KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 13 Oktober 2012

AKU TERBUAI PENJAGA VILLA TUA

Kereta Api yang membawaku menuju Surabaya, sepertinya berjalan sangat lambat, rasa bosan dan jenuh berkali-kali menyergapku, sepertinya rasa itu tahu jika liburan kali ini aku tak lagi di temani Andre yang telah pergi meninggalkan aku empat bulan lalu tanpa sepotong pesan. Padahal biasanya Andre selalu menemani di saat-saat aku sedang membutuhkannya dan sekarang entah dimana ia berada.

Tiba di stasiun, pandangan mataku langsung berkeliaran mencari-cari sesuatu atau persisnya seseorang yang telah berjanji menjemputku saat aku tiba. Namun sampai lelah mataku menerawang, tak kulihat satu mahlukpun yang menanti kedatanganku. Dan itu membuat rasa lelah dan jenuh semakin menjadi-jadi.

Setelah beberapa jam menunggu dan orang yang menjemputku tak kunjung tampak batang hidungnya, aku memutuskan untuk menggunakan jasa taksi mengantarkanku ke sebuah rumah atau tepatnya villa pamanku yang berada di Utara Surabaya. Dan taksi yang kutumpangipun bergerak menuju tempat yang kusebutkan.

Di depan pintu bangunan tua inipun tak terlihat satupun manusia. Aku berusaha membuka pintu dan menuju ke dalam villa yang kelihatannya sangat sunyi. Setelah berada di halaman, barulah ada orang tua yang menghampiriku, tatapan matanya yang dingin sempat membuatku takut. "Mbak Tia, yaĆ¢€¦." Dan aku tergagap mendengar pertanyaan itu. Setelah termenung sejenak aku menganggukan kepala dan orang tua itupun mengambil alih bawaan yang sejak tadi kutenteng seraya mempersilahkan aku masuk ke ruang tengah yang menurutku lumayan megah.

Sambil berjalan si orang tua menjelaskan bahwa pamanku tak sempat menjemput karena beliau harus menghadiri undangan makan siang bersama kolega kerjanya, yang ada di rumah hanya Robby anak angkat pamanku yang usianya tak berbeda jauh dari usiaku saat ini. Dan dalam hati aku masih sempat merasa bersyukur bahwa aku bisa bersua kembali dengan si ganteng Robby. Saat itu Robby sedang berada di kolam renang setelah seharian berada di luar rumah.

Entah mengapa langkah kakiku langsung menuju kolam renang di mana Robby berada, dan betapa ku terkejut saat mataku menatap tubuh atletis Robby yang hanya mengenakan celana renang yang sangat ketat hingga menampakan tonjolan yang membangkitkan gairah dan birahiku.

Apalagi saat Robby menatapku dan melambaikan tangannya ke arahku, entah karena apa aku seperti dihipnotis dan menurut saja ketika Robby mengajakku berenang bersama, aku hanya bisa menganggukan kepala dan melepas pakaian luarku, dan tanpa basa-basi aku lalu menceburkan diri, padahal aku tahu persis bahwa aku tak pandai berenang dan selanjutnya sudah bisa ditebak, saat kakiku menyentuh air aku langsung tenggelam.

Untunglah Robby dengan cekatan meraih pinggangku, dan tanganku secara reflek merangkul pinggangnya, saat muncul dipermukaan aku masih merangkul tubuhnya dan seketika kehangatan menghapus keterkejutanku saat tenggelam tadi. Tiba di bibir kolam Robby masih sempat tersenyum kepadaku dan secara tiba-tiba ia mendaratkan kecupannya dibibirku.

Walau terkejut aku tak berusaha menghindarinya, malah sebaliknya aku berusah membalas ciumannya. Permainan itu ternyata berlanjut, aku dan Robby berusaha saling memberikan sentuhan, rabaan bahkan remasan hingga akhirnya Robby mengangkatku ke pinggir kolam renang, melucuti pakaian dalamku, menekuk kedua kakiku dan dengan tiba-tiba mendesakkan bagian bawah tubuhnya hingga aku mengerang merasakan getaran yang mengasyikan.

Satu jam telah berlalu dan permainan ini sepertinya belum akan usai, karena saat itu Robby telah membopongku ke dalam kamar. Di dalam kamar desakan dan hentakan yang dilakukan Robby semakin membuatku menggeliat kian kemari. Dari mulutku tak henti-hentinya mengeluarkan desahan nafas yang semakin memburu dan puncak kenikmatanpun akhirnya kami rasakan bersama dengan lenguhan panjang.

Aku begitu terkejut saat membuka mata, apalagi saat mendengar suara pamanku yang tengah berusaha membangunkan aku . Dengan reflek aku berusaha meraih selimut untuk menutupi tubuku yang telanjang. Di depanku berdiri tegak pamanku yang tersenyum melihat aku tertidur di atas sofa yang berada di ruang depan.

Sejenak aku mengerutkan dahi untuk mengumpulkan kesadaranku. Saat paman bertanya, kapan aku datang dan bagaimana caranya masuk ke dalam rumah, karena menurut Paman pintu gerbang masih terkunci dan tak ada orang yang menjaga rumah saat paman pergi menjemputku di stasiun.

Kelu lidahku tak bisa menjawab pertanyaan Paman. Sesaat kemudian aku lebih ternganga ketika saat itu muncul Robby di belakang paman dan bertanya persis seperti yang ditanyakan pamanku. Ia menanyakan bagaimana aku dapat memasuki rumah dan mengapa aku tertidur di atas sofa. Ya Tuhan aku semakin bingung dan tiba tiba bulu kudukku berdiri bersamaan dengan kegelapan yang menerjangku. [Vivi Tan / Jakarta]
 
Berita | Internasional | Budaya | Kehidupan | Kesehatan | Iptek | Kisah

PESAN KHUSUS

Ingat ! Anda juga bisa mengirim berita kegiatan/kejadian yang berhubungan dengan Tionghoa tempat tinggal anda atau artikel-artikel bermanfaat ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA