Orang itu menjawab, "Maaf, teman. Saya seorang timpang. Saya tak dapat menolongmu." Orang buta itu segera menjawab, "Tetapi itu sesungguhnya sangat bagus. Jika kita bersama-sama, dengan bantuan matamu saya dapat melihat. Dan dengan bantuan kakiku engkau dapat berjalan." Orang timpang itu berpikir bahwa ini suatu gagasan yang baik juga. Dengan demikian keduanya bisa bersama-sama menyeberang.
Mereka melewati sebuah jalan sempit, ketika tiba-tiba orang timpang berkata, "Temanku, sedikit di depan lagi ada sebuah dompet tergeletak. Jika engkau mengikuti petunjuku kita akan mendapatkannya." Dengan gembira orang timpang itu menuntun orang buta ke tempat di mana tergeletak dompet itu. Orang timpang itu mengambilnya, dan ketika dibuka mereka menemukan sejumlah uang di dalamnya.
"Ini sungguh suatu temuan!" seru orang timpang itu dengan sangat gembira. Sekarang aku dapat makan enak untuk beberapa lama."
"Bukan engkau sendiri," bantah orang buta itu. "Engkau melupakan aku. Jika bukan karena kakiku, dompet itu tidak ada di tanganmu saat ini."
Dengan agak enggan orang timpang itu setuju untuk membagikan uang hasil temuan itu.
Jika seseorang membantumu untuk mendapatkan keuntungan, dia pantas mendapatkan bagiannya. [Elisabeth Wang / Banda Aceh / NAD / Tionghoanews]