Siapakan yang akan menemani anda ketika anda tidak punya orang tua lagi? Anda akan mendapatkan pendamping terbaik yaitu suami anda.
Walaupun banyak sekali kisah suami yang kawin lagi dan meninggalkan istrinya dan anak-anaknya, tetapi masih ada beberapa kisah yang sangat dramatis dan juga romatis dari seorang suami kepada istrinya seperti kisahku ini.
Kisahku yang berawal dari vonis dokter yang mengatakan bahwa istriku mengidap sakit jiwa. Aku ini seperti diguncang dengan gempa berkekuatan besar.
Aku memang telah sering melihat tingkah aneh dari istriku terutama setelah anak kami meninggal dan istriku mendapatkan berbagai tekanan dari pihak keluarganya sendiri tetapi aku tidak pernah menyangka bahwa istriku tersebut mengalami tekanan jiwa yang berkelanjutan dan menyebabkan penyakit sakit jiwa.
Dengan menghadapi kenyataan dan vonis dokter ini, banyak sekali masalah dan pikiran yang timbul dalam hati aku ini.
Aku adalah pria yang normal dan bisa saja aku memilih untuk mencari istri yang lainnya dan meninggalkan istri yang sakit jiwa ini dirumah sakit jiwa.
Apakah ini yang aku lakukan? Aku mendapatkan banyak tekanan dari keluarga besarnya. Hampir semua keluarga besar istriku menginginkan aku meninggalkan istriku di rumah sakit jiwa dan mencoba mencari istri yang baru dan hidup bahagia. Aku terus berpikir dan terus berdoa agar diberikan solusi yang tepat bagi masalahku kali ini.
Aku pergi merenung dan mengunjungi tempat yang tenang untuk berpikir. Aku telah berjanji pada Tuhan akan selalu menemani istri pada saat suka dan duka, dalam untung dan malang untuk selamanya.
Ini janji yang diucapkan ketika menikahi istriku. Kini istriku sedang dalam kondisi yang sangat buruk dan membutuhkanku dan aku tidak akan meninggalkan istriku sedetikpun.
Aku memutar memori ketika istriku masih sangat sehat dan bisa melayani aku dengan sangat baik. Istriku sangat cekatan dan trampil.
Aku mencintai istriku lebih dari apapun didunia ini terlebih setelah anak semata wayangnya juga meninggal. Aku tidak mau kehilangan orang yang sangat dicintaiku untuk kedua kalinya lagi.
Aku kemudian mencari jalan untuk lepas dari masalah ini. Aku mau meninggalkan kesibukan sehari-harinya sebagai direktur sebuah perusahaan besar dan meninggalkan segala kehidupan mewah untuk merawat istri yang paling aku sayangi.
Aku berusaha mencari seorang ahli jiwa yang akan memberikan terapi kepada istriku. Aku membawa istriku keluar kota agar terhindar dari kenangan dengan keluarga yang tidak mencintainya dan berusaha membangkitkan memori tentang cinta mereka berdua.
Aku tidak pernah bosan menceritakan kisah yang lucu dan membahagiakan setiap harinya agar istri merasa sangat tenang dan bisa segera pulih.
Dengan kondisi jiwa yang selalu tenang dan bahagia, maka peluang untuk lepas dari sakit jiwa akan semakin besar pula. Semua aku lakukan semata-mata karena aku sangat menyanyangi istriku.
Dengan ketulusan jiwa dariku, istri bisa sedikit demi sedikit pulih dari sakit jiwanya. Butuh pengorbanan yang sangat besar untuk memulihkan istrinya.
Aku telah kehilangan karir, uang, kekayaan, kemewahan dan hal-hal lainnya hanya untuk membahagiakan dan menyelamatkan jiwa yang dicintai. Pengorbanan aku kepada istriku ini bisa dijadikan contoh yang baik bagi keluarga muda.
Keluarga muda seharusnya tidak langsung berputus asa dengan segala masalah dalam hidup karena selalu ada pengorbanan dan nikmat dalam hidup kita. Ketika kita rela berkorban, kita akan bersiap merasakan nikmat dari yang maha kuasa. [Vivi Tan / Jakarta]
Walaupun banyak sekali kisah suami yang kawin lagi dan meninggalkan istrinya dan anak-anaknya, tetapi masih ada beberapa kisah yang sangat dramatis dan juga romatis dari seorang suami kepada istrinya seperti kisahku ini.
Kisahku yang berawal dari vonis dokter yang mengatakan bahwa istriku mengidap sakit jiwa. Aku ini seperti diguncang dengan gempa berkekuatan besar.
Aku memang telah sering melihat tingkah aneh dari istriku terutama setelah anak kami meninggal dan istriku mendapatkan berbagai tekanan dari pihak keluarganya sendiri tetapi aku tidak pernah menyangka bahwa istriku tersebut mengalami tekanan jiwa yang berkelanjutan dan menyebabkan penyakit sakit jiwa.
Dengan menghadapi kenyataan dan vonis dokter ini, banyak sekali masalah dan pikiran yang timbul dalam hati aku ini.
Aku adalah pria yang normal dan bisa saja aku memilih untuk mencari istri yang lainnya dan meninggalkan istri yang sakit jiwa ini dirumah sakit jiwa.
Apakah ini yang aku lakukan? Aku mendapatkan banyak tekanan dari keluarga besarnya. Hampir semua keluarga besar istriku menginginkan aku meninggalkan istriku di rumah sakit jiwa dan mencoba mencari istri yang baru dan hidup bahagia. Aku terus berpikir dan terus berdoa agar diberikan solusi yang tepat bagi masalahku kali ini.
Aku pergi merenung dan mengunjungi tempat yang tenang untuk berpikir. Aku telah berjanji pada Tuhan akan selalu menemani istri pada saat suka dan duka, dalam untung dan malang untuk selamanya.
Ini janji yang diucapkan ketika menikahi istriku. Kini istriku sedang dalam kondisi yang sangat buruk dan membutuhkanku dan aku tidak akan meninggalkan istriku sedetikpun.
Aku memutar memori ketika istriku masih sangat sehat dan bisa melayani aku dengan sangat baik. Istriku sangat cekatan dan trampil.
Aku mencintai istriku lebih dari apapun didunia ini terlebih setelah anak semata wayangnya juga meninggal. Aku tidak mau kehilangan orang yang sangat dicintaiku untuk kedua kalinya lagi.
Aku kemudian mencari jalan untuk lepas dari masalah ini. Aku mau meninggalkan kesibukan sehari-harinya sebagai direktur sebuah perusahaan besar dan meninggalkan segala kehidupan mewah untuk merawat istri yang paling aku sayangi.
Aku berusaha mencari seorang ahli jiwa yang akan memberikan terapi kepada istriku. Aku membawa istriku keluar kota agar terhindar dari kenangan dengan keluarga yang tidak mencintainya dan berusaha membangkitkan memori tentang cinta mereka berdua.
Aku tidak pernah bosan menceritakan kisah yang lucu dan membahagiakan setiap harinya agar istri merasa sangat tenang dan bisa segera pulih.
Dengan kondisi jiwa yang selalu tenang dan bahagia, maka peluang untuk lepas dari sakit jiwa akan semakin besar pula. Semua aku lakukan semata-mata karena aku sangat menyanyangi istriku.
Dengan ketulusan jiwa dariku, istri bisa sedikit demi sedikit pulih dari sakit jiwanya. Butuh pengorbanan yang sangat besar untuk memulihkan istrinya.
Aku telah kehilangan karir, uang, kekayaan, kemewahan dan hal-hal lainnya hanya untuk membahagiakan dan menyelamatkan jiwa yang dicintai. Pengorbanan aku kepada istriku ini bisa dijadikan contoh yang baik bagi keluarga muda.
Keluarga muda seharusnya tidak langsung berputus asa dengan segala masalah dalam hidup karena selalu ada pengorbanan dan nikmat dalam hidup kita. Ketika kita rela berkorban, kita akan bersiap merasakan nikmat dari yang maha kuasa. [Vivi Tan / Jakarta]