Aku adalah seorang pegawai bank berusia 20 tahun yang tinggal di Jakarta. Sebagai seorang wanita muda yang mempunyai paras cukup cantik dan tubuh sexy, wajar saja banyak teman kerjaku yang tertarik.
Namun aku bukanlah orang yang gampang jatuh cinta karena sebuah hubungan adalah sesuatu yang harus memenuhi beberapa kriteria.
Suatu saat aku menjalani hubungan dengan seorang pria bernama Anton yang merupakan rekan kerja.
Hubungan itu terasa sangat spesial karena Anton memang mempunyai semua kriteria yang sudah ku tetapkan. Sudah sekitar 2 tahun aku berpacaran dengan Anton dan kami berdua sering membicarakan tentang keluarga kecil yang akan kami miliki kelak.
Suatu saat Anton dipindahkan untuk tugas ke luar kota oleh pihak Bank tempat kami berdua bekerja.
Tentu saja hal ini terasa berat bagiku karena harus berpisah dengan orang yang dicintai. Awalnya tak ada masalah meski harus berhubungan dari jarak jauh.
Seiring waktu berjalan, Anton mulai jarang memberi perhatian seperti sms atau telpon yang tentu saja membuatku jadi berang.
Hubungan kami semakin tidak harmonis namun aku tetap menyimpan harapan besar untuk memperbaiki hubungan ini.
Suatu ketika aku tidak bisa menahan tangis setelah mendengar kabar bahwa Anton akan segera melangsungkan pernikahan dengan seorang wanita yang selama ini menjadi selingkuhannya saat hubungan pacaran kami berlangsung.
Wanita tersebut hamil dan harus dinikahi Anton. Sungguh menyakitkan.
Enam bulan telah berlalu setelah peristiwa pengkhianatan Anton, orang yang kupercaya sebagai laki-laki bertanggung jawab.
Pernah terbersit untuk tidak pacaran dulu namun apa mau dikata aku tertarik dengan seorang teman yang dulu satu SMA, namanya Toni.
Setelah lama tidak berkomunikasi, kami bertemu melalui jejaring sosial Facebook. Awalnya sih cuma say hello tapi lama kelamaan sering BBM-an sampai berjanji untuk bertemu.
Tony sudah lama menaruh perhatian terhadapku namun aku selalu cuek sehingga niat untuk menyatakan cinta selalu diurungkan.
Setelah lama berkomunikasi , Tony akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan cinta dan entah mengapa aku tidak bisa menolaknya seolah olah ada magnet yang terus memaksaku untuk mengatakan iya.
Sudah setahun aku dan Tony berpacaran. Hubungan kami semakin harmonis karena memang keduanya saling mencintai. Malang tak bisa ditolak untung tak bisa diraih.
Lagi aku harus berpisah dengan Tony karena ia harus melanjutkan studi ke Amerika. Sempat terbersit trauma masa lalu terkait dengan hubunganku dengan Anton yang berantakan karena hubungan jarak jauh.
Apa yang kutakutkan menjadi kenyataan karena Tony lama tidak memberi kabar dan pada suatu saat aku mendengar kabar dari seorang teman bahwa ia akan melangsungkan pernikahan. Ternyata Tony harus menikah dengan perempuan yang sudah dijodohkan orang tuanya.
Kegagalan cinta untuk kedua kalinya membuat hatiku hancur lebur. Sempat terpikir untuk mejadi jomblowati agar tidak disakiti oleh seorang laki-laki.
Namun naluri seorang wanita yang sudah dianugrahi tuhan dari lahir tak bisa kutolak karena nasib mempertemukanku dengan Erik, seorang pengusaha muda yang dikenalkan oleh seorang teman.
Singkat cerita, aku berpacaran dengan Erik yang memang berparas tampan. Entah apa sebabnya aku merasa sangat bahagia bersama Erik karena memang ia penuh perhatian.
Sudah sekitar 10 bulan hubungan kami berjalan dan kuharap hubungan dengan Erik adalah yang terakhir kalinya. Ini artinya kuberharap bisa menikah dengan lelaki pujaanku.
Sungguh sayang harapanku tidak bisa menjadi kenyataan karena Erik tiba-tiba memutuskan hubungan karena harus menikah dengan seorang wanita yang telah ia hamili.
Hancur lebur perasaanku saat mendengar kabar pernikahan Erik dan aku berjanji untuk tidak mau lagi menjalankan sebuah hubungan dengan seorang pria. Sungguh tragis. [Vivi Tan / Jakarta]