KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 16 Februari 2012

BERSATU MENGHASILKAN SESUATU

Di dalam bengkel tukang kayu berkumpullah alat-alat pertukangan untuk mengadakan suatu rapat. Saudara Palu duduk di atas kursi dengan maksud hendak memimpin sidang. Ternyata alat-alat  yang lain menuntut agar ia mengundurkan diri saja sebab di dalam bengkel itu ialah yang paling banyak menimbulkan suara-suara gaduh.

"Baik," kata Palu, "saya tunduk kepada putusan dan alasan kalian. Tetapi saya hendak menyatakan bahwa saudara Bor juga harus ditindak sebab tugasnya hanya menimbulkan lubang-lubang saja."

Saudara Bor bangkit berdiri, "Baik, saya tunduk pada pendapat kalian. Namun saya hendak menyatakan bahwa saudara Obeng pun harus disingkirkan, sebab ia harus diputar terus-menerus dengan sepenuh tenaga untuk dapat bekerja dengan baik."

Saudara Obeng berdiri dan berkata," Izinkanlah saya mengemukakan pendapat saya. Kalau kalian kehendaki agar saya pergi, baiklah, tetapi saudara Serut (Sugu) juga harus pergi sebab ia hanya mengenal pekerjaan di permukaan saja. Tidak ada sesuatu yang mendalam padanya."

Saudara Serut bangun berdiri dan menyambut, "Saya tuntut agar saudara Penggaris juga disingkirkan sebab pekerjaannya tidak lain hanya mengukur-ngukur pihak lain saja, seolah-olah dirinya sajalah yang terbaik."

Saudara Penggaris bangkit dan protes, "Saya tidak dapat diam. Saudara Amplas juga harus menyingkir dari tempat ini sebab pekerjaannya terlalu kasar. Ia selalu menggosok pihak lain sehingga semuanya kacau balau."

Di tengah-tengah rapat yang mulai menjadi panas, tiba-tiba berjalan masuk Tukang Kayu. Ia akan bekerja pada hari itu. Ia memerlukan semua alat palu, bor, obeng, serut, penggaris, dan amplas. Semua dipakai oleh Tukang Kayu untuk membuat sebuah perabot. Ketika perabot itu jadi, tidak ada satu nama pun yang merasa dirinya berjasa, karena mereka semua telah bekerja sama di dalam tangan Tukang Kayu itu dan masing-masing menyadari tanpa alat yang lain pekerjaan tidak mungkin selesai dan sempurna. [Jasisca Wang / Jambi]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA