Semasa Sang Budha masih hidup, ada seorang raja yang bernama Atu Shiwang. Pada suatu hari seorang penjagal binatang datang menghadap raja, memohon kepada raja mengabulkan satu permintaannya.
Raja menanyakan apa permintaannya. Penjagal berkata, “Raja, setiap ada perayaan engkau akan menyembelih binatang, tolong berikan kesempatan kepadaku untuk menyembelih binatang-binatang ini”. Raja berkata, “Membunuh mahluk hidup biasanya orang jarang ada yang meminta, justru digantikan orang lain untuk melakukannya. Tetapi kenapa engkau ingin melakukan hal ini ?”.
Penjagal ini menjawab, “Pada kehidupan yang lain saya adalah orang yang miskin. Tetapi saya merasa beruntung dengan bekerja sebagai penjagal domba. Saya dapat mencari nafkah hidup. Karena saya sebagai penjagal domba, ketika saya meninggal saya dapat naik ke surga, menikmati hari-hari penuh berkat di surga. Di surga ketika nyawa sudah habis, saya kembali dilahirkan menjadi manusia dan menjadi penjagal kambing.
Berulang-ulang hal ini terjadi selama 6 kali. Setelah meninggal, naik ke surga menikmati hidup di surga. Dilahirkan kembali ke dunia menjadi penjagal kambing, karena pekerjaan penjagal kambing demikian besar manfaatnya sehingga setelah saya mati bisa naik ke surga oleh sebab itu saya mengajukan permintaan ini kepada raja”.
Raja berkata, “Walaupun mungkin yang anda katakan itu benar, tetapi bagaimana engkau bisa mengetahui hal tersebut ?”
Penjagal menjawab, “Karena saya mempunyai kemampuan Suming Tong, kemampuan untuk mengetahui masa lalu saya ”.
Raja tidak percaya, mengganggapnya berbohong. Karena penjagal adalah seorang yang rendah dan bukan seorang yang berkultivasi. Bagaimana bisa mempunyai kemampuan untuk mengetahui masa lalunya? Raja bingung, akhirnya dia meminta pendapat Budha.
Sang Budha berkata, “Apa yang dikatakan penjagal ini semuanya benar, dia tidak berbohong. Pada kehidupan yang lalu dia pernah bertemu dengan seorang Budha, dan menjadi pengikut Budha. Dengan penuh perhatian melayani Budha. Karena kebaikan ini, membuat dia setelah enam kali reinkarnasi dapat naik ke surga menikmati kehidupan di surga.
Ketika dilahirkan sebagai manusia mempunyai kemampuan mengetahui masa lalunya, karena menghormati Budha dia mengumpulkan De (substansi putih), sehingga dia dapat menikmati semua ini. Karena De (substansi putih) duluan matang, maka dia dapat menikmati 6 kali hidup disurga. Menikmati semua kemewahan di surga.
Membunuh kehidupan seharusnya mendapatkan karma (substansi hitam). Tetapi karma tersebut belum matang, sehingga tidak terlihat dia mendapat pembalasan. Tetapi di akhir kehidupannya, setelah dia telah menikmati semua nasib baik tersebut, dia akan jatuh ke neraka menerima hukuman karena telah menyembelih domba. Setelah hukuman di neraka berakhir, maka dia akan berulang kali reinkarnasi menjadi domba, membayar satu persatu nyawa domba yang disembelih.
Penjagal ini memiliki kemampuan Sumi Tong yang dangkal, sehingga mengetahui 6 kali reinkarnasi menyembelih domba dan 6 kali menikmati kehidupan disurga, tetapi reinkarnasi ke 7 kali dia tidak bisa melihat lagi
Oleh sebab itu dia salah paham beranggapan memyembelih domba menyebabkannya dapat menikmati kehidupan di surga“. Pada saat itulah raja langsung tersadarkan.
Kesimpulannya, benar-benar berbuat baik akan mendapat pahala sedangkan berbuat jahat akan mendapat karma. Pasti akan ada balasan, hanya saja kadang waktunya belum matang. [Soe Moi / Jakarta / Tionghoanews]
Raja menanyakan apa permintaannya. Penjagal berkata, “Raja, setiap ada perayaan engkau akan menyembelih binatang, tolong berikan kesempatan kepadaku untuk menyembelih binatang-binatang ini”. Raja berkata, “Membunuh mahluk hidup biasanya orang jarang ada yang meminta, justru digantikan orang lain untuk melakukannya. Tetapi kenapa engkau ingin melakukan hal ini ?”.
Penjagal ini menjawab, “Pada kehidupan yang lain saya adalah orang yang miskin. Tetapi saya merasa beruntung dengan bekerja sebagai penjagal domba. Saya dapat mencari nafkah hidup. Karena saya sebagai penjagal domba, ketika saya meninggal saya dapat naik ke surga, menikmati hari-hari penuh berkat di surga. Di surga ketika nyawa sudah habis, saya kembali dilahirkan menjadi manusia dan menjadi penjagal kambing.
Berulang-ulang hal ini terjadi selama 6 kali. Setelah meninggal, naik ke surga menikmati hidup di surga. Dilahirkan kembali ke dunia menjadi penjagal kambing, karena pekerjaan penjagal kambing demikian besar manfaatnya sehingga setelah saya mati bisa naik ke surga oleh sebab itu saya mengajukan permintaan ini kepada raja”.
Raja berkata, “Walaupun mungkin yang anda katakan itu benar, tetapi bagaimana engkau bisa mengetahui hal tersebut ?”
Penjagal menjawab, “Karena saya mempunyai kemampuan Suming Tong, kemampuan untuk mengetahui masa lalu saya ”.
Raja tidak percaya, mengganggapnya berbohong. Karena penjagal adalah seorang yang rendah dan bukan seorang yang berkultivasi. Bagaimana bisa mempunyai kemampuan untuk mengetahui masa lalunya? Raja bingung, akhirnya dia meminta pendapat Budha.
Sang Budha berkata, “Apa yang dikatakan penjagal ini semuanya benar, dia tidak berbohong. Pada kehidupan yang lalu dia pernah bertemu dengan seorang Budha, dan menjadi pengikut Budha. Dengan penuh perhatian melayani Budha. Karena kebaikan ini, membuat dia setelah enam kali reinkarnasi dapat naik ke surga menikmati kehidupan di surga.
Ketika dilahirkan sebagai manusia mempunyai kemampuan mengetahui masa lalunya, karena menghormati Budha dia mengumpulkan De (substansi putih), sehingga dia dapat menikmati semua ini. Karena De (substansi putih) duluan matang, maka dia dapat menikmati 6 kali hidup disurga. Menikmati semua kemewahan di surga.
Membunuh kehidupan seharusnya mendapatkan karma (substansi hitam). Tetapi karma tersebut belum matang, sehingga tidak terlihat dia mendapat pembalasan. Tetapi di akhir kehidupannya, setelah dia telah menikmati semua nasib baik tersebut, dia akan jatuh ke neraka menerima hukuman karena telah menyembelih domba. Setelah hukuman di neraka berakhir, maka dia akan berulang kali reinkarnasi menjadi domba, membayar satu persatu nyawa domba yang disembelih.
Penjagal ini memiliki kemampuan Sumi Tong yang dangkal, sehingga mengetahui 6 kali reinkarnasi menyembelih domba dan 6 kali menikmati kehidupan disurga, tetapi reinkarnasi ke 7 kali dia tidak bisa melihat lagi
Oleh sebab itu dia salah paham beranggapan memyembelih domba menyebabkannya dapat menikmati kehidupan di surga“. Pada saat itulah raja langsung tersadarkan.
Kesimpulannya, benar-benar berbuat baik akan mendapat pahala sedangkan berbuat jahat akan mendapat karma. Pasti akan ada balasan, hanya saja kadang waktunya belum matang. [Soe Moi / Jakarta / Tionghoanews]