Pada zaman kuno, ada seseorang bernama Xin yang mengelola kedai kecil. Satu hari, seorang pengemis datang dan memintanya semangkuk arak. Mr. Xin tidak memandang rendah orang itu karena penampilannya dan menawarkan semangkuk besar arak tanpa bayaran.
Selama enam bulan, orang itu datang tiap hari dan meminta arak. Mr. Xin menyajikannya setiap hari dengan sabar.
Suatu hari, orang itu berkata kepada Mr. Xin, "Saya berhutang terlalu banyak padamu, tapi saya tidak punya uang untuk membayarnya." Ia kemudian mengambil kulit jeruk dari keranjang yang dibawanya dan menggambar pagoda kuning di tembok dengan kulit jeruk.
"Tepukkan tanganmu ketika tamu hadir dan pagoda akan berdansa," kata orang itu. Ia kemudian menepukkan tangan dan bernyanyi untuk menunjukkannya dan pagoda itu keluar dari tembok dan menari, mengikuti irama.
Selama itu, kedai Mr. Xin menjadi terkenal karena pagoda menarinya. Banyak pengunjung datang untuk menyaksikan keajaiban dan Mr. Xin mendapatkan banyak keuntungan selama itu.
Suatu hari, orang itu kembali. Mr. Xin berterima kasih padanya dan menawarkan tunjangan finansial seumur hidupnya. Orang itu tersenyum dan berkata, "Bukan itu maksud kedatanganku." Ia mengeluarkan serulingnya untuk memainkan beberapa nada. Ketika orang itu bermain, awan turun dari atas dan pagoda itu terbang ke awan. Orang itu menunggangi pagoda, terbang ke surga.
Mr. Xin sangat berterima kasih pada orang itu, yang dipercayainya sebagai Dewa Tao. Sebagai terima kasihnya, Mr. Xin membangun pagoda di lokasi di mana orang itu dan pagodanya naik. Dinamai dengan Pagoda Kuning.
Disalin oleh: Chen Mei Ing