KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 11 Juli 2012

AKU MEMANG PEKERJA SEKS PRIA

Tidak hanya perempuan yang menjajakan seks. Aku salah satu penjaja seks bagi para istri-istri kesepian seperti istri pejabat, istri tentara, istri pelaut dan istri-istri dengan suami yang jarang sekali pulang.

Aku lebih ingin melayani perempuan tua atau setengah baya dengan uang yang banyak sehingga aku pun akan mendapatkan bayaran yang pantas.

Sebenarnya ada berbagai alasan bagiku mengapa aku memilih menjadi pekerja seks komersial dan alasannya tidak selalu melulu tentang uang sebenarnya. Aku punya banyak alasan baik alasan yang umum dan alasan yang khusus.

Alasan yang umum dan sudah diutarakan diatas adalah tentang pemenuhan kebutuhan keluarga dan anak-anakku yang harus tetap mengenyam pendidikan di sekolah. Mencari uang dikota besar seperti Jakarta juga membuatku sangat kesulitan mendapatkan uang setiap harinya.

Apalagi dengan latar belakang pendidikanku yang tidak terlalu bagus dan tinggi, aku  tidak berharap mendapatkan pekerjaan diperusahaan besar dengan gaji yang melimpah sehingga semua kebutuhan istriku bisa terpenuhi.

Walaupun tujuan utamaku untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anakku, Aku juga punya alasan khusus mengapa akhirnya aku tertarik menjadi seorang pekerja seks pria.

Pertama karena aku sangat ingin sekali menikmati petualangan yang beresiko. Aku merasa sangat tertantang dalam hidupku ini. Bahkan aku terkadang tidak dapat menikmati hidup tanpa mencoba tantangan yang baru dan mengandung resiko.

Resiko yang terbesar dari pekerjaan ini adalah terkena HIV. Aku selalu melayani berbagai wanita setiap hari. Ini membuatku semakin besar mendapatkan resiko terkena HIV.

Resiko lainnya tentu kehancuran rumah tanggaku dan hubungan yang buruk dengan istri dan anak-anakku. Tetapi semuanya ku singkirkan demi misi utamaku menghidupi mereka dengan baik

Resiko lainnya adalah pengucilan dari lingkungan tempat tinggalku. Untuk resiko yang satu ini, aku masih pintar menutupi pekerjaanku dengan cara mengatur strategi pekerjaanku ini. Aku tidak akan keluar rumah pada malam hari seperti pekerja seks komersial yang lainnya.

Sebaliknya aku akan keluar dan menjajakan diri pada siang hari. Di mata lingkunganku, aku akan terlihat seperti pergi ke kantor seperti biasa padahal pekerjaan tanpa sepengatahuan mereka bahkan istriku , sehari-hari pekerjaanku adalah menjajakan seks.

Alasan khusus yang berikutnya adalah mencari hal yang baru dan menantang khususnya dalam seks. Aku ingin menikmati suasana yang baru dengan wanita-wanita yang baru pula.

Aku terkadang cenderung bosan dengan permainan yang itu-itu saja dan aku pekerjaanku ini sebagai sarana untuk memperoleh sensasi yang baru, variasi seks yang baru dan bayaran untuk kehidupan keluargaku.
 
Aku juga sadar dengan potensi dalamu tubuhku. Aku punya wajah yang lumayan ganteng dan punya tubuh besar dan tegap. Semua wanita pasti ingin menggunakan jasaku. Lalu bagaimana cara kerjaku setiap hari? Seperti yang telah dikemukakan diatas, aku tidak akan terlihat seperti pekerja seks oleh lingkunganku.

Aku kini telah menggunakan teknologi dalam menjaring mangsaku dan melayani pelangan-pelanggan setiaku. Banyak dari pekerja seks yang menggunakan akun jejarin social untuk mempromosikan layanan seksnya begitu pula denganku.

Terkadang aku juga yang mempromosikan layanan seks dari koran. Aku biasanya menggunakan kata-kata yang tidak secara langsung menyatakan bahwa aku akan menjajakan seks. Aku memberikan jasa pijat kepada semua wanita. Ini hanya sebuah kedok dari praktek pekerja seks pria yang marak ada di kota-kota besar.

Walapun dalam keseharianku aku bekerja sebagai pekerja seks pria, namun aku tetap mencintai istriku. Pekerjaan ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan anak-anakku untuk sekolah dan istri tercintaku untuk membeli kebutuhan sehari-hari. [Vivi Tan / Jakarta]
 

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA