KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 21 Maret 2011

BUNGA LILY NAN ABADI

Cinta hangat bagai mentari di musim panas, cinta semarak bagai bunga di musim semi, cinta agung bagai gunung yang tinggi, cinta abadi bagai bintang di malam hari.

Air laut di pantai California sangat tenang saat itu, menanggalkan seluruh ketidak sabaran dan keganasannya beberapa waktu lalu, ombak di permukaan juga tidak besar, suasana luar biasa sunyi senyap telah membawa semacam tekanan yang sangat berat. Hanya bunga-bunga putih yang mengapung di permukaan air, membawakan sedikit cahaya dan kehangatan dari keadaan yang sunyi dan menekan ini.

Beberapa hari ini, diatas lautan telah mengapung beruntai-untai bunga lily, setiap hari banyak orang yang datang ke pantai untuk menaburkan bunga. Mereka sepatah katapun tidak bicara, hanya termenung diam-diam mengamati bunga-bunga lily yang putih bersih.

Di antara kerumunan orang, ada seorang gadis yang bertubuh tinggi, ramping, bermata biru dan berambut pirang, dikedua matanya yang indah telihat  sedih berlinangan air mata. Dia adalah salah satu orang dari 22 orang yang terselamatkan dari kecelakaan laut yang menyebabkan kapal Yadena  tenggelam.

Dia bernama Mary Lynn dari Italia, dia sangat menyukai Amerika, adalah tipe orang yang mengenal Amerika.

Dia bertamasya ke California sendirian. Ketika alarm berbunyi pertama kali Mary Lynn sangat panik. Seumur hidupnya baru pertama kali naik kapal bertamasya diatas lautan, sama sekali tidak tahu bagaimana menggunakan baju pelampung.

Menghadapi lautan luas yang tidak bertepi juga ombak besar yang bergelora, Mary Lynn hanya bisa tercengang, air matanya tak tertahankan terburai diatas wajah cantiknya. Saat itu ada dua orang pemuda dari Amerika menghampiri dirinya, membantu dia menggenakan baju pelampung.

Mary Lynn melihat jalan lintasan diatas kapal sudah semrawut, segera jelas keseriusan masalah ini. Dengan bingung tidak tahu apa yang harus dilakukan dia berlari menuju kerumunan orang, yang pria berinsiatif memberi jalan kepada wanita, anak-anak dan orang tua agar supaya dapat duluan tiba di geladak kapal.

Setelah berjuang selama beberapa jam, akhirnya kapal "Yadena" tertelan ombak besar tenggelam ke dalam lautan.air laut dengan cepat sekali membenamkan awak kabin. Didalam kabin berada beberapa pria, mereka menggunakan kepala, kaki dan tangan serta segala macam cara, yang pada akhirnya menghancurkan kaca yang telah diperkeras, orang pertama yang lolos keluar dari kabin adalah Mary Lynn - para pria sekali lagi meninggalkan harapan untuk hidup kepada dirinya.

Setelah keluar dari kabin, di dalam lautan Mary Lynn juga hanya bisa bergantung pada permainan ombak besar yang menobang-ambingkan dirinya. Tiba-tiba dia kelihatan satu perahu karet penyelamat, diatas perahu telah duduk seorang pria tua, orang tua tersebut menjulurkan tangan untuk membantunya naik keatas perahu, tapi dia menghabiskan segenap tenaganya pun masih belum bisa naik ke atas perahu penyelamat.

Saat itu datanglah satu ombak besar, ada seorang pria tergulung ombak ke samping Mary Lynn, tanpa sedikit pun keraguan pria itu mendorong dirinya untuk membantu dia naik ke perahu penyelamat, dan ketika Mary Lynn menjulurkan tangan kepada pria ini, dia sudah tergulung ombak besar ke dasar lautan, tak berbekas sedikit pun…

Melihat kejadian ini Mary Lynn tertegun, lebih-lebih air mata orang tua itu terburai.

Perahu masih tetap terombang-ambing di atas ombak yang bergelora, Mary Lynn menangis tersedu-sedu, orang tua itu mengelus kepalanya dan berkata, "Jangan takut, Nak…! Tidak peduli akhirnya bagaimana, saya akan sekuat tenaga membantu dirimu, karena kamu masih muda, sudah pasti harus berusaha untuk tetap hidup, sedangkan saya sudah tua."

Mary Lynn berhenti menangis, saat itu, di permukaan lautan sudah ada sedikit cahaya. Tiba-tiba, datang lagi satu ombak besar yang membalikkan perahu karet tersebut, Mary Lynn mati-matian memegang tali pada perahu penyelamat itu, akan tetapi orang tua yang bersamanya tadi telah hilang dalam sekejab, tertelan ombak ke dalam lautan yang dalam.

Mary Lynn sibuk dengan urusan sendiri karena ia tidak bisa berenang, tapi dia pernah menonton film pertolongan diri sendiri, maka dari itu dia menggunakan dua jari tangannya dimasukkan ke dalam lubang hidung untuk mencegah agar air laut tidak masuk ke dalam hidung yang dapat membuatnya mati tersedak air, dia menggunakan mulutnya untuk bernafas.

Lama setelah itu Mary Lynn mendapati dirinya dan perahu penyelamat itu sudah mendekati pantai, ombak di pinggir pantai juga sangat dahsyat, ada orang yang ingin menariknya tapi tidak berhasil, dia terseret lagi menjauh dari pantai. Dalam situasi yang sangat kritis itu, ia bergegas melepaskan tali perahu, datanglah sebuah ombak yang menghantarkan dia ke tepi pantai. Saat itu seorang nelayan menggunakan selimut katun membungkus tubuhnya.

Akhirnya ia berhasil lolos dari belitan kematian, beruntung dia telah hidup, akan tetapi 280 orang lain yang sekapal yang berasal setanah air telah sirna selamanya di dalam lautan yang amat dalam. (*v*)

[Mobile Upload by: Chen Mei Ing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA