu mencintainya.
"Bella, xie xie ni de ai. Wo hen gao xing hui ai shang ni. Yi bei zi wo ye bu chen hou hui, wo yao phei ni yi qi zai ni de shen bian. Wo ai ni Bella.." kecupan pun didaratkan pada bibir Bella oleh Rey.
"Rey, wo ye hen gao xing ren shi ni. Xie xie ni yao phei wo yi qi. Wo ye yong yuan ai ni de. Haha.. Lai, wo men yi qi lai chang ge ba.." ^-^
THE END
Elaine